Suara.com - Hamas mengatakan Israel tidak mempunyai pilihan selain menerima kesepakatan pertukaran tawanan.
Dengan syarat-syarat dari kelompok perlawanan Palestina itu, setelah kegagalan militernya dalam membebaskan para tawanan di Jalur Gaza.
“Satu-satunya jalan yang tersisa adalah melanjutkan kesepakatan pertukaran tawanan berdasarkan syarat dan keinginan perlawanan — yaitu kesepakatan yang menjamin hak-hak nasional dan kemanusiaan sepenuhnya, terutama mencakup penghapusan blokade dan penghentian kebijakan kelaparan massal,” kata Hamas dalam pernyataan pada Jumat (18/7).
Negosiasi tidak langsung antara Hamas dan Israel masih berlangsung di Qatar, dengan Mesir dan Qatar sebagai mediator, serta dukungan dari Amerika Serikat.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa kepala otoritas Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada orang-orang terdekatnya.
Bahwa delegasi negosiasinya akan tetap berada di Doha hingga tercapai kesepakatan dengan Hamas terkait pertukaran tawanan dan gencatan senjata di Gaza.
Hamas mengatakan kegagalan militer Israel di Gaza membuktikan bahwa perang tersebut merupakan cerminan dari kegagalan Israel di semua lini, dan menyebutnya sebagai pertempuran bersejarah yang akan terus dikenang.
Sebagai titik balik strategis yang mengungkap kerapuhan entitas zionis serta membongkar kejahatannya berupa pembunuhan, kelaparan, dan genosida.
Kelompok tersebut menyatakan bahwa perlawanan telah membingungkan perhitungan Israel, merebut inisiatif dari tangannya, dan mengejutkannya setiap hari dengan strategi baru yang tidak bisa dipahami atau dilawan — meskipun ada upaya untuk mematahkan keinginan rakyat melalui kelaparan dan pengepungan.
Baca Juga: Terulang Lagi, Pesepak Bola Palestina Tewas Akibat Serangan Israel
Tak hanya itu, Hamas juga menyebut kelaparan yang diberlakukan Israel di Gaza sebagai kejahatan yang disengaja terhadap kemanusiaan, di mana makanan digunakan sebagai senjata perang untuk menaklukkan rakyat yang teguh.
Kelompok perlawanan tersebut menyerukan tindakan resmi dan partisipasi masyarakat internasional “untuk menghentikan kejahatan keji ini dan menyelamatkan ratusan ribu warga sipil yang kelaparan dan terkepung.”
Menolak seruan internasional untuk gencatan senja, militer Israel telah melancarkan serangan brutal di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan hampir 59.000 warga Palestina dengan mayoritas perempuan dan anak-anak.
Pengeboman tanpa henti juga telah menghancurkan wilayah kantong tersebut dan menyebabkan kekurangan makanan dan penyebaran penyakit.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di wilayah kantong tersebut.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Prabowo Ketuk Palu! Ditjen Pesantren Resmi Dibentuk, Kado Spesial Hari Santri Usai 6 Tahun Penantian
-
'Saya Sedih Lihatnya!' Curhat Kapolda Metro Usai Teken Setumpuk Surat Pecat Anggota Nakal
-
Rocky Gerung Kritik Elite Politik: Pamer Dukungan Survei Tetapi Tidak Jelas Ideologinya
-
Belum Ada Laporan soal Dugaan Penghinaan Bahlil Lahadalia, Polda Metro Jaya: Baru Tahap Konsultasi
-
Pramono Anung: Dikotomi Pesantren Tak Relevan! Kontribusi Santri Tak Terbantahkan
-
Buntut Olok-olok di Grup Chat, Mahasiswa FK Unud Pembully Timothy Anugerah Tak Bisa Ikut Koas!
-
Tragedi Udayana: Mahasiswa Tewas Lompat dari Lantai 4, Chat Olok-olok BEM Viral Jadi Sorotan
-
KPK Serahkan Tersangka Suap Izin Tambang Rudy Ong ke Jaksa Penuntut Umum
-
Menhan Sjafrie Bertemu Surya Paloh dan Petinggi PKS, Sinyal Konsolidasi Politik Presiden?
-
Viral! Suami di Aceh Ceraikan Istri 2 Hari Jelang Dilantik PPPK, Baju Dinas Dibeli dari Jual Cabai