Suara.com - Hafid, seorang dokter lulusan Universitas Indonesia dan spesialis THT dari Singapura, memilih hidup di bawah kolong jembatan di kawasan Kadilangu, Demak, Jawa Tengah.
Tentu saja, Hafid dengan latar belakangnya yang intelektualis tapi tinggal di bawah langit-langit beton itu membuat publik tercengang.
Cerita hidup Hafid ini menjadi buah bibir setelah akun YouTube Sinau Hurip membuat dokumentasi tentangnya dan viral di media sosial, Selasa (29/7/2025).
Hafid adalah seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), yang bahkan telah menempuh pendidikan spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT) di Singapura dan Italia.
Kisah hidupnya adalah potret kontras yang tajam: antara gemerlap dunia medis dengan gelar mentereng, dan kesederhanaan absolut di bawah kolong jembatan.
Jubah putih, stetoskop, dan ruang praktik yang mapan telah ia tanggalkan, ditukar dengan keheningan dan rutinitas spiritual sebagai jalan untuk menyembuhkan luka yang teramat dalam.
Baca juga di Dewiku: Kades Tilep Dana Desa Malah Cengengesan: Mental Baja atau Nggak Punya Rasa?
Pilihan radikal ini diambil Hafid bukan tanpa alasan.
Sebuah tragedi besar telah membalikkan dunianya 180 derajat.
Baca Juga: Adu Argumen Pengendara vs Polisi, Tak Merasa Melanggar Tapi Wajib Tunjukkan Surat? Ini Penjelasannya
Ia harus kehilangan dua orang yang paling ia cintai sekaligus: istrinya, yang juga seorang dokter, dan anak semata wayangnya, seorang lulusan dari Jerman.
Kehilangan ganda ini menghancurkan fondasi hidup yang telah ia bangun dengan susah payah.
Dalam sebuah wawancara tulus di kanal YouTube “Sinau Hurip” yang dipandu Sukaryo Adiputro, Hafid menuturkan momen ketika ia memutuskan untuk meninggalkan segalanya.
“Setelah mereka meninggal, saya tinggalkan semuanya. Apotek saya tutup, pekerjaan saya lepas” ujar Hafid dengan sorot mata yang menyimpan duka mendalam.
Baginya, semua pencapaian duniawi terasa hampa tanpa kehadiran orang-orang terkasih.
Kini, hari-harinya diisi dengan sebuah ritme yang menenangkan jiwa.
Setiap hari, ia berjalan kaki dari bawah jembatan menuju Masjid Kadilangu untuk menunaikan ibadah.
Langkahnya kemudian berlanjut menuju kompleks makam Sunan Kalijaga, sebuah perjalanan ziarah yang menjadi bagian dari pencarian ketenangan batinnya.
Sisa waktunya ia habiskan dalam kesendirian, merenung di tempat tinggalnya yang jauh dari kata layak.
“Sudah sembilan tahun saya tinggal di sini,” kata Hafid.
Meskipun hidup menggelandang, Hafid sejatinya tidak sebatang kara.
Ia masih memiliki keluarga besar, bahkan sebuah pondok pesantren di Jember. Namun, hatinya tak lagi menemukan rasa nyaman di tengah keramaian.
“Saya anak tunggal, tapi punya tiga adik angkat yang semuanya sarjana kesehatan. Kadang pulang ke Jember, tapi enggak kerasan, lalu balik ke sini lagi,” ujarnya.
Tempat di bawah jembatan ini, dengan segala keterbatasannya, justru memberinya ruang untuk berdamai dengan kehilangan yang tak tergantikan.
Sebelum tragedi itu datang, Hafid telah meniti karier yang cemerlang.
Ia bercerita menempuh pendidikan spesialis THT di Singapura, kemudian melanjutkan studi selama empat tahun di Italia.
Sekembalinya ke Tanah Air, ia membangun kehidupan profesional di Jember. Bersama sang istri yang berasal dari Cianjur, yang juga seorang dokter, ia membuka sebuah apotek.
Berita Terkait
-
Adu Argumen Pengendara vs Polisi, Tak Merasa Melanggar Tapi Wajib Tunjukkan Surat? Ini Penjelasannya
-
Viral Ular Besar Tiba-tiba Merayap di Kaca Mobil Saat Melaju, Pengendara Panik
-
Karyawati di Palmerah Ngaku Dilecehkan Petugas Dishub saat Patroli: Nih Orang Brengsek, Gue Viralin!
-
Benarkah Izza Blunder dalam Video 13 Menit? Klarifikasi Picu Kontroversi
-
Viral Video 13 Menit Diduga Libatkan Selebgram Izza Blunder, Benarkah Itu Dirinya?
Terpopuler
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Kopi & Matcha: Gaya Hidup Modern dengan Sentuhan Promo Spesial
- Breaking News! Keponakan Prabowo Ajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota DPR RI Gerindra, Ada Apa?
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
Terkini
-
Bali 'Tenggelam' di 120 Titik: BMKG Ungkap Penyebab Hujan Gila dan Peran Sampah Kita
-
Dasco: Belum Ada Surat Presiden Prabowo soal Pergantian Kapolri
-
Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
-
Tim Pencari Fakta Dibentuk: LNHAM Siap Bongkar Borok Kekerasan Aparat di Kerusuhan Agustus
-
BMKG Warning! Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Sepekan ke Depan, Waspada Hujan Lebat
-
Inisiatif Ungkap Fakta Kerusuhan Agustus; 6 Lembaga HAM 'Gerak Duluan', Bentuk Tim Independen
-
DPR 'Angkat Tangan', Sarankan Presiden Prabowo Pimpin Langsung Reformasi Polri
-
KPK Tindak Lanjuti Laporan Soal Dugaan Anggaran Ganda dan Konflik Kepentingan Gus Yaqut
-
Usai Serangan Israel, Prabowo Terbang ke Qatar Jalani Misi Solidaritas
-
Kenapa Ustaz Khalid Basalamah Ubah Visa Haji Furoda Jadi Khusus? KPK Dalami Jual Beli Kuota