Suara.com - Dugaan bunuh diri dalam kasus kematian diplomat Kemenlu, Arya Daru Pangayunan, dimentahkan oleh analisis tajam seorang kriminolog. Meskipun Tempat Kejadian Perkara (TKP) tampak "bersih"—pintu terkunci dari dalam dan sidik jari korban ada di lakban—kondisi yang terlalu rapi ini justru dinilai sangat mencurigakan.
Kriminolog Haniva Hasna menegaskan, skenario bunuh diri terlalu dini untuk disimpulkan. Menurutnya, tidak adanya tanda kekerasan fisik dan ruangan yang terkunci dari dalam tidak otomatis menyingkirkan keterlibatan pihak ketiga.
"Kalau saya melihat dari temuan bahwa pintu (kos) terkunci dan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik, apakah mungkin ada keterlibatan pihak ketiga? Sebetulnya sangat mungkin," ungkapnya sebagaimana dikutip dalam acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis (10/7/2025).
Bisa Jadi Pembunuhan Direkayasa
Haniva menjelaskan, dalam kriminologi modern, pelaku kejahatan bisa sangat canggih dan tidak meninggalkan jejak kekerasan yang kentara. Ia memunculkan kemungkinan adanya rekayasa kasus atau staging.
"Banyak sekali pelaku kejahatan itu yang canggih banget menggunakan metode-metode yang meninggalkan kekerasan terbuka, sehingga layaklah kita itu menganggap bahwa ini ada kemungkinan rekayasa gitu ya," katanya.
"Jadi ini bisa jadi staging bunuh diri pasca pembunuhan, jadi korban, maaf, sudah dilakukan kekerasan sampai kehilangan nyawa, baru dibuat skenario seolah-olah dia mengalami bunuh diri," jelas Haniva.
Bahkan, menurutnya, pintu kamar yang terkunci dari dalam bisa menjadi trik pelaku untuk mengelabui penyelidikan.
Kondisi Rapi Jadi Kunci Kecurigaan
Baca Juga: Rekaman CCTV Gemparkan Publik! Apa yang Dilakukan Diplomat Arya Daru Sebelum Tewas di Kos?
Poin paling janggal, menurut Haniva, adalah kondisi jenazah yang ditemukan dalam keadaan sangat rapi dan terselimuti. Hal ini dinilai tidak logis jika korban melakukan bunuh diri dengan cara melakban kepalanya sendiri.
"Ketika disampaikan bahwa ini adalah bunuh diri, sepertinya sangat tidak mungkin, karena kita melihat dalam kondisi tertutup seperti itu," ujar dia.
"Terus ditemukan dalam kondisi yang sangat rapi, ini mengindikasikan ada seseorang atau pihak ketiga yang membuat korban ini serapi itu," tambah Haniva.
Ia berargumen, seseorang yang kehabisan napas secara paksa pasti akan melakukan gerakan perlawanan atau kejang yang membuat kondisi sekitarnya berantakan.
"Kan kalau dia melakukan pembalutan sendiri (plester di wajah), berarti ada kondisi ketika korban itu mengalami sesak napas sehingga ada gerakan-gerakan yang asimetris," katanya.
"Tapi, ketika ditemukan ini kan dalam kondisi yang sangat rapi, terselimuti dengan bagus gitu ya, berarti kan ada kemungkinan ini ada pihak ketiga yang melakukan kejahatan ini," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Rekaman CCTV Gemparkan Publik! Apa yang Dilakukan Diplomat Arya Daru Sebelum Tewas di Kos?
-
Kriminolog UI: Jika Ini Kasus Pembunuhan, Diplomat Kemenlu Dibunuh Orang Profesional
-
Misteri Kasus Diplomat Menlu Tuai Segudang Tanda Tanya, Kasus Sambo Jilid 2 Timpa Brigadir Nurhadi?
-
Pengamat Ungkap 2 Skenario Kematian Diplomat Kemlu Tewas Terlakban, Bukan Dibunuh?
-
Turun Tangan di Kasus Diplomat Tewas, Ini Instruksi Khusus Kapolri ke Ditreskrimum Polda Metro
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Pemangkasan TKD Diprotes Gubernur, Sultan Sebut Itu Bentuk Kepedulian dan Tanggung Jawab Politik
-
Atraksi Binturong 'Berkaki Lima' Jadi Primadona di Malam Perdana Ragunan Zoo
-
Antusiasme Pengunjung Ragunan Malam di Luar Dugaan, Kadis Pertamanan: Saya Kaget!
-
Uji Coba Wisata Malam Ragunan: Nostalgia Masa Kecil di Bawah Bintang!
-
93 KK di Kampung Nelayan Indramayu Mendapatkan Layanan Sambung Listrik Gratis dari PLN
-
Modal Rp 20 Ribu, Pria Ini Bikin Geger Pasar Malam Usai Sabet Dua Sepeda Listrik Sekaligus
-
Mengenang Kejayaan Grand Mall Bekasi, Dulu Primadona Kini Sepi Bak Rumah Hantu
-
4 Fakta Tutupnya Grand Mall Bekasi, Kalah Saing hingga Tinggalkan Kenangan Manis
-
Agustina Wilujeng: Kader Posyandu Adalah Garda Terdepan Kesehatan Warga Semarang
-
Viral Airlangga Hartarto Terekam Dorong Dedi Mulyadi, Biar Bisa Foto di Samping Jusuf Kalla