Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK mengisyaratkan bakal segera menaikkan status penyelidikan kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama ke tahap penyidikan.
Sinyal ini kian menguatkan spekulasi bahwa lembaga antirasuah itu membuka peluang untuk memeriksa mantan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, terkait dugaan rasuah yang terjadi pada periode kepemimpinannya.
Pelaksana tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, memberi sinyal kuat bahwa kesabaran komisi dalam tahap pengumpulan bahan keterangan akan segera berakhir.
“Dalam waktu dekat mudah-mudahan kita sudah bisa melangkah ke tahap yang lebih pasti,” kata Asep beberapa waktu lalu.
Penyelidikan ini diketahui mencakup periode 2023 hingga 2025, di mana KPK telah meminta keterangan dari sejumlah pihak kunci, termasuk Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah dan Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag, Jaja Jaelani.
Meski penyelidikan terus berjalan, nama Yaqut Cholil Qoumas hingga kini belum juga dipanggil. Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengatakan penyelidik masih fokus pada keterangan yang sudah dikumpulkan. Namun, ia tak menampik kemungkinan pemanggilan Yaqut bergantung pada kebutuhan penyidik.
“Nanti dilihat kebutuhan dalam proses penanganan perkara ini,” kata Budi.
“Namun tentu semua pihak yang diduga mengetahui terkait dengan konstruksi perkaranya seperti apa, tentu nanti akan dimintai keterangan oleh KPK.”
Sebelumnya, Ketua KPK Setyo Budiyanto juga menegaskan bahwa pemeriksaan terhadap Yaqut merupakan bagian dari rangkaian pengusutan kasus ini.
Baca Juga: 24 Jam Nonstop Awasi Bos PT JN Adjie, KPK Gandeng Ketua RT, Kenapa?
"Itu rangkaian-rangkaiannya semua," tandas Setyo saat ditanya wartawan.
Berawal dari Laporan Pengalihan Kuota Haji
Penyelidikan KPK ini salah satunya dipicu oleh laporan dari Gerakan Aktivis Mahasiswa UBK Bersatu (GAMBU). Mereka mengadukan Yaqut atas dugaan penyalahgunaan wewenang terkait pengalihan kuota haji reguler ke haji khusus secara sepihak pada penyelenggaraan haji 2024.
Menurut laporan GAMBU, kuota haji Indonesia tahun 2024 yang disepakati dengan DPR adalah 241.000 jemaah, dengan rincian 221.720 untuk haji reguler dan 19.280 (8 persen) untuk haji khusus.
Namun, dalam pelaksanaannya, Kemenag di bawah Yaqut diduga mengubah komposisi tersebut secara sepihak. Kuota haji reguler dikurangi menjadi 213.320, sementara kuota haji khusus membengkak menjadi 27.680.
"Dengan kata lain, mengurangi jatah kuota haji reguler sebanyak 8.400 orang karena dialihkan untuk jemaah haji khusus," kata Ketua GAMBU, Arya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Media Lokal: AS Trencin Dapat Berlian, Marselino Ferdinan Bikin Eksposur Liga Slovakia Meledak
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
Terkini
-
Pengamat Intelijen: Kinerja Listyo Sigit Bagus tapi Tetap Harus Diganti, Ini Alasannya
-
Terungkap! Rontgen Gigi Hingga Tato Bantu Identifikasi WNA Korban Helikopter Kalsel
-
Misteri Dosen UPI Hilang Terpecahkan: Ditemukan di Lembang dengan Kondisi Memprihatinkan
-
Dugaan Badai PHK Gudang Garam, Benarkah Tanda-tanda Keruntuhan Industri Kretek?
-
Israel Bunuh 15 Jurnalis Palestina Sepanjang Agustus 2025, PJS Ungkap Deretan Pelanggaran Berat
-
Mengenal Tuntutan 17+8 yang Sukses Bikin DPR Pangkas Fasilitas Mewah
-
IPI: Desakan Pencopotan Kapolri Tak Relevan, Prabowo Butuh Listyo Sigit Jaga Stabilitas
-
Arie Total Politik Jengkel Lihat Ulah Jerome Polin saat Demo: Jangan Nyari Heroiknya Doang!
-
Sekarang 'Cuma' Dapat Rp65,5 Juta Per Bulan, Berapa Perbandingan Gaji DPR yang Dulu?
-
SBY: Seni Bukan Hanya Indah, Tapi 'Senjata' Perdamaian dan Masa Depan Lebih Baik