Suara.com - Sebuah potongan video lama Presiden Joko Widodo yang mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbingnya, Kasmudjo, pada sebuah momen di tahun 2017, kembali menjadi sorotan publik setelah diangkat ulang oleh ahli forensik Rismon Sianipar melalui akun X miliknya.
Unggahan tersebut kembali menyulut diskusi seputar validitas ijazah Jokowi, yang sebelumnya sempat menjadi polemik nasional.
Dalam video yang beredar, Jokowi tampak berdiri di samping Kasmudjo dan menyampaikan ucapan terima kasihnya dengan hangat, sembari mengenang proses penyusunan skripsinya di jurusan Teknologi Kayu, Fakultas Kehutanan UGM.
"Makasih karena bimbingan bapak di jurusan teknologi kayu, saya bisa menyelesaikan skripsi saya meskipun saya lupa juga bolak baliknya berapa kali. Mana begitu maju, dibentak, balik, lho galak sekali. Tapi sekarang alhamdulillah atas bimbingan pak Kasmudjo," ujar Jokowi saat itu.
Namun, pernyataan itu tampaknya bertentangan dengan pengakuan Kasmudjo sendiri yang belakangan justru menyatakan bahwa dirinya bukanlah dosen pembimbing skripsi Jokowi, melainkan hanya pembimbing akademik.
"Saya tidak membimbing (skripsi), tidak mengetahui, tidak ada prosesnya, karena pembimbingnya itu Prof. Sumitro," tegas Kasmudjo saat diwawancarai media di kediamannya di Sleman, Yogyakarta, pada 14 Mei lalu.
Ia menambahkan bahwa dirinya bahkan belum pernah melihat ijazah Jokowi secara langsung, sehingga merasa tidak bisa memberikan komentar lebih jauh mengenai keasliannya.
Pernyataan ini pun diperkuat oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta. Menurutnya, Kasmudjo saat itu memang masih berstatus sebagai asisten ahli (golongan IIIb) dan belum memiliki wewenang penuh untuk membimbing skripsi mahasiswa.
"Nama jabatan pertama masuk dosen setelah CPNS dan memenuhi syarat, itu asisten ahli," jelasnya.
Baca Juga: Nizar Ahmad Saputra, Dari Relawan Jokowi Kini Diangkat Jadi Komisaris Bank Syariah Indonesia
Melalui unggahan videonya, Rismon Sianipar menyindir keras pernyataan Jokowi di tahun 2017 yang dianggapnya sebagai bentuk kebohongan publik. Ia menulis:
"Kasmudjo mengungkap saat Jokowi kuliah tahun 1980-1985, dia masih menjadi dosen golongan IIIb atau asisten dosen, sehingga belum boleh mengajar langsung dan hanya diperkenankan memberikan pendampingan kepada mahasiswa. BERARTI, di 2017 JOKOWI TELAH MENIPU PUBLIK!," tulisnya.
Unggahan ini pun dengan cepat viral dan memicu beragam reaksi netizen. Ada yang menyayangkan pernyataan Jokowi di masa lalu, sementara yang lain mencoba memberi sudut pandang alternatif.
Pengguna @tuk**** menulis, "Bukankah ini kontradiktif bang: dahulu @jokowi memperkenalkan beliau sebagai dospemnya dan beliau meng iya kan, tetapi mengapa saat ini pak Kasmudjo mengaku hanya sbg asdos. Jadi siapa yg bohong dlm hal ini?."
Namun, tidak semua melihatnya sebagai bentuk kebohongan. Akun @sin**** mencoba memberi penjelasan lebih lunak, "Lebih tepatnya Bapak Kasmudjo adalah mentor nya Pak Jokowi, seseorang yang meninggalkan kesan yang mendalam saat pak Jokowi sedang berproses di UGM."
Komentar serupa juga datang dari @agn**** yang mempertanyakan kemungkinan pembohongan publik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Kemera Terbaik, Mudah Tapi Bisa Diandalkan
-
Kontroversi Penalti Kedua Timnas Indonesia, Analis Media Arab Saudi Soroti Wasit
-
6 Rekomendasi HP Murah Baterai Jumbo 6.000 mAh, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
7 Fakta Bakengrind, Roti 'Bebas Gluten' yang Diduga Penipuan dan Membahayakan
Terkini
-
10 Tips dari Guru Besar Kriminologi UI Ini Jamin Karya Jurnalis Lebih Konstruktif, Antiperpecahan
-
Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025, Apakah Libur? Ini Ketentuan Pemerintah
-
Ungkit Kasus Dokumen Palsu hingga ART Disiksa Majikan, PDIP Usul Satgas Perlindungan Buruh Migran
-
Resmi Tangguhkan Penahanan Figha Lesmana, Kapolda Metro Jaya Ungkap Alasan Ini!
-
Suporter Indonesia Luapkan Kekecewaan di Arab Saudi: Sekarang Semuanya Ngumpul di Sini
-
Kondisi Nadiem Makarim Terkuak: Dioperasi Ambeien, Kini Kembali Mendekam di Rutan Salemba
-
7 Fakta Pembunuhan Sadis Dina Oktaviani: Pelaku Rekan Kerja, Terancam Hukuman Mati
-
Siang Ini, Prabowo Panggil Tiga Menteri dan Satu Wamen Menghadap ke Istana
-
Putus Rantai Cacingan, Kemenkes Ajak Orang Tua Rutin Beri Obat Cacing dan Jaga Kebersihan Anak
-
Sejalan dengan Prabowo, TNI Sebut Sudah Terapkan Meritokrasi dalam Promosi Jabatan, Ini Contohnya