Suara.com - Gubernur Maluku Utara, Sherly Laos dikenal sebagai orang yang hidup di keluarga berada. Ayahnya, Tjoanda-Liem adalah pengusaha perikanan di Ambon.
Orangtua Sherly Tjoanda berjuang dari bawah untuk melebarkan sayapnya di dunia bisnis.
Mulai dari bengkel sepeda hingga akhirnya memiliki bengkel kapal.
Sejak kecil pula Sherly sudah berada di masa kejayaan, karena orangtuanya adalah orang berada.
Setelah mengenal dan menikah dengan Benny Laos, hidup Sherly semakin sejahtera.
Benny Laos dikenal sebagai pengusaha sukses yang memulai kariernya juga dari bawah.
Hidup sejahtera yang dirasakan Sherly ini rupanya tak membuat ia lupa dengan orang-orang kecil di bawahnya.
Sherly mengaku bahwa dirinya tidak butuh penyesuaian yang lama untuk hidup di lingkungan sederhana demi masyarakat Maluku Utara.
Dalam podcastnya bersama Dahlan Iskan, Sherly mengatakan bahwa dirinya bisa melakukan ini semua lantaran turut merasakan sakit yang dirasakan masyarakat.
Baca Juga: Akhir Cerita Anak Pemulung Bantargebang Ditolak Masuk SMP Negeri Kota Bekasi
“Anda ini adalah orang yang pendidikannya di luar negeri, di Singapura, di Belanda, kemudian dari lingkungan yang sangat mampu, dan kini anda harus berjuang mengabdi di daerah kepulauan yang miskin, bagaimana kejiwaan anda, dan bagaimana anda melayani mereka?” tanya Dahlan Iskan, dikutip dari youtube DI’s Way, Kamis (10/7/25).
“Melayani, sebagai manusia kita semua punya rasa kemanusiaan, dan karena saya sendiri kemarin menjadi korban, jadi merasakan apa yang mereka rasakan, sehingga saya tahu apa yang mereka rasakan,” jawab Sherly.
Tak hanya itu, selama 5 tahun sudah Sherly mendampingi mendiang suaminya, Benny selama menjabat sebagai Bupati Morotai.
Banyak sesuatu hal di Maluku Utara yang seakan membuka lebar pintu hati Sherly untuk ikut memperjuangkan hidup masyarakat.
“Saya juga 5 tahun mendampingi almarhum (Benny Laos) kemarin saya sudah melihat banyak, persiapan Pilgub pun saya sudah ke 10 kabupaten/kota,” ujar Sherly.
“Saya juga sudah melihat banyak masalah, bagaimana empatinya sebagai manusia, melihat daerah yang begini kaya dengan ketimpangan sosial dan pemerintah tidak hadir di beberapa tempat, secara manusia saya mengerti rasa mereka,” sambungnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
Terkini
-
Ponpes Al Khoziny Luluh Lantak, Gus Yahya Sebut Puncak Gunung Es Masalah Infrastruktur, Mengapa?
-
50 Mayat Teridentifikasi, 5 Potongan Tubuh Korban Ponpes Al Khoziny jadi 'PR' Besar DVI Polri
-
Pensiun Dini PLTU Ancam Nasib Pekerja, Koaksi Desak Pemerintah Siapkan Jaring Pengaman
-
Usut Aliran Dana Pemerasan K3, KPK Periksa Eks Dirjen Kemnaker Haiyani Rumondang
-
Ketakutan! Ledakan Dahsyat di SPBU Kemanggisan Jakbar Bikin Warga Kocar-kacir
-
Pengendara Mobil Gratis Masuk Tol KATARAJA, Catat Harinya!
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, ICJR Desak Polisi Sita Aset untuk Ganti Rugi Korban, Bukan Sekadar Bukti
-
Duar! Detik-detik Mengerikan Truk Tangki BBM Terbakar di SPBU Kemanggisan Jakbar, Apa Pemicunya?
-
Bantah Harga Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Begini Kata Pasar Jaya
-
Pede Sosok "Bapak J" Mudahkan Kader Lolos ke Senayan, PSI: Sekurangnya Posisi 5 Besar