Suara.com - Kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan (39) masih menjadi misteri, karena bahkan polisi hingga kini belum mengetahui bagaimana lulusan UGM itu meninggal dunia.
Hingga kini publik pun masih menerka-nerka, apakah diplomat kemenlu dibunuh atau bunuh diri.
Menurut kriminolog Universitas Indonesia, Ardi Putra Prasetya, kemungkinan Arya Daru Pangayunan bunuh diri ada, meski sangat kecil. Ia mengatakan sangat langka kasus orang bunuh diri dengan wajah dilakban.
Ia mengatakan kasus bunuh diri dengan cara asfiksia atau menghambat oksigen masuk ke tubuh, jumlahnya 22 persen dan menurutnya angka ini cukup tinggi.
"Tapi yang menggunakan modus yang sama, mungkin menutup dengan kabel, plastik atau lakban itu terakhir terjadi pada 2020 dan 2005," terang Ardi dalam program NTV Prime yang tayang Kamis (10/7/2025).
"Jadi sangat-sangat langka," tegas Ardi.
Ia juga mengatakan kemungkinan kedua adalah Arya Daru dibunuh. Meski demikian, dalam kasus ini dan dengan bukti-bukti yang sementara diungkap ke publik oleh polisi, jika Arya dibunuh maka pelakunya mungkin orang profesional.
"Saya mungkin akan bertanya kepada publik, bagaimana jika pelaku misalnya atau potensial offender ini adalah seseorang yang memang profesional, misalnya seperti itu," kata Arya.
Kemungkinan ini berdasarkan pada fakta bahwa kamar kos Arya disebut polisi masih sangat rapih, tidak ada tanda masuk paksa, tidak adanya barang hilang, serta sidik jari pada lakban yang disebut hanya milik korban.
Baca Juga: Rekaman CCTV Gerak-gerik Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan Sebelum Tewas, Bawa Plastik Hitam
Meski demikian Ardi mengatakan hingga saat ini, polisi masih harus bekerja keras untuk mengumpulkan lebih banyak petunjuk serta bukti sebelum menyimpulkan penyebab kematian Arya.
Ia mengatakan bukti-bukti yang sejauh ini dibuka ke publik oleh polisi belum cukup untuk menyimpulkan diplomat muda Kemenlu dibunuh atau bunuh diri.
Berita Terkait
-
Misteri Kasus Diplomat Menlu Tuai Segudang Tanda Tanya, Kasus Sambo Jilid 2 Timpa Brigadir Nurhadi?
-
Pengamat Ungkap 2 Skenario Kematian Diplomat Kemlu Tewas Terlakban, Bukan Dibunuh?
-
Turun Tangan di Kasus Diplomat Tewas, Ini Instruksi Khusus Kapolri ke Ditreskrimum Polda Metro
-
Polda Ambil Alih Kasus Diplomat Kemlu Tewas Terlakban, Yakin Selesai dalam Seminggu?
-
Polda Beberkan Alasan Ambil Alih Kasus Kematian Diplomat Kemlu Arya Daru, Kapolda: Seminggu Selesai!
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
Terkini
-
Pengendara Mobil Gratis Masuk Tol KATARAJA, Catat Harinya!
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny, ICJR Desak Polisi Sita Aset untuk Ganti Rugi Korban, Bukan Sekadar Bukti
-
Duar! Detik-detik Mengerikan Truk Tangki BBM Terbakar di SPBU Kemanggisan Jakbar, Apa Pemicunya?
-
Bantah Harga Kios Pasar Pramuka Naik 4 Kali Lipat, Begini Kata Pasar Jaya
-
Pede Sosok "Bapak J" Mudahkan Kader Lolos ke Senayan, PSI: Sekurangnya Posisi 5 Besar
-
Wacana 'Reset Indonesia' Menggema, Optimisme Kalahkan Skenario Prabowo-Gibran Dua Periode
-
Ketar-ketir, Pedagang Kaget Dengar Harga Sewa Kios jadi Selangit usai Pasar Pramuka Direvitalisasi
-
Pemfitnah JK Masih Licin, Kejagung Ogah Gubris Desakan Roy Suryo Tetapkan Silfester DPO, Mengapa?
-
Perluas Inklusi Keuangan Daerah, Wamendagri Wiyagus Tekankan Pentingnya Peran TPAKD
-
Pemerintah Miliki Program 3 Juta Rumah, Mendagri Ajak Perguruan Tinggi Ikut Berikan Dukungan