Sikap siswa yang seperti ini mirip dengan beberapa kasus di Indonesia.
Kasus-kasus siswa yang menunjukkan perilaku tidak sopan kepada guru kian menjadi sorotan publik.
Kejadian-kejadian yang seringkali viral di media sosial ini memicu keprihatinan mendalam dan perdebatan sengit tentang etika, pendidikan karakter, serta peran sentral guru dalam sistem pendidikan.
Insiden yang paling menghebohkan, seperti video siswa SMP yang berani mendorong gurunya di dalam kelas, bukan sekadar kenakalan biasa.
Ini adalah gejala dari masalah yang lebih kompleks dan multidimensional yang membutuhkan penanganan serius dan terstruktur.
Perilaku tidak sopan ini tidak muncul begitu saja. Ada berbagai faktor yang menjadi pemicu, saling terkait satu sama lain.
Di era digital, nilai-nilai tradisional seperti rasa hormat kepada orang yang lebih tua, terutama guru, seringkali tergerus.
Anak-anak terpapar konten dari media sosial yang bisa mengaburkan batasan antara sopan dan tidak sopan, serta melihat model perilaku yang tidak pantas sebagai hal yang lumrah.
"Pendidikan karakter yang kuat bermula dari rumah. Jika orang tua tidak menanamkan nilai-nilai dasar seperti sopan santun dan empati sejak dini, sekolah akan kesulitan untuk membentuknya," kata seorang psikolog pendidikan.
Baca Juga: Isu Guru Dianggap Beban Negara, Viral Pendidik Ini Tetap Kerja saat Kritis hingga Wafat
Kurangnya pengawasan dan komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak dapat menyebabkan anak tidak memiliki kendali diri dan tidak menghargai figur otoritas seperti guru.
Terkadang, ada kesenjangan komunikasi antara siswa dan guru. Siswa mungkin merasa tidak dipahami atau tidak diperhatikan, yang memicu frustrasi dan berakhir dengan perilaku memberontak.
Guru yang terlalu kaku atau kurang memiliki keterampilan dalam pendekatan personal juga bisa menjadi pemicunya.
Lingkungan sekolah yang kurang kondusif, kurangnya peraturan yang jelas, atau penegakan disiplin yang tidak konsisten bisa menjadi lahan subur bagi perilaku tidak sopan.
Jika sanksi tidak efektif atau tidak diterapkan secara adil, siswa akan menganggap remeh peraturan yang ada.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah
Berita Terkait
-
Kisah Pilu Pak Suryono: 33 Tahun Mengabdi, Gajinya Cuma Rp350 Ribu per Tiga Bulan
-
Guru Besar UNM Prof Harris: Sekolah Rakyat Bisa Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pendidikan
-
Siswa Kelas 1 SD Menjerit Ketakutan! Aksi Arogansi Guru Ancam Cekik Murid
-
Demi Program Andalan Prabowo, Kemendiktisaintek 'Todong' DPR Tambahan Anggaran Rp5,9 Triliun
-
Pertamina Energi Negeri Gencarkan Edukasi Energi untuk 19 Ribu Siswa SD, Serentak di 28 Kota
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
Terkini
-
Indonesia Siap Kirim 20 Ribu Pasukan ke Gaza, Prabowo Minta TNI Bersiap
-
Dapat Undangan Khusus, Prabowo Bertolak ke Mesir Hari Ini Hadiri KTT Perdamaian Gaza
-
Jadwal Ganjil Genap: 26 Ruas Jalan di DKI Jakarta, 14 Titik, Sesi Pagi dan Sore Hari Ini
-
Prabowo Apresiasi Permainan Timnas meski Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026
-
DPR Bikin Aplikasi Pantau Reses Anggota, Dasco: Semua Wajib Pakai
-
Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Terburuk Ke-5 Dunia, Warga Diimbau Wajib Masker
-
Tiga Notaris Jadi Saksi Kunci, KPK 'Kuliti' Skema Mafia Tanah Tol Sumatera
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Identifikasi Korban Terus Berlanjut, 53 Jenazah Teridentifikasi!
-
Nobel Perdamaian 2025 Penuh Duri: Jejak Digital Pro-Israel Penerima Penghargaan Jadi Bumerang
-
Birokrasi Jadi Penghambat Ambisi Ekonomi Hijau Indonesia? MPR Usul Langkah Berani