Suara.com - Tewasnya diplomat muda, Arya Daru Pangayunan di kamar kosnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi masih menjadi misteri.
Pihak kepolisian pun, masih melakukan penyelidikan atas meninggalnya alumnus UGM ini. Bukan tanpa alasan, kematian Arya Daru dianggap janggal. Arya ditemukan tewas dengan lakban yang membelit wajahnya.
Narasi dugaan pembunuhan pun muncul di tengah masyarakat atas insiden tersebut. Satu-satunya yang bisa menjawab adalah hasil dari penyelidikan polisi.
Kematian Arya Daru Pangayunan dikenang oleh lembaga pendidikan yang ia tempati sebelumnya. Arya, adalah lulusan UGM.
Nur Rachmat Yuliantoro, Ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional (DIHI) UGM menyampaikan duka citanya atas kematian Arya Daru.
Keluarga besar DIHI UGM mengenang Arya sebagai alumnus S1 Ilmu HI angkatan 2005 yang cemerlang dan menjadi kebanggaan.
"[Almarhum] dikenal sebagai diplomat yang handal, Daru adalah kebanggaan kita semua. Semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan," ungkapnya, Rabu (9/7/2025).
Sementara, Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni, Arie Sujito, menyuarakan keprihatinan mendalam sekaligus tuntutan keadilan.
Menurutnya, jika terdapat kejanggalan, negara wajib hadir untuk mengungkap kebenaran di balik tragedi ini.
Baca Juga: Tim INAFIS Datangi TKP Penemuan Jenazah Staf Kemlu, Fokus di Kamar
"Tentu kita kehilangan sosok alumni berprestasi alumni HI Fisipol UGM yg memiliki karir yang baik. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik disisiNya," ujar Arie Sujito dalam keterangannya, Rabu.
Misteri ini mulai terkuak ketika Arya ditemukan tak bernyawa pada Selasa (8/7/2025). Penjaga indekos menjadi saksi pertama yang menemukan korban dalam kondisi mengenaskan, dengan bagian kepala hingga wajahnya tertutup rapat oleh lakban.
Temuan ini sontak mengubah kasus dari sekadar laporan orang meninggal menjadi dugaan kuat adanya tindak pidana.
Pihak kepolisian dari Polres Metro Jakarta Pusat segera bergerak cepat.
Olah tempat kejadian perkara (TKP) dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti awal.
Jenazah Arya kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk menjalani proses autopsi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
Soal Larangan Rangkap Jabatan, Publik Minta Aturan Serupa Berlaku untuk TNI hingga KPK
-
FPI Gelar Reuni 212 di Monas, Habib Rizieq Shihab Dijadwalkan Hadir
-
Studi INDEF: Netizen Dukung Putusan MK soal Larangan Rangkap Jabatan, Sinyal Publik Sudah Jenuh?
-
FPI Siap Gelar Reuni 212, Sebut Bakal Undang Presiden Prabowo hingga Anies Baswedan
-
Sekjen PDIP Hasto Lari Pagi di Pekanbaru, Tekankan Pentingnya Kesehatan dan Semangati Anak Muda
-
Menag Klaim Kesejahteraan Guru Melesat, Peserta PPG Naik 700 Persen di 2025
-
Menteri PPPA: Cegah Bullying Bukan Tugas Sekolah Saja, Keluarga Harus Turut Bergerak
-
Menteri Dikdasmen Targetkan Permen Antibullying Rampung Akhir 2025, Berlaku di Sekolah Mulai 2026
-
Polisi Tangkap Dua Pengedar Sabu di Bekasi, Simpan Paket 1 Kg dalam Bungkus Teh
-
Mendikdasmen Abdul Muti: Banyak Teman Bikin Anak Lebih Aman di Sekolah