Suara.com - Kerusuhan brutal yang mengguncang Pati, Jawa Tengah, disebut sebagai alarm merah bagi para menteri di kabinet Presiden Prabowo Subianto. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, memperingatkan bahwa "api Pati" bisa menjalar ke daerah lain jika para pejabat publik masih mempertahankan gaya komunikasi yang arogan dan meremehkan rakyat.
Peringatan keras ini secara khusus menyoroti pernyataan kontroversial dari Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR), Nusron Wahid, yang dinilai sebagai contoh buruk komunikasi seorang pejabat.
Menurut Usman Hamid, amukan massa di Pati yang menuntut Bupati Sudewo mundur adalah pelajaran mahal bagi seluruh pejabat publik. Ini adalah bukti nyata bahwa kesabaran rakyat ada batasnya.
"Ini peringatan untuk para pejabat publik lainnya. Agar berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Berulang kali kita sudah mendengar pernyataan-pernyataan yang sembarangan, yang tidak hati-hati," kata Usman di kantornya, Jakarta, Kamis (14/8/2025).
Ia menegaskan, era di mana pejabat bisa berbicara sesuka hati tanpa konsekuensi sudah berakhir.
Menteri ATR Nusron Wahid Jadi Contoh Buruk
Salah satu contoh konkret yang disorot Usman adalah pernyataan kontroversial dari Menteri ATR Nusron Wahid terkait sengketa tanah. Pernyataan Nusron yang meremehkan hak waris dan leluhur dinilai sangat melukai perasaan publik.
"Jadi pernyataan-pernyataan sombong, arogansi, (sudahilah) termasuk pernyataan Menteri ATR (Nusron)," tegas Usman.
Sebagai pengingat, Nusron sempat melontarkan pernyataan, "Oh ini tanahnya embah-embah saya, leluhur'. Saya mau tanya, emang embah-embah dulu bisa membuat tanah? Gak bisa membuat tanah, manusia itu gak bisa membuat tanah."
Baca Juga: Hujan Botol untuk Bupati Pati! Gerindra Siapkan Sanksi Usai Kenaikan PBB Picu Amuk Massa?
Meski Nusron belakangan telah meminta maaf, Usman menilai pernyataan semacam itu adalah pemicu perlawanan.
Ancaman yang lebih mengerikan, menurut Usman, adalah potensi eskalasi konflik serupa di daerah-daerah lain yang juga memiliki tingkat kerawanan sosial yang tinggi.
"Akhirnya mereka melawan gitu. Dan itu saya kira cermin dari begitu banyak masyarakat di Indonesia lainnya. Di Papua, di Sulawesi, belum aja kan," ujar Usman.
Usman menyebut, apa yang terjadi di Pati adalah sebuah bencana sosial. Bermula dari kebijakan kenaikan PBB 250 persen, diperparah oleh sikap arogan Bupati Sudewo yang sempat sesumbar "tidak khawatir jika didemo 50 ribu warga."
Kombinasi kebijakan yang mencekik dan komunikasi yang arogan inilah yang akhirnya menyulut amarah warga hingga tak terkendali.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Berapa Harga Mobil Bekas Toyota Yaris 2011? Kini Sudah di Bawah 90 Juta, Segini Pajaknya
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
Pilihan
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
-
Seni Perang Unai Emery: Mengupas Transformasi Radikal Aston Villa
Terkini
-
Mendagri: Pemerintah Siapkan Bantuan Renovasi dan Hunian bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra
-
Kemendagri Kirim 1.054 Praja IPDN ke Aceh untuk Pulihkan Desa Terdampak Bencana
-
Profil Amal Said, Dosen Viral Ludahi Pegawai Kasir Terancam Dipenjara
-
Bundaran HI Siap Sambut Tahun Baru 2026, Panggung Hampir Selesai
-
Begini Kata Hasto Soal Sejumlah Ketua DPD PDIP Masih Rangkap Jabatan di Partai
-
Kecelakaan Beruntun di Tol Dalam Kota, Arus Arah Slipi Macet Panjang hingga 4 Kilometer!
-
Bukti Kehadiran Negara, Kemen PU Turun Langsung Bersihkan Pesantren Darul Mukhlisin
-
Waketum PAN Sebut Pilkada Lewat DPRD Layak Dipertimbangkan: Bisa Tekan Politik Uang dan Dinasti
-
Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno Singgung Sila ke-4: Pilkada Lewat DPRD Layak Dikaji dan Konstitusional
-
KPK Sebut Penyidikan Kasus Haji Segera Rampung, Bagaimana Nasib Gus Yaqut hingga Bos Maktour?