"Segitunya membela tambang. Semoga makin banyak orang yang terbuka mata, pikiran, dan kepeduliannya terhadap lingkungan," tulis salah satu pengguna X.
Kritik lain juga diarahkan pada peran ormas keagamaan yang kini justru diberikan kewenangan untuk mengelola tambang.
"Lagian, ormas keagamaan malah dikasih wewenang ngurus bisnis tambang, yang jelas-jelas merusak alam dan memicu konflik sosial," ujar netizen lain.
Beberapa netizen bahkan menyayangkan posisi Gus Ulil sebagai tokoh agama yang justru mempersempit isu lingkungan menjadi sekadar debat ideologis.
"Ulil sedang mencoba mengalihkan isu lingkungan dengan mempersempitnya jadi perdebatan ide. Padahal, masalah lingkungan itu fakta empiris: hutan jadi gundul, laut jadi keruh," sahut yang lain.
Sebelumnya, Gus Ulil menuai kontroversi lantaran menyebut beberapa kelompok lingkungan sebagai wahabi lingkungan.
Menurutnya, istilah itu merujuk pada sikap ekstrem yang menolak segala bentuk kompromi.
Gus Ulil menilai bahwa pendekatan yang hanya menggaungkan wokisme dan alarmisme global tidak sehat.
Dia mengusulkan konsep "reasonable environmentalist" atau aktivisme lingkungan yang menurutnya lebih rasional.
Baca Juga: Empat Izin Tambang Raja Ampat Sudah Dicabut, Pandji Pragiwaksono Ingatkan Waspada Provokator
Sementara itu, banyak aktivis lingkungan dan akademisi menyatakan keberatan atas framing yang disampaikan Gus Ulil.
Mereka menilai pelabelan seperti oligarki lingkungan atau wahabi lingkungan justru melemahkan perjuangan yang berangkat dari kenyataan di lapangan.
Kelompok yang dimaksud Gus Ulil adalah Greenpeace dan WALHI, yang sebelumnya sangat vokal terhadap ancaman kerusakan lingkungan di Raja Ampat akibat tambang nikel.
Kontributor : Chusnul Chotimah
Berita Terkait
-
Pemerintah Tak Punya Riset Dampak Tambang Nikel Terhadap Ekosistem Pesisir, Pakar Curiga Disengaja
-
Profil Ulil Abshar Abdalla, Anggap Penolak Tambang dan Wahabi Mirip
-
Bahlil Harus Tahu, Dampak Tambang di Pulau Kecil Bisa Langsung Menyebar Cepat Meski Berjarak 40 KM
-
Dampak Penambangan Nikel di Pulau Kecil: Lingkungan Rusak, Warga Terancam
-
Laporan Greenpeace: 12 Izin Tambang Nikel Masuk Kawasan Geopark Global UNESCO Raja Ampat
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Aktivitas Tambang Emas Ilegal di Gunung Guruh Bogor Kian Masif, Isu Dugaan Beking Aparat Mencuat
-
Sidang Ditunda! Nadiem Makarim Sakit Usai Operasi, Kuasa Hukum Bantah Tegas Dakwaan Cuan Rp809 M
-
Hujan Deras, Luapan Kali Krukut Rendam Jalan di Cilandak Barat
-
Pensiunan Guru di Sumbar Tewas Bersimbah Darah Usai Salat Subuh
-
Mendagri: 106 Ribu Pakaian Baru Akan Disalurkan ke Warga Terdampak Bencana di Sumatra
-
Angin Kencang Tumbangkan Pohon di Ragunan hingga Tutupi Jalan
-
Pohon Tumbang Timpa 4 Rumah Warga di Manggarai
-
Menteri Mukhtarudin Lepas 12 Pekerja Migran Terampil, Transfer Teknologi untuk Indonesia Emas 2045
-
Lagi Fokus Bantu Warga Terdampak Bencana, Ijeck Mendadak Dicopot dari Golkar Sumut, Ada Apa?
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka