Suara.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, kembali melontarkan sentilan yang menyasar kebijakan pemerintah. Di hadapan para mahasiswa UGM, Anies membedah dua cara penanganan kemiskinan; pendekatan teknokratik yang benar-benar menyelesaikan masalah, versus pendekatan populis yang hanya membahagiakan orang miskin demi imbalan elektoral.
Analisis ini seolah menjadi kritik terselubung terhadap masifnya penyaluran bantuan sosial (bansos) yang menjadi andalan pemerintah.
Dalam kuliah umumnya di Fakultas Hukum UGM, Selasa (26/8/2025), Anies membedah perbedaan fundamental antara dua pendekatan tersebut. Menurutnya, meski sama-sama menyasar orang miskin, tujuannya sangat berbeda.
"Ada dua pendekatan, yang satu teknokratik, yang satu banyak politisi menggunakan ini, yang populis," kata Anies.
Pendekatan teknokratik, lanjut dia, fokus pada akar masalah untuk solusi jangka panjang. Sebaliknya, pendekatan populis hanya memberikan solusi instan yang menyenangkan.
"Yang teknokratik akan cenderung menyelesaikan masalah kemiskinan," jelasnya.
"Yang populis, cenderung membahagiakan yang miskin."
"Yang satu menyelesaikan masalah kemiskinan, yang satu membuat yang miskin bahagia. Beda ya?" tambahnya.
Anies tanpa ragu menyebut mengapa pendekatan populis menjadi favorit para politisi. Menurutnya, kebijakan seperti bantuan tunai atau bansos memiliki 'imbalan' suara yang sangat konkret dan cepat dirasakan saat pemilu.
Baca Juga: Anies Baswedan: Jangan Bunuh Demokrasi, Tapi Upgrade Sistemnya!
"Membuat yang miskin bahagia itu punya return elektoral yang konkret," ujarnya.
Ia pun memberikan contoh yang sangat lugas.
"Cash transfer, bansos, itu semua dikerjakan menyelesaikan kemiskinan? Tidak. Membahagiakan orang miskin? Iya," lanjut Anies.
Contoh Zaman Orde Baru
Sebagai perbandingan, Anies mencontohkan pendekatan teknokratik yang menurutnya pernah dilakukan di era Orde Baru. Saat itu, fokus pemerintah adalah membangun fondasi untuk mengentaskan kemiskinan, bukan memberikan bantuan sesaat.
"Bangun SD, SMP, SMA. Bangun balai latihan kerja, bangun sistem irigasi, bangun koperasi. Itu semua teknokratik, menyelesaikan masalah kemiskinan," paparnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
HP Mau PHK 6.000 Karyawan, Klaim Bisa Hemat Rp16,6 Triliun
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah Tahan Seharian Tanpa Cas, Cocok untuk Gamer dan Movie Marathon
-
5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
-
Hari Ini Bookbuilding, Ini Jeroan Keuangan Superbank yang Mau IPO
-
Profil Superbank (SUPA): IPO Saham, Harga, Prospek, Laporan Keuangan, dan Jadwal
Terkini
-
Pagi Ini, KPK Masih Tunggu Surat Keputusan Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Dkk
-
Dompet Dhuafa Menyapa Masyarakat Muslim di Pelosok Samosir, Bawa Bantuan dan Kebaikan
-
Usai Dapat Rehabilitasi Prabowo, Kuasa Hukum Ira Puspadewi Langsung Sambangi KPK
-
Kementerian PANRB Raih Predikat Unggul IKK Award 2025
-
Viral! Warga Malah Nonton Saat Gunung Semeru Luncurkan Debu Vulkanik Raksasa di Jembatan Ini
-
Viral Stiker Keluarga Miskin Ditempel di Rumah Punya Mobil,Bansos Salah Sasaran Lagi?
-
Plot Twist! Kurir Narkoba Kecelakaan di Tol Lampung, Nyabu Dulu Sebelum Bawa 194 Ribu Ekstasi
-
Mahfud MD Soal Geger di Internal PBNU: Konflik Tambang di Balik Desakan Gus Yahya Mundur
-
'Terima Kasih Pak Prabowo': Eks Dirut ASDP Lolos dari Vonis Korupsi, Pengacara Sindir KPK Keliru
-
Yusril: Pemberian Rehabilitasi Kepada Direksi Non Aktif PT ASDP Telah Sesuai Prosedur