Suara.com - Pengamat politik, Rocky Gerung mencermati soal langkah Presiden ke-7 RI, Jokowi yang akhirnya memilih berlabuh kepada Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Terkait hal itu, Rocky Gerung menyebut jika Jokowi masih ketagihan kekuasaan setelah satu dekade menjadi kepala negara.
Pernyataan itu disampaikan Rocky Gerung dalam siniar yang tayang di akun Youtube pribadinya, beberapa waktu lalu.
Dalam siniar itu, Rocky Gerung juga menyebut alasan Jokowi menjadikan PSI sebagai kendaraan politiknya untuk menangkal sejumlah isu yang berkembang termasuk upaya pemakzulan terhadap Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka yang diserukan oleh Forum Purnawirawan Prajurit TNI.
"Ya memang Pak Jokowi harus ada persiapan, backup politik karena apa pun analisis orang terhadap pemakzulan
Gibran misalnya, terhadap kasus Fufufafa, terhadap ijazah pak Jokowi," kata Rocky Gerung.
"Tetap Jokowi sudah tumbuh sebagai, kita sebut saja politisi yang sudah ketagihan kekuasaan. Kita nyebut ketagihan dalam arti apa pun yang bisa dikenang oleh beliau, terhadap 10 tahun itu (menjabat presiden). Dalam 10 tahun itu membekas di dalam lobus frontalnya di dalam bagian depan otaknya. Artinya dia akan pakai seluruh pengalaman politiknya untuk menguji apakah dia masih mampu untuk mengatur politik Indonesia," lanjut Rocky sebagaimana dikutip Suara.com pada Rabu (11/6/2025).
Rocky pun meyakini jika Jokowi tidak mungkin pensiun dari percaturan politik di Tanah Air selepas purnatugas sebagai presiden. Menurutnya, Jokowi masih terus mencoba membuka kembali pengaruh demi menjaga dinasti politiknya.
"Pensiun tentu tidak mungkin karena dia masih harus terlibat mempersiapkan anak-anaknya. Dia masih harus beraktivitas secara intensif untuk menggalang potensi dia kembali berpengaruh atau paling tidak ada di dalam lingkaran politik elite itu. Jadi itu adalah hal yang sebutnya saja yang natural," beber Rocky.
Lebih lanjut, Rocky menduga jika PSI memang sengaja dibentuk untuk kepentingan Jokowi. Diketahui, putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep masih memegang kendali PSI setelah didapuk menjadi ketua umum.
"Jadi politik itu sudah menjadi DNA-nya Pak Jokowi, apalagi semua anaknya sudah diinvestasikan ke dalam dunia politik. Jadi masuk akal kalau Pak Jokowi mulai berpikir untuk memiliki partai sendiri dan kelihatannya memang yang paling tepat adalah PSI, karena itu partai yang memang disediakan atau dia ingin disediakan buat dia tuh," ungkap Rocky.
Baca Juga: Kian Mesra, Siti Zuhro: Hubungan Prabowo-Megawati Bisa Redam Pengaruh Politik Jokowi
Rocky juga menambahkan jika langkah Jokowi untuk menjadi Ketum PSI sangat mudah karena putranya kini memegang pucuk kepemimpinan partai berlambang kepalan tangan yang menggenggam bunga mawar putih itu.
"PSI dengan sendirinya langsung terkait kepentingan putik Pak Jokowi. Entah itu dinasti. Entah itu seolah-olah harus dibuat kompetisi yang fair untuk jadi ketua. Tetapi dari segi potensi Pak Jokowi memimpin partai itu yang mudah sekali kan. Dengan cara apa pun, dia akan ada di dalam partai itu karena anaknya adalah ketua partai," ungkap Rocky.
Pilih Gabung PSI Ketimbang PPP
Diberitakan sebelumnya, Jokowi secara blak-blakan memilih bergabung dengan PSI. Pernyataan itu disampaikan Jokowi setelah namanya sempat masuk dalam bursa Calon Ketua Umum PPP. Namun Jokowi tidak tertarik untuk menjadi ketua umum partai berlambang kabah tersebut.
"Ndak lah, yang di PPP saya kira banyak calon-calon ketua umum yang jauh lebih baik yang punya kapasitas, kapasitas, punya kompetensi. Banyak calon yang sudah beredar kan banyak. Banyak sekali," kata dia saat ditemui, Jumat 6 Juni 2025.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut lebih tertarik menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Berita Terkait
-
Kian Mesra, Siti Zuhro: Hubungan Prabowo-Megawati Bisa Redam Pengaruh Politik Jokowi
-
Seret Nama Jokowi, Rocky Gerung soal Pemakzulan Gibran: Bukan Proses Berbahaya
-
Blak-blakan Dukung Forum Purnawirawan TNI Lengserkan Gibran, Rocky Gerung: Sangat Masuk Akal!
-
Diri di Belakang Megawati, Rocky Gerung Sebut Gibran Canggung: Wapres Kehilangan Marwah karena...
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Terbongkar! Bisnis Pakaian Bekas Ilegal Rp669 M di Bali Libatkan Warga Korsel, Ada Bakteri Bahaya
-
Mendagri Tegaskan Peran Komite Eksekutif Otsus Papua: Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah
-
Prabowo ke Menteri: Tenang Saja Kalau Dimaki Rakyat, Itu Risiko Pohon Tinggi Kena Angin
-
Bahlil Lapor ke Prabowo Soal Energi Pasca-Bencana: Insyaallah Aman Bapak
-
Manuver Kapolri, Aturan Jabatan Sipil Polisi akan Dimasukkan ke Revisi UU Polri
-
KPK Geledah Rumah Plt Gubernur Riau, Uang Tunai dan Dolar Disita
-
Bersama Kemendes, BNPT Sebut Pencegahan Terorisme Tidak Bisa Dilaksanakan Melalui Aktor Tunggal
-
Bareskrim Bongkar Kasus Impor Ilegal Pakaian Bekas, Total Transaksi Tembus Rp668 Miliar
-
Kasus DJKA: KPK Tahan PPK BTP Medan Muhammad Chusnul, Diduga Terima Duit Rp12 Miliar
-
Pemerintah Aceh Kirim Surat ke PBB Minta Bantuan, Begini Respons Mendagri