Suara.com - Pakar telematika yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, kembali membuat pernyataan tajam terkait kontroversi ijazah Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Dalam sebuah perbincangan santai namun mendalam di podcast "Obrolan Waras" bersama mantan pimpinan KPK, Bambang Widjojanto, Roy Suryo secara terbuka mengakui bahwa ia dan rekan-rekannya memang "mencari-cari" dalam isu ini, namun dengan sebuah tujuan yang lebih fundamental: etika dan kejujuran.
Menanggapi tudingan bahwa ia sengaja mencari-cari kesalahan, Roy Suryo tidak menampik.
"Orang-orang bilang orang-orang Roy Suryo Cs itu mencari-cari saja. Ya, memang kami mencari," tegas Roy Suryo dalam podcast tersebut yang diunggah di kanal YouTube BWKEJORA baru-baru ini.
Ia kemudian melanjutkan dengan sebuah pernyataan yang menjadi inti dari perjuangannya.
"Tapi yang kita cari itu ini," ujarnya sambil membuka kemeja hitamnya dan menunjukkan kaos dalam bergambar Gibran Rakabuming Raka dengan tulisan "Nyari apa? ETIKA YANG HILANG". "Yang kita cari itu etika, kejujuran. Etika ini hilang," tambahnya.
Roy Suryo menganalogikan polemik yang terus bergulir ini dengan "Teori Badut" dan "Teori Srimulat".
Menurutnya, ada pihak yang sengaja memainkan isu ini agar terus menjadi perhatian publik, sekalipun dengan cara-cara yang tidak elegan, demi mengalihkan fokus dari substansi persoalan.
"Teori badut itu, badut mau terjerembab, mau terjungkal, mau jatuh, yang penting lucu dan membuat tertawa. Yang penting dia selalu mendapat perhatian," jelasnya.
Baca Juga: Dokter Tifa Tetap Prihatin Kondisi Jokowi Meski Dilaporkan ke Polisi, Singgung Kisah Sultan Mesir
Ia juga menyinggung "Teori Srimulat" untuk menggambarkan manuver politik yang menyesatkan. "Mau belok kanan, tapi sein-nya kiri," sindir dia.
Lebih jauh, Roy Suryo mengkritik keras sikap seorang pejabat senior yang pernah menyebut orang-orang yang mempertanyakan ijazah Jokowi sebagai orang dengan gangguan jiwa.
"Justru orang-orang yang tidak waras lah sebenarnya, mau mengakui suatu kebohongan atau tidak mau berpihak pada kejujuran," sanggahnya.
Ia bahkan melontarkan satir pedas, "Nanti luar negeri yang dikenal UPP nanti, bukan UGM. Universitas Pasar Pramuka," yang disambut tawa oleh Bambang Widjojanto.
Pakar telematika ini membeberkan bahwa pencarian kebenaran ini didasari oleh berbagai kejanggalan yang ia temukan, bukan sekadar opini.
Salah satu poin utamanya adalah keraguan terhadap proses akademik Jokowi di Universitas Gadjah Mada (UGM), mulai dari proses masuk hingga kelulusan. Ia menyoroti proses verifikasi faktual yang seharusnya dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Berita Terkait
-
Dokter Tifa Tetap Prihatin Kondisi Jokowi Meski Dilaporkan ke Polisi, Singgung Kisah Sultan Mesir
-
Publik Soroti Jokowi yang Diduga Pakai Alkes di Perut, Dokter Tifa Bilang Begini
-
Jokowi Didoakan Cepat Sembuh, Dr Tifa: Itu Penyakit Berat, Segera Bawa ke RS Terbaik Dunia
-
Wajah Jokowi Makin Memprihatinkan Saat Ulang Tahun ke-64, Diteriaki Warga Cepat Sembuh
-
Jokowi Batal Maju Calon Ketum PSI, Kaesang: Tak Mungkin Ayah dan Anak Bersaing
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- Siapa Shio yang Paling Hoki di 5 November 2025? Ini Daftar 6 yang Beruntung
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Ajukan PK, Adam Damiri Akan Hadirkan Enam Ahli di Sidang Asabri
-
Komisi VII DPR Sentil Industri Film Nasional: 60 Persen Dikuasai Kelompok Tertentu, Dugaan Monopoli?
-
Warga Baduy Korban Begal Ditolak RS? Ini Klarifikasi Gubernur Pramono Anung
-
Empat Gubernur Riau Terjerat Korupsi, KPK: Kami Sudah Lakukan Pencegahan Intensif
-
Usai Jerat Bupati, KPK Tetapkan 3 Tersangka Baru dalam Kasus Koltim
-
Wamendagri Wiyagus Tekankan Pentingnya Integritas dan Profesionalisme Penyelenggara Pemilu
-
Balas Dendam, Santri Korban Bullying Ngamuk Bakar Ponpes di Aceh Besar, Begini Kronologinya!
-
Sidang Perdana PK, Tim Hukum Eks Dirut Asabri Adam Damiri Ungkap 8 Bukti Baru
-
Teror Telepon Misterius ke Hakim Tipikor Medan Sebelum Kamar Pribadinya Ludes Kebakaran
-
Suara Eks Dirut ASDP Bergetar di Sidang Korupsi, Pleidoi Personal Soal Keluarga