Suara.com - Penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Jampidsus Kejagung) terus bergerak cepat, membidik lingkaran elite di sekitar kasus dugaan korupsi digitalisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) periode 2019-2022.
Sejumlah nama besar yang pernah menjadi bagian dari ekosistem bisnis yang dibangun Nadiem Makarim kini harus berhadapan dengan penyidik.
Salah satunya Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo, figur yang dikenal luas di industri teknologi ini menjadi salah satu saksi yang turut diperiksa secara mendalam.
Bahkan, ia baru selesai menjalani pemeriksaan pada Selasa (14/7/2025) malam, sekira jam 23.15 WIB, setelah seharian penuh memberikan keterangan kepada penyidik.
Tak hanya Andre, radar penyidik juga menangkap nama penting lainnya.
"Tim penyidik juga melakukan pemeriksaan kepada MSJ (Melissa Siska Jumito) selaku Pemilik PT Go-Jek Indonesia,” ujar Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, dalam keterangan resminya Selasa (15/7/2025).
Pemeriksaan intensif terhadap para saksi ini, menurut Harli, dilakukan untuk satu tujuan utama.
"Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan melengkapi pemberkasan dalam perkara dimaksud," jelasnya.
Fokus utama dari perkara tersebut, yakni pengadaan laptop dengan basis operasional Chromebook, yang menjadi bagian dari proyek pengadaan peralatan TIK untuk jenjang SD, SMP, dan SMA.
Baca Juga: Ditemani Hotman Paris, Nadiem Makarim Langsung Masuk Penuhi Panggilan Dugaan Korupsi
Ironisnya, perangkat ini sempat dinilai tidak efektif pada masa uji coba di era Mendikbud Muhadjir Effendy, lantaran kinerjanya sangat bergantung pada jaringan internet yang kala itu belum merata.
Meskipun terdapat catatan tersebut, Kemendikbudristek di bawah kepemimpinan Nadiem Makarim tetap melanjutkan pengadaan massal Chromebook.
Nadiem, saat itu, beralasan bahwa pengadaan barang tersebut memang ditujukan untuk wilayah yang sudah tersedia akses internet.
Ia juga mengemukakan keunggulan lain seperti harga yang disebut lebih murah 10-30 persen dan sistem keamanan yang lebih baik dibandingkan laptop lain.
Namun, argumen efisiensi itu kini berhadapan dengan kecurigaan penyidik Kejagung. Lembaga adhyaksa tersebut menilai ada 'dugaan pemufakatan jahat' dalam proses pengadaan proyek yang nilainya mencapai Rp9,9 triliun tersebut.
Untuk membongkar dugaan itu, penyidik juga memanggil saksi dari pihak vendor, yakni FHK selaku Senior Division Manager dari PT Datascript.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Sepatu Adidas Diskon 60 Persen di Sports Station, Ada Adidas Stan Smith
- Kronologi Lengkap Petugas KAI Diduga Dipecat Gara-Gara Tumbler Penumpang Hilang
- 5 Moisturizer dengan Alpha Arbutin untuk Memudarkan Flek Hitam, Cocok Dipakai Usia 40-an
- 7 Sabun Muka Mengandung Kolagen untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Tetap Kencang
- 15 Merek Ban Mobil Terbaik 2025 Sesuai Kategori Dompet Karyawan hingga Pejabat
Pilihan
-
Polemik RS dr AK Gani 7 Lantai di BKB, Ahli Cagar Budaya: Pembangunan Bisa Saja Dihentikan
-
KGPH Mangkubumi Akui Minta Maaf ke Tedjowulan Soal Pengukuhan PB XIV Sebelum 40 Hari
-
Haruskan Kasus Tumbler Hilang Berakhir dengan Pemecatan Pegawai?
-
BRI Sabet Penghargaan Bergengsi di BI Awards 2025
-
Viral Tumbler Tuku di Jagat Maya, Berapa Sebenarnya Harganya? Ini Daftar Lengkapnya
Terkini
-
Antrean Bansos Mengular, Gus Ipul 'Semprot' PT Pos: Lansia-Disabilitas Jangan Ikut Berdesakan
-
Prabowo Jawab Desakan Status Bencana Nasional: Kita Monitor Terus, Bantuan Tak Akan Putus
-
Rajiv Desak Polisi Bongkar Dalang Perusakan Kebun Teh Pangalengan: Jangan Cuma Pelaku Lapangan
-
KPK Akui Lakukan Eksekusi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Sesaat Sebelum Dibebaskan
-
Dongkrak Pengembangan UMKM, Kebijakan Memakai Sarung Batik di Pemprov Jateng Menuai Apresiasi
-
Gerak Cepat Athari Gauthi Ardi Terobos Banjir Sumbar, Ribuan Bantuan Disiapkan
-
Prabowo Murka Lihat Siswa Seberangi Sungai, Bentuk Satgas Darurat dan Colek Menkeu
-
Krisis Air Bersih di Pesisir Jakarta, Benarkah Pipa PAM Jaya Jadi Solusi?
-
Panas Kisruh Elite PBNU, Benarkah Soal Bohir Tambang?
-
Gus Ipul Bantah Siap Jadi Plh Ketum PBNU, Sebut Banyak yang Lebih Layak