Suara.com - Pemerintah menyambut dengan antusias laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru yang menunjukkan penurunan signifikan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia.
Meski begitu, Istana Kepresidenan menegaskan bahwa capaian ini bukanlah akhir, melainkan pijakan awal menuju target ambisius: nol persen kemiskinan ekstrem selama masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Presiden, Prasetyo Hadi, menyampaikan optimismenya atas pencapaian ini, seraya menggarisbawahi bahwa tantangan ke depan masih besar.
Hal itu disampaikan Prasetyo ketika memberikan keterangan pers di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 25 Juli 2025.
"Berkenaan dengan turunnya angka kemiskinan yang hari ini sudah disampaikan BPS, tentunya ini suatu yang menggembirakan kalau didekati dari sisi turunnya angka kemiskinan tersebut," ujar Prasetyo.
Namun, Prasetyo menekankan bahwa penurunan tersebut belum cukup untuk membuat pemerintah berpuas diri.
Justru, kata dia, momentum ini akan menjadi pemicu untuk mempercepat kerja-kerja penghapusan kemiskinan ekstrem secara menyeluruh.
"Alhamdulllah di kuartal ini terjadi penurunan, meskipun kami berkomitmen dalam lima tahun masa pemerintahan Pak Prabowo dan Mas Gibran ini kita ingin betul-betul menghilangkan sebisa mungkin sampai mencapai nol persen untuk tidak ada lagi saudara kita berada di garis kemiskinan ekstrem," tegasnya.
Sinergi Jadi Faktor Kunci
Baca Juga: BPS Bongkar Biang Kerok Masyarakat Miskin Kota: Setengah Penganggur & Harga Pangan Melonjak
Menurut Prasetyo, keberhasilan menghapus kemiskinan ekstrem tidak mungkin dicapai hanya dengan mengandalkan peran pemerintah.
Keterlibatan lintas sektor sangat penting, mulai dari pelaku usaha hingga masyarakat itu sendiri.
"Bahwa pemerintah itu menyiapkan berbagai strategi, menyiapkan regulasi itu pasti. Tapi sesungguhnya dalam hal mengentaskan kemiskinan pemerintah tidak bisa berdiri sendiri, di situ teman-teman dunia usaha berperan penting, kemudian masyarakat berperan penting, edukasi berperan penting," jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya program-program unggulan pemerintah yang dirancang secara komprehensif, termasuk program Makan Bergizi Gratis.
Program ini tidak hanya ditujukan untuk perbaikan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga menciptakan peluang kerja baru, khususnya bagi masyarakat rentan.
"Potensi-potensi lapangan pekerjaan hasil dari program makan bergizi itu bisa mungkin difokuskan untuk kepada saudara-saudara kita yang hari ini pada posisi satu berada di bawah garis kemiskinan, dua yang secara penghasilan ya, belum melewati batas garis kemiskinan atau yang ketiga misalnya yang apa kehilangan pekerjaan yang lama. Ini memang yang kita dorong masuk ke sana," ujar Prasetyo.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
Terkini
-
Dana Publik Terancam? KPK Selidiki Dugaan Mark-Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, DPR Mendukung
-
Said Didu ke Prabowo: Ciut Bentuk Komite Reformasi Polri Usai Ketemu Jokowi?
-
Mahfud Ragu Luhut Terlibat Dugaan Korupsi Whoosh: Dia Masuk Saat Barang Sudah Busuk
-
Geger Utang Whoosh, Mahfud MD: 1000 Persen Setuju Jokowi, Tapi Usut Tuntas Dugaan Mark Up
-
Sandra Dewi Cabut Gugatan: Awalnya Ngotot, Kini Pasrah Barang-barang Disita Kejagung, Mengapa?
-
Geger Utang Whoosh, Bunga Pinjaman China Disebut 20 Kali Lipat Lebih Ganas dari Jepang
-
Luhut Sebut Whoosh 'Busuk' Sejak Awal, Said Didu Heran: Kenapa Kebusukan Itu Tidak Dihentikan?
-
Akhir Pelarian Dugi Telenggen Anggota OPM Penembak Brigpol Joan, Ditangkap saat Asyik Main HP
-
Kekerasan hingga Penipuan Daring, KemenPPPA Soroti Kerentanan Perempuan di Dunia Nyata dan Digital
-
Wakili Indonesia, Kader PSI Soroti Masalah Ini di Konferensi Dunia di Shanghai