Lantas, apa solusinya? Agus Sari menekankan bahwa untuk menjadi "Sustainability Champion", perusahaan nikel harus berani melampaui kepatuhan regulasi semata.
"Dalam banyak kasus, bahkan regulasi yang ada pun belum tentu dipatuhi. Maka, kepatuhan terhadap regulasi saja sudah bisa memperlihatkan kepemimpinan," ujarnya.
Langkah yang lebih progresif adalah dengan secara sukarela menjalani audit menggunakan standar keberlanjutan internasional yang kredibel.
Ia mencontohkan langkah Harita Nickel yang diaudit melalui Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), sebuah standar yang sangat ketat.
"Bahwa mereka bersedia dan sukarela meminta untuk diaudit oleh standar yang kredibel seperti IRMA, terlepas dari hasilnya, adalah sesuatu yang patut direkognisi," puji Agus.
IRMA bisa menjadi faktor yang memperkuat kepercayaan dunia terhadap potensi nikel Indonesia. Pasalnya, IRMA bukan sekadar sertifikasi atau label biasa.
Ia adalah sebuah kerangka kerja audit pihak ketiga yang komprehensif, independen, dan didorong oleh berbagai pemangku kepentingan (multi-stakeholder). IRMA tidak didirikan atau dikendalikan oleh industri tambang semata.
Tata kelolanya melibatkan perwakilan dari LSM lingkungan dan sosial, komunitas terdampak, serikat pekerja, investor, dan perusahaan pembeli (seperti produsen mobil dan elektronik).
Ini membuatnya menjadi 'wasit' yang netral. Ditambah lagi, hasil audit IRMA, termasuk skor dan rinciannya, dipublikasikan secara penuh.
Baca Juga: Ketika Masa Depan PSI Ditentukan oleh Keluarga Jokowi
Siapa pun dapat mengakses laporan tersebut untuk melihat secara detail di area mana sebuah perusahaan tambang unggul dan di area mana mereka masih lemah. Ini memaksa perusahaan untuk terbuka dan akuntabel, bukan sekadar mengeluarkan rilis pers.
Selain itu, keberlanjutan juga harus mencakup dimensi sosial. Perusahaan tambang, yang keberadaannya hanya sementara sampai cadangan habis, harus menjadi motor pengembangan ekonomi lokal jangka panjang.
"Pengembangan sumberdaya manusia adalah yang paling utama. Bukan hanya untuk menyerap tenaga kerja lokal, tapi juga memberikan skill untuk mengembangkan ekonomi lokalnya," tegasnya.
Menghormati wilayah adat dan menghindari tumpang tindih lahan juga menjadi kunci hubungan yang harmonis.
Sebagai pesan penutup, Agus Sari mengajak para pelaku industri untuk mengubah mindset. Menurut dia, keberlanjutan adalah kunci strategis dari lini ini. Tanpa itu, nikel akan diganti dengan bahan lain.
Ia mendorong sebuah gerakan ‘Race to the top’, di mana perusahaan berlomba-lomba menjadi yang terbaik dalam praktik pertambangan berkelanjutan, bukan sekadar menjadi produsen komoditas terbesar. ***
Berita Terkait
-
Ketika Masa Depan PSI Ditentukan oleh Keluarga Jokowi
-
Vidi Aldiano Terharu, Perjuangan Sheila Dara di Film Sore Terbayar Lunas dengan Sejuta Penonton
-
Film Sore: Istri dari Masa Depan Guncang Bioskop, 9 Hari Langsung Pecah Rekor
-
RUPSLB Vale Indonesia (INCO) Gagal Imbas Tak Kuorum, Kursi Presiden Direktur Masih Kosong
-
Amal Tanpa Akar: Kritik terhadap Aksi Sosial Tanpa Dampak Berkelanjutan
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Polisi Buka Peluang Tersangka Baru dalam Tragedi Kebakaran Ruko Terra Drone
-
Puslabfor 'Bongkar' Ulang TKP Kebakaran, Buru Bukti Jerat Bos Terra Drone
-
Korban Tewas Bencana di Agam Tembus 192 Orang, 72 Masih Hilang
-
Lonjakan Pemilih Muda dan Deepfake Jadi Tantangan Pemilu 2029: Siapkah Indonesia Menghadapinya?
-
MKMK Tegaskan Arsul Sani Tak Terbukti Palsukan Ijazah Doktoral
-
Polisi Kembali Lakukan Olah TKP Terra Drone, Apa yang Dicari Puslabfor?
-
MyFundAction Gelar Dapur Umum di Tapsel, Prabowo Janji Rehabilitasi Total Dampak Banjir Sumut
-
Ikuti Arahan Kiai Sepuh, PBNU Disebut Bakal Islah Demi Akhiri Konflik Internal
-
Serangan Kilat di Kalibata: Matel Diseret dan Dikeroyok, Pelaku Menghilang dalam Sekejap!
-
10 Saksi Diperiksa, Belum Ada Tersangka dalam Kasus Mobil Berstiker BGN Tabrak Siswa SD Cilincing