Suara.com - Spekulasi politik yang mengaitkan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) semakin memanas.
Jelang Kongres Perdana PSI di Solo, rumor bahwa Jokowi akan didapuk menjadi Dewan Pembina partai berlogo mawar itu santer beredar.
Menanggapi hal ini, Ketua Umum PSI sekaligus putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, akhirnya angkat bicara.
Alih-alih memberi kepastian, Kaesang justru melempar bola panas ke para pendiri partai.
Menurutnya, keputusan mengenai posisi strategis seperti Dewan Pembina bukanlah berada di tangannya sebagai ketua umum.
"Karena dewan pembina itu secara nomenklatur sekarang sudah berbeda, harus tanya ke dewan pendiri partai, bukan wewenang saya," ujar Kaesang saat ditemui awak media di Karanganyar, Rabu (16/7/2025).
Pernyataan diplomatis ini menunjukkan kompleksitas internal partai dan menegaskan bahwa ada mekanisme spesifik yang harus dilalui untuk posisi tersebut, yang berada di luar jangkauan Kaesang.
kepada media. Isu merapatnya sang ayah, Jokowi, ke PSI menjadi sorotan utama jelang Kongres partai.
Ketika para wartawan mencoba menggali lebih dalam, menanyakan apakah ia secara pribadi akan merestui jika sang ayah benar-benar menempati posisi Dewan Pembina, Kaesang memberikan jawaban yang khas.
Baca Juga: Panas! Ijazah Jokowi Kembali Diungkit, Mantan Rektor UGM Sebut IPK di Bawah Standar
Ia enggan berandai-andai dan memilih fokus pada agenda partai yang ada di depan mata.
"Masa saya merestui Bapak saya? Ya kan ini biar berjalan dulu, kongres kan belum selesai, biar kongres berjalan dulu," tukasnya.
Sikap Kaesang ini dapat diartikan sebagai upaya untuk menghormati proses internal partai dan menghindari kesan bahwa keputusan strategis dipengaruhi oleh hubungan keluarga.
Ia menegaskan pentingnya menunggu hasil kongres yang akan digelar di Solo pada 19-20 Juli 2025.
Rumor ini tidak muncul dari ruang hampa. Isu ini diperkuat oleh konfirmasi dari Jokowi sendiri bahwa ia akan menghadiri Kongres Perdana PSI.
Kehadiran seorang tokoh sekaliber Jokowi dalam acara internal partai tentu memicu berbagai interpretasi politik.
Berita Terkait
-
Panas! Ijazah Jokowi Kembali Diungkit, Mantan Rektor UGM Sebut IPK di Bawah Standar
-
Profil Mantan Rektor UGM Sofian Effendi: Arsitek Meritokrasi yang 'Tersandung' Isu Ijazah Jokowi
-
Berbalik 180 Derajat, Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Cabut Pernyataan Soal Ijazah Jokowi
-
Sebut Kondisi Gibran-Bobby dalam Bahaya, Rocky Gerung Bedah Konspirasi Politik Jokowi, Apa Katanya?
-
Habis Bongkar Borok Ijazah Jokowi, Mantan Rektor UGM Kini Coba Dibungkam? Said Didu Minta Tolong
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 7 Rekomendasi Motor Paling Tangguh Terjang Banjir, Andalan saat Musim Hujan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Rosan Tunjuk Purbaya Usai Sebut Kerjaan Kementerian Investasi Berantakan
-
6 Mobil Turbo Bekas untuk Performa Buas di Bawah Rp 250 Juta, Cocok untuk Pecinta Kecepatan
-
OPEC Tahan Produksi, Harga Minyak Dunia Tetap Kokoh di Pasar Asia
-
Menteri UMKM Sebut Produk Tak Bermerek Lebih Berbahaya dari Thrifting: Tak Terlihat tapi Mendominasi
-
Telkom Siapkan Anak Usaha Terbarunya infraNexia, Targetkan Selesai pada 2026
Terkini
-
Siapa Pria Misterius di Samping Ratu Narkoba Dewi Astutik Saat Digerebek di Kamboja?
-
Update Korban Jiwa di Aceh: 249 Orang Meninggal, 660 Ribu Warga Mengungsi
-
Tata Ruang Amburadul Biang Banjir Sumatra, KLH Siap 'Obrak-abrik' Aturan
-
Pemerintah Ungkap Arah Kebijakan 2026, Sektor MICE dan Hilirisasi Jadi Fokus Baru
-
Kang Dedi Siapkan Kereta Kilat Pajajaran, Whoosh Bakal Ditinggalkan?
-
Banjir Sumatra Bawa Kayu Gelondongan, Ketua MPR Muzani: Sepertinya Hasil Tebangan Itu
-
4.000 Siswa Sekolah Rakyat Mau Kuliah, Kemensos Gandeng Diktisaintek Minta Bimbingan
-
Terungkap, Sosok 'Penjahat' di Balik Tema Besar Reuni 212
-
Jalan Buntu Paulus Tannos: Praperadilan Ditolak, KPK Kebut Proses Ekstradisi
-
Jurus Baru Bahlil, Golkar Siap 'Perang Digital' Rebut Hati 73 Persen Pemilih Muda 2029