Suara.com - Skandal baru membayangi program prioritas Makan Bergizi Gratis (MBG).
Asosiasi Produsen Wadah Makanan Indonesia (Apmaki) membongkar temuan mengejutkan. Banyak food tray atau tempat makan yang digunakan dalam program ini belum tersertifikasi SNI, bahkan ada yang nekat menggunakan stiker SNI palsu.
Yang lebih mengerikan, wadah-wadah ini diduga terbuat dari bahan berbahaya yang tidak layak untuk makanan dan disinyalir menjadi penyebab kasus keracunan siswa penerima MBG.
Sekjen Apmaki, Ardy Susanto, membeberkan bahwa banyak food tray MBG yang beredar di pasaran saat ini terbuat dari bahan SUS 201, padahal standar aman untuk makanan adalah SUS 304.
Temuan ini berawal dari kecurigaan sesama produsen yang heran dengan harga food tray impor yang dijual sangat murah di toko online. Setelah dibeli dan diuji, kecurigaan itu terbukti.
"Banyak dapur-dapur MBG yang harus membeli dua kali, karena dia sebelumnya beli tapi berkarat,” kata Ardy usai diskusi publik, Rabu (13/8/2025).
Lebih parah lagi, ditemukan adanya praktik pemalsuan label SNI. Asosiasi Pemuda Muslim Bersuara menemukan adanya produk impor yang sudah dilabeli SNI, padahal sertifikasinya belum keluar.
“Itu dilabelin sendiri sama importirnya ataupun dari pabrikan di Cina, itu dilabelin sendiri SNI,” ungkap perwakilan asosiasi, Daffa.
Diduga Jadi Penyebab Keracunan Siswa
Baca Juga: Guru Besar UGM soal Impor Food Tray MBG: Konyol! Bikin Pesawat Saja Bisa, Masa Baki Makanan Impor?
Temuan ini langsung dikaitkan dengan maraknya kasus keracunan yang menimpa siswa penerima MBG belakangan ini. Menurut Daffa, bahan SUS 201 sangat tidak layak dan berbahaya jika digunakan sebagai wadah makanan.
“Kalau 201 itu enggak bisa dibuat untuk tempat makan, ditakutkan ada keracunan. Nah kalau 304 real memang untuk tempat makan, jadi tahan panas, tahan semua lah kira-kira begitu,” jelasnya.
Ardy Susanto pun memberikan peringatan keras. Menurutnya, kandungan logam dari bahan yang tidak standar ini bisa berbahaya bagi tubuh jika terus-menerus digunakan. Ia meminta pemerintah untuk tidak menunggu adanya korban jiwa.
"Kalau digunakan ini secara terus menerus bisa berbahaya. Jangan tunggu korban dulu baru bertindak,” tegasnya.
Ardy mengungkapkan, para pengelola dapur MBG banyak yang terjebak iming-iming harga murah. Namun, pada akhirnya mereka justru merugi karena food tray yang dibeli cepat berkarat dan tidak bisa dipakai lagi, sehingga harus membeli ulang.
Fenomena ini membuka borok pengawasan dalam salah satu program unggulan pemerintah, di mana keselamatan dan kesehatan anak-anak kini menjadi taruhannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Pertamina Bentuk Satgas Nataru Demi Pastikan Ketersediaan dan Pelayanan BBM
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
Terkini
-
Erika Carlina Kembali Bertemu DJ Panda di Polda, Pintu Damai Mulai Terbuka?
-
Denny Indrayana Turun Gunung Bela Roy Suryo Cs, Sebut Kasus Ijazah Jokowi Upaya Pembungkaman Kritis
-
Sosok Raja Yordania Abdullah II: Keturunan Nabi, Pilot Andal, dan Sahabat Karib Presiden Prabowo
-
Pemerintah Genjot Kualitas Calon Pekerja Migran: Bahasa hingga Sertifikasi Jadi Fokus Utama!
-
Raja Yordania Tiba, Catat! Ini 8 Ruas Jalan Utama Jakarta yang Kena Rekayasa Lalin
-
Jurus Baru Prabowo: Ubah Bonus Demografi RI Jadi Solusi Global di Negara 'Aging Society'
-
MK Dinilai Gagal Paham Konstitusi? Larangan Jabatan Sipil Seharusnya untuk TNI, Bukan Polri
-
Wagub Babel Hellyana Diperiksa 5 Jam di Bareskrim Polri, Statusnya Kini...
-
Kasus Gus Elham: Berapa Ancamam Hukuman Penjara Pelecehan Seksual Anak?
-
Hidup di Balik Tanggul Luat Raksasa: Kisah Warga Tambakrejo Membangun Harapan dari Akar Mangrove