Tikus Berdasi: Ini adalah idiom yang sangat populer untuk menggambarkan para pejabat korup.
"Tikus" merujuk pada sifatnya yang suka menggerogoti (uang rakyat) secara sembunyi-sembunyi, sementara "dasi" melambangkan jabatan dan posisi mereka di pemerintahan atau perusahaan.
Dengan melukis "tikus berdasi", warga seolah mengirimkan pesan balasan:
"Kalian boleh hapus hiburan dan seni kami yang tidak berbahaya. Sebagai gantinya, kami akan pajang gambar yang merepresentasikan apa yang kami pikirkan tentang kekuasaan yang menindas: korup."
Lebih dari Sekadar Mural: Seni Sebagai Senjata Protes
Insiden di Sragen ini adalah contoh sempurna bagaimana seni jalanan (street art) telah berevolusi menjadi salah satu senjata paling efektif untuk kritik sosial di Indonesia.
Ketika suara di parlemen atau media massa terasa jauh, tembok jalanan menjadi parlemen rakyat.
Kasus ini mengingatkan publik pada fenomena serupa lainnya, seperti mural "Tuhan, Aku Lapar" atau "Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit" yang juga dihapus aparat karena dianggap mengkritik pemerintah.
Penghapusan mural justru seringkali menjadi "Efek Streisand"semakin dilarang, semakin viral dan pesannya semakin menyebar luas.
Baca Juga: Prabowo Gak Masalah, Khofifah Ngotot Larang Bendera One Piece Dikibarkan di Jatim, Mengapa?
Menariknya, banyak warganet yang juga mengaitkan perlawanan warga Sragen ini dengan semangat cerita One Piece itu sendiri, di mana sang tokoh utama, Monkey D. Luffy dan kawan-kawannya, selalu berjuang melawan "Pemerintah Dunia".
Perang mural di Sragen ini menjadi bukti bahwa kreativitas adalah bentuk perlawanan yang tidak bisa sepenuhnya dibungkam. Satu gambar dihapus, seribu sindiran bisa lahir sebagai gantinya.
Menurutmu, apakah aksi balasan warga Sragen dengan melukis 'tikus berdasi' adalah langkah yang tepat dan cerdas?
Ataukah ada cara lain yang lebih efektif untuk memprotes penghapusan mural? Bagikan pendapatmu di kolom komentar!
Berita Terkait
-
Prabowo Gak Masalah, Khofifah Ngotot Larang Bendera One Piece Dikibarkan di Jatim, Mengapa?
-
Makan Siang Gibran dan Pimpinan DPR Sufmi Dasco Jadi Sorotan, Netizen: Bahas One Piece?
-
TNI - Polri Ikut Merazia Bendera One Piece? Ini Sikap Prabowo
-
Dasco Respons Fenomena Bendera One Piece: Masyarakat Jangan Terprovokasi!
-
Saat Kibarkan One Piece Dianggap Ancaman, Warung Madura Ini Viral Jadi 'Musuh Dunia'
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Sebut Soeharto Tak Layak Jadi Pahlawan, GUSDURian: Selama Orba Banyak Lakukan Dosa Besar
-
Mafia Tanah Ancam Banyak Pihak, JK: Saya Sendiri Korbannya, Harus Dilawan Bersama!
-
Gusdurian Tolak Gelar Pahlawan Soeharto: Prabowo Sarat Kepentingan Politik dan Relasi Keluarga!
-
Prabowo Dikabarkan Lakukan Pelantikan Sore Ini, Arif Satria jadi Kepala BRIN?
-
YES 2025 Siap Jadi Ruang Anak Muda Bersuara untuk Ekonomi Indonesia yang Hijau dan Inklusif
-
Buruh Dorong Kasus Marsinah Diungkap Kembali, Apa Kata Istana?
-
Terjerat 3 Kasus Korupsi, Segini Total Kekayaan Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Si Tuan Tanah
-
Skandal Chromebook: Kejagung Limpahkan Berkas Nadiem Makarim dan Tiga Tersangka Lain
-
KPK Tak Hadir, Sidang Praperadilan Paulus Tannos Ditunda 2 Pekan
-
Roy Suryo Cs Jadi Tersangka Ijazah Palsu Jokowi, Penuhi Panggilan Polisi Kamis Ini?