Suara.com - Sebuah rapat formal berubah saat Susi Pudjiastuti, mantan menteri yang dikenal tak kenal takut, tak mampu lagi membendung amarahnya.
Dengan suara bergetar menahan emosi, ia memilih walk out dari pertemuan yang membahas masa depan tanah kelahirannya, Pangandaran, setelah merasa suaranya diabaikan.
Ini bukan sekadar ledakan emosi. Ini adalah puncak kegeraman seorang putri daerah yang melihat laut yang membesarkannya terancam "dikapling-kapling" oleh kebijakan yang ia sebut akan menghancurkan segalanya.
"Saya Mau Keluar Saja, Percuma"
Momen klimaks terjadi saat Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang mengalokasikan 1.000 hektare laut untuk keramba jaring apung (KJA) dibahas.
Merasa argumennya untuk melindungi ekosistem laut dan pariwisata mental, Susi menyerah. "Saya mau keluar saja, percuma," cetusnya, sebuah kalimat singkat yang sarat dengan kekecewaan mendalam terhadap proses pengambilan keputusan yang ia anggap tuli.
Sebelum benar-benar meninggalkan ruangan, Susi melontarkan kalimat paling tajam yang langsung menjadi sorotan.
Ia menggugat logika dasar dari upaya memberikan hak eksklusif atas laut kepada segelintir pihak.
"Laut kok dikapling-kapling? Memang nenek moyangnya punya laut?" semprot Susi.
Baca Juga: Gus Yaqut Diperiksa KPK: Hanya Bawa 'Senjata' SK Menteri, Ada Apa dengan Kuota Haji?
Pertanyaan retoris ini bukan sekadar kemarahan, melainkan sebuah kritik fundamental terhadap komodifikasi laut.
Baginya, laut adalah milik bersama, ruang hidup nelayan kecil, dan aset publik untuk pariwisata, bukan sepetak tanah yang bisa diperjualbelikan untuk keuntungan investor.
Susi telah mendedikasikan hidupnya untuk membangun citra Pangandaran dari kawasan nelayan menjadi destinasi wisata premium.
Rencana KJA skala besar ini ia anggap sebagai pengkhianatan terhadap semua kerja keras tersebut. Amarahnya adalah representasi dari suara ribuan warga Pangandaran yang menggantungkan hidup pada keindahan alam, bukan pada industri yang berpotensi merusaknya.
Sikapnya yang tanpa kompromi menjadi benteng terakhir bagi kelestarian laut Pangandaran.
Berita Terkait
-
Gus Yaqut Diperiksa KPK: Hanya Bawa 'Senjata' SK Menteri, Ada Apa dengan Kuota Haji?
-
5 Fakta Yaqut Cholil Qoumas Diperiksa KPK, Eks Menag Tersandung Dugaan Korupsi Kuota Haji 2024!
-
Hanya Bawa SK Menteri: Gus Yaqut Bungkam Soal Dugaan Korupsi Kuota Haji di KPK
-
Unggahan Perdana Tom Lembong Usai Bebas, Ungkap Sebuah Permintaan
-
Susi Pudjiastuti Kecewa Prabowo Tak Tepati Janji, Publik: Apalagi ke Kami Rakyat Kecil
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
-
Ranking FIFA Terbaru: Timnas Indonesia Makin Pepet Malaysia Usai Kena Sanksi
-
Sriwijaya FC Selamat! Hakim Tolak Gugatan PKPU, Asa Bangkit Terbuka
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
Terkini
-
Wagub Babel Hellyana Resmi Jadi Tersangka Ijazah Palsu
-
Eksklusif! Jejak Mafia Tambang Emas Cigudeg: Dari Rayuan Hingga Dugaan Setoran ke Oknum Aparat
-
Gibran Bagi-bagi Kado Natal di Bitung, Ratusan Anak Riuh
-
Si Jago Merah Ngamuk di Grogol Petamburan, 100 Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api
-
Modus 'Orang Dalam' Korupsi BPJS, Komisi 25 Persen dari 340 Pasien Hantu
-
WFA Akhir Tahun, Jurus Sakti Urai Macet atau Kebijakan Salah Sasaran?
-
Kejati Jakarta Tetapkan 2 Pegawai BPJS Ketenagakerjaan Jadi Tersangka Tindak Pidana Klaim Fiktif JKK
-
Sempat Kabur dan Nyaris Celakai Petugas KPK, Kasi Datun HSU Kini Pakai Rompi Oranye
-
Jadi Pemasok MBG, Perajin Tempe di Madiun Raup Omzet Jutaan Rupiah per Hari
-
Cegah Kematian Gajah Sumatera Akibat EEHV, Kemenhut Gandeng Vantara dari India