Suara.com - Di tengah misteri kematian diplomat Arya Daru Pangayunan, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea angkat bicara dengan analisis tajam yang menolak mentah-mentah teori bunuh diri.
Dengan insting dan logika hukumnya, Hotman menunjuk dua kejanggalan fatal: lakban yang terlalu rapi dan aktivitas membuang sampah sebelum tewas.
Panggung investigasi kematian misterius diplomat Arya Daru Pangayunan (ADP) semakin memanas dengan masuknya suara dari pengacara paling flamboyan di Indonesia.
Hotman Paris Hutapea, dengan gayanya yang khas, membedah kasus ini bukan dari bukti teknis polisi, melainkan dari "naluri dan insting" yang diasahnya selama puluhan tahun di ruang sidang.
Baginya, kesimpulan bahwa Arya bunuh diri adalah sebuah kemustahilan. Ia yakin, Arya adalah korban pembunuhan.
Hotman memulai analisisnya dengan membongkar kejanggalan utama: metode kematian menggunakan lakban di wajah. Menurutnya, secara naluriah, tindakan ini bertentangan dengan insting bertahan hidup manusia.
“Saya pribadi berpendapat, saya yakin dia itu korban. Enggak mungkin ada orang melakban dia sendiri sampai mati,” tegas Hotman dikutip dari Youtube Intens Investigasi.
Ia membandingkannya dengan metode bunuh diri lain. Jika seseorang menggunakan tali, ada titik di mana mereka tidak bisa lagi menolong diri sendiri. Namun dengan lakban, selalu ada kesempatan untuk meronta dan melepaskannya.
“Kalau pakai lakban ya pasti dia akhirnya ah buka ah gitu kan,” ujarnya, menirukan refleks seseorang yang kesulitan bernapas. “Kita kan cuma paling kuat bisa nahan 1 menit ya. Kalau dia waktu lakban gimana mungkin ada orang sambil lakban sambil nahan napas.”
Baca Juga: Update Kasus Arya Daru: 5 Titik Terang yang Bikin Misteri Kematian Diplomat Kemlu Makin Terungkap
Bagi Hotman, kerapian lakban yang ditemukan justru menjadi bukti kuat bahwa itu bukan perbuatan korban sendiri.
Ritual Janggal Sebelum Tewas
Kejanggalan kedua yang menjadi sorotan utama Hotman adalah kondisi psikologis korban sebelum tewas. Fakta bahwa Arya sempat membersihkan kamar dan membuang sampah beberapa jam sebelum ditemukan tewas adalah sebuah anomali besar dalam kasus dugaan bunuh diri.
“Kalau orang mau bunuh diri, enggak ada orang beres-beres kamar sampai buang sampah sebelum dia bunuh diri. Orang kalau mau bunuh diri pasti stres di kamar kan. Iya kan ya? Ya kok dia tenang santainya membuang sampah,” papar Hotman dengan logika yang menusuk.
Tindakan tenang dan teratur seperti membuang sampah, menurutnya, sama sekali tidak cocok dengan profil psikologis seseorang yang berada di puncak krisis hingga memutuskan mengakhiri hidup. Karena itu, ia mendorong polisi untuk tidak mengabaikan petunjuk ini.
“Makanya saya sudah bilang kemarin itu di hotroom agar sampah itu diperiksa isinya,” desaknya.
Tag
Berita Terkait
-
Update Kasus Arya Daru: 5 Titik Terang yang Bikin Misteri Kematian Diplomat Kemlu Makin Terungkap
-
Terungkap! Misteri Lakban Kuning di Jasad Diplomat Arya Ternyata Dibeli di Toko Merah Jogja
-
Sebut Peristiwa Kematian Arya Daru Sudah Terang Benderang, Kompolnas Ungkap Tiga Lokasi Krusial Ini
-
Rooftop, Tas, dan Misteri Kematian Diplomat Arya: Skenario Licik di Balik Lakban?
-
SUARA LIVE! Fakta Baru Arya Daru Ada 'Rahasia Maut' dengan Istri, Jokowi Terpaksa Hadiri Reuni UGM
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Bahlil Tepati Janji, Kirim Genset Hingga Tenda ke Warga Batang Toru & Pulihkan Infrastruktur Energi
-
Hadiri Final Soekarno Cup 2025 di Bali, Megawati Sampaikan Pesan Anak Muda Harus Dibina
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global