Suara.com - Sebuah tragedi memilukan menyelimuti Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Seorang pegawai bernama Karya Listyanti Pertiwi (30), yang akrab disapa Tiwi, ditemukan tewas mengenaskan di rumah dinasnya.Yang lebih mencengangkan, dalang di balik pembunuhan sadis ini adalah rekan kerjanya sendiri, Aditya Hanafi (27), yang tega menghabisi nyawa korban demi melunasi utang akibat kecanduan judi online alias judol.
Berikut adalah rentetan fakta-fakta mencengangkan yang berhasil dirangkum dari penyelidikan pihak kepolisian.
Berawal dari Utang dan Ditolak Pinjam Uang
Semua bermula ketika Aditya Hanafi, yang juga merupakan pegawai BPS Halmahera Timur, terjerat utang dan kecanduan judol.
Dalam keadaan terdesak, Hanafi mendekati Tiwi pada 16 Juli 2025 untuk meminjam uang sebesar Rp30 juta. Namun, Tiwi menolak permintaan tersebut dengan halus dengan alasan tidak memiliki uang. Penolakan inilah yang diduga memicu sakit hati dan niat jahat Hanafi untuk menghabisi nyawa rekannya itu.
Rencana Pembunuhan dan Aksi Keji di Rumah Dinas
Tidak terima dengan penolakan korban, Hanafi menyusun rencana jahat. Ia secara diam-diam menduplikasi kunci rumah dinas yang ditempati Tiwi bersama calon istri Hanafi, yang juga rekan kerja mereka.
Pada 17 Juli 2025, Hanafi menyelinap masuk ke dalam rumah tersebut dan bersembunyi di kamar calon istrinya yang bersebelahan dengan kamar korban.
Selama beberapa hari, Hanafi mengintai setiap gerak-gerik Tiwi dari kamar persembunyiannya. Puncaknya pada Sabtu pagi, 19 Juli 2025, sekitar pukul 05.22 WIT, saat rumah dinas dalam keadaan sepi, Hanafi melancarkan aksi kejinya.
Baca Juga: Terpidana jadi Komisaris BUMN, Kontroversi Silfester Matutina Ikut Seret Nama Erick Thohir!
Ia menyergap Tiwi di kamarnya, mengikat kedua tangan korban, dan melakban mulutnya.
Dipaksa Oral Seks hingga Uang Dikuras buat Judol
Sebelum menghabisi nyawa korban, terungkap fakta bahwa Hanafi sempat melakukan pelecehan seksual terhadap Tiwi.
Dalam kondisi tak berdaya, korban dipaksa untuk melakukan oral seks. Setelah melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku memaksa korban untuk memberikan kata sandi ponselnya.
Dengan akses ke ponsel korban, Hanafi membuka aplikasi perbankan digital milik Tiwi dan menguras uang sejumlah Rp38 juta.
Setelah dipaksa oral seks hingga uang dikuras, korban dibekap oleh pelaku dengan menggunakan bantal dan lakban. Korban tewas secara tragis karena sempat mengalami kejang-kejang usai hidung dan mulutnya dibekap oleh pembunuhnya.
Berita Terkait
-
Terpidana jadi Komisaris BUMN, Kontroversi Silfester Matutina Ikut Seret Nama Erick Thohir!
-
Silfester Matutina Tak Dipenjara Meski Terpidana Kasus JK, Mahfud MD Ngaku Ngeri: Menakutkan jika...
-
Ngemis Amnesti Prabowo buat Silfester Matutina, Kubu Roy Suryo Murka: Waketum Projo Lancang!
-
Viral Kepergok Tak Disalami hingga Dibalas Tatapan Sinis: Gibran-AHY Perang Dingin?
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Babak Baru PPHN: Ahmad Muzani Minta Waktu Presiden Prabowo, Nasib 'GBHN' Ditentukan di Istana
-
KPK Digugat Praperadilan! Ada Apa dengan Penghentian Kasus Korupsi Kuota Haji Pejabat Kemenag?
-
Tiga Hari ke Depan, Para Pemimpin Dunia Rumuskan Masa Depan Pariwisata di Riyadh
-
Terkuak! Siswa SMAN 72 Jakarta Siapkan 7 Peledak, Termasuk Bom Sumbu Berwadah Kaleng Coca-Cola
-
Drama 6 Jam KPK di Ponorogo: Tiga Koper Misterius Diangkut dari Ruang Kerja Bupati Sugiri Sancoko
-
Bukan Terorisme Jaringan, Bom SMAN 72 Ternyata Aksi 'Memetic Violence' Terinspirasi Dunia Maya
-
Revolusi Digital Korlantas: Urus SIM, STNK, BPKB Kini Full Online dan Transparan, Pungli Lenyap
-
Babak Baru Horor Nuklir Cikande: 40 Saksi Diperiksa, Jejak DNA Diburu di Lapak Barang Bekas
-
Dua Menko Ikut ke Sydney, Apa Saja Agenda Lawatan Prabowo di Australia?
-
Tak Hanya Game! Politisi PKB Desak Pemerintah Batasi Medsos Anak Usai Insiden Ledakan SMA 72 Jakarta