News / Nasional
Senin, 11 Agustus 2025 | 18:14 WIB
LBH Padang menerima Tasrif Award dalam HUT AJI ke-30, Jumat (8/8/2025). [Dok AJI]

Suara.com - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) merayakan HUT ke-31 di Auditorium RRI, Jakarta, Jumat (8/8/2025).

AJI menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan kebebasan pers di tengah masih maraknya kasus kekerasan dan penghalangan kerja jurnalistik.

Sejarawan dan pejuang hak asasi manusia Ita Fatia Nadia menyampaikan orasi kebudayaan.

Ia mengingatkan bahwa tanpa ingatan dan keberanian, kebebasan hanya akan menjadi slogan kosong.

"Sejarah juga harus memperhatikan sejarah perempuan,"kata Ita.

Malam puncak perayaan HUT ke-31 AJI mengusung tema 'Menjaga Independensi di Era Represi, Ancaman PHK, dan Swasensor.'

Ketua Umum AJI Indonesia, Nany Afrida menegaskan bahwa pers harus kembali ke fungsi utamanya menjadi kontrol sosial dan memberikan edukasi yang independen sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999.

Ia mengingatkan bahwa kekuatan jurnalis ada pada suara mereka, 'dan selama suara itu masih ada, AJI tidak akan berdiam diri.'

Nany menyebut tanda-tanda tekanan terhadap pers sudah terlihat sejak tiga tahun terakhir, menguat pada masa pergantian pemerintahan, dan kini memicu gelombang solidaritas sekaligus perlawanan.

Baca Juga: Teror terhadap Kolumnis Detik, AJI Sorot Kian Suramnya Kebebasan Pers

Dalam acara tersebut, sejarawan sekaligus aktivis hak asasi manusia, Ita Fatia Nadia, membawakan orasi kebudayaan yang mengajak para jurnalis untuk mengingat bahwa tanpa memori kolektif dan keberanian, kebebasan hanya menjadi slogan tanpa makna.

Sekretaris Jenderal AJI, Bayu Wardhana, menyoroti gelombang PHK di media sebagai indikasi bahwa ekosistem informasi publik sedang berada dalam kondisi kritis.

Ia menyerukan agar pemerintah berpihak pada keberlangsungan pers profesional, karena sebagai pilar keempat demokrasi, media memerlukan dukungan nyata untuk tetap hidup dan menjalankan fungsinya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat mengungkapkan kekhawatiran jika pendidikan jurnalistik tidak dilaksanakan secara serius.

Menurutnya, pendidikan itu harus mencakup teori, keterampilan, etika, dan pemahaman teknologi media modern.

Ia mengapresiasi AJI yang tetap menjaga idealisme dan semangat belajar, karena wartawan sejatinya bukan sekadar pembuat berita, tetapi juga pemikir yang berperan membentuk opini publik.

Komaruddin mengutip pandangan Yuval Noah Harari menyebut bahwa peradaban manusia dibentuk oleh para pencipta informasi, baik jurnalis maupun penulis buku yang memengaruhi wawasan masyarakat.

Ia juga menyinggung tantangan di era kecerdasan buatan (AI) yang memengaruhi produksi dan konsumsi informasi, serta mempersulit validasi terhadap maraknya hoaks.

Menurutnya, media massa mungkin bisa diatur, tetapi tidak bisa dibungkam, karena menjadi wadah aspirasi masyarakat.

Dalam perayaan ini, AJI mengumumkan sejumlah penghargaan untuk jurnalis, pegiat media, dan pers mahasiswa yang teguh membela kebenaran, berpihak pada rakyat miskin, perempuan, dan kelompok tertindas.

Udin Award diberikan kepada jurnalis atau kelompok yang menjadi korban kekerasan saat menjalankan tugas.

Penghargaan ini untuk mengenang Udin, jurnalis yang dibunuh karena mengungkap kasus korupsi.

Tasrif Award diberikan kepada individu, kelompok, atau organisasi yang gigih memperjuangkan kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan nilai keadilan serta demokrasi.

Sedangkan, SK Trimurti Award menjadi pengingat bahwa jurnalisme juga ruang perjuangan perempuan.

AJI juga menyerahkan apresiasi Karya Jurnalistik Pers Mahasiswa 2025 untuk karya yang menembus batas kampus, menggugah kesadaran, dan berpihak pada kelompok tertindas.

SK Trimurti Award 2025 diberikan kepada Yasinta Moiwend, 60 tahun, perempuan dari suku Marind Anim, Papua Selatan.

Mama Yasinta dikenal gigih memperjuangkan hak-hak masyarakat adat mempertahankan tanah ulayat dari proyek penghancuran tanah adat Papua, termasuk PSN food estate di Merauke.

Perempuan dari suku Marind Anim, Papua Selatan, Yasinta Moiwend menerima SK Trimurti Award 2025. [Dok. AJI]

Dewan juri menilai ia memiliki keberanian, integritas, dan komitmen membela keadilan di tengah kesewenang-wenangan pembangunan yang merusak lingkungan.

Udin Award diberikan kepada Fransisca Christy Rosana, redaktur desk nasional Majalah Tempo dan host siniar Bocor Alus Politik, yang dikenal meliput isu politik dan penyalahgunaan kekuasaan.

Penghargaan serupa juga diberikan kepada Safwan Ashari Raharusun dari Tribun-Papua.com, yang meliput isu gizi buruk, rasisme, lingkungan, hingga HAM di Papua Barat.

Dalam liputan di Sorong, ia sempat dicari aparat karena pemberitaannya.

Tasrif Award tahun ini diberikan kepada LBH Padang dan Solidaritas Pekerja CNN Indonesia (SPCI).

Sejak berdiri pada 1982, LBH Padang konsisten membela HAM di Sumatera Barat, menangani sedikitnya 24 kasus pada 2024, termasuk kasus kematian Afif Maulana, 13 tahun, yang tewas di Jembatan Kuranji Padang dalam operasi kepolisian

SPCI dideklarasikan pada 27 Juli 2024 sebagai wadah perjuangan pekerja CNN Indonesia melawan pemotongan upah sepihak. Namun, serikat ini justru diberangus melalui pemecatan para deklarator.

Gugatan hukum yang dilayangkan ke Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) dimenangkan oleh pekerja, baik di Jakarta maupun Surabaya.

Penghargaan Karya Jurnalistik Pers Mahasiswa 2025 diberikan kepada Nadya Amalia Melani dan Putri Anggraeini, dua jurnalis muda dari Lembaga Pers Mahasiswa Poros, Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta dengan pandangan tajam dan kepekaan sosial tinggi.

Acara ini turut didukung oleh PT PLN (Persero) sebagai wujud komitmen perusahaan terhadap kemerdekaan pers yang bertanggungjawab.

Load More