News / Nasional
Senin, 08 September 2025 | 16:00 WIB
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi dan warga dari berbagai latar belakang mengucapkan ikrar bersama, "Jogo Suroboyo, Jogo Indonesia". (Dok: Pemkot Surabaya)

Ia juga menegaskan bahwa aksi unjuk rasa yang berujung pada kerusuhan, hanya akan menguntungkan pihak yang ingin merusak sendi kehidupan kota. Ekonomi sempat terhenti, warung dan warkop tutup, banyak usaha lumpuh.

"Kejadian kemarin sempat menghentikan ekonomi. Berarti kalau ada orang yang seperti ini, maka dia bukan orang baik, mereka tidak memikirkan nasib orang lain. Maka hari ini waktunya kita bangkit, kita jaga Kota Surabaya," tegas dia.

Kini, lewat gerakan yang diinisiasi oleh Surabaya Youth Leader Forum, Forum Jogo Suroboyo (FJS), dan sejumlah organisasi masyarakat, Kota Pahlawan kembali bangkit. Warga diminta kembali ke rutinitas, membuka warkop, berdagang maupun cangkrukan. Hanya saja, kali ini dengan kesadaran baru menjaga kota bersama-sama. "Saya yakin, arek-arek Surabaya, anak-anak muda Surabaya, elemen-elemen yang ada di Surabaya, pasti akan menjaga Kota Surabaya," kata Wali Kota Eri.

Setidaknya terdapat lima poin yang dibacakan dalam ikrar bersama di Tugu Pahlawan. Pertama, menjaga Surabaya tetap aman dan rukun. Kedua, menguatkan identitas kota sebagai jati diri warganya. Ketiga, menyampaikan aspirasi dengan kritis tapi tanpa terprovokasi. Keempat, menolak kekerasan dan anarkisme. Dan kelima, bersatu dalam harmoni tanpa amarah.

Tak hanya soal semangat, ikrar bersama Jogo Suroboyo juga melahirkan langkah konkret. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama warga sepakat menghidupkan kembali PAM Swakarsa melalui Kampung Pancasila.

“Kemarin sudah berjalan PAM Swakarsa, dengan Kampung Pancasila. Tuhan mengingatkan kita untuk mengembalikan lagi semangat itu. Maka siapapun yang merusak Surabaya, menyakiti Surabaya, saya yakin seluruh warga mulai hari ini akan bergerak," imbuhnya.

Salah satu inisiator sekaligus penyelenggara acara, Febryan Kiswanto, menjelaskan bahwa kegiatan doa dan ikrar bersama Jogo Suroboyo tersebut lahir sebagai bentuk dukungan nyata dari seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda.

"Ikrar hari ini adalah bentuk dukungan dari seluruh elemen masyarakat dan warga Kota Surabaya. Khususnya teman-teman muda ingin menyampaikan pesan kepada semua bahwa Surabaya hari ini sudah baik-baik saja dan akan terus berbenah untuk menjadi lebih baik,” kata Febry.

Febry juga menegaskan bahwa kerusuhan yang sempat terjadi beberapa waktu lalu, menjadi momentum untuk memperkuat gotong royong warga dalam menjaga Surabaya. "Maka hari ini kita ingin merapatkan barisan, memperbaiki apa yang kemudian kurang. Dan kami teman-teman muda berkomitmen untuk bersama-sama menjaga Kota Surabaya, maka tagline-nya adalah Jogo Suroboyo,” ujarnya.

Baca Juga: Pertama di Indonesia, Wali Kota Eri Cahyadi Terapkan Lelang Jabatan dengan Proposal dan Adu Gagasan Visi-Misi

Febry pun menyampaikan harapan agar situasi Surabaya ke depan terus berjalan kondusif, sekaligus membuka ruang bagi anak-anak muda untuk kembali berkarya. "Yang usaha tetap bisa jalan usahanya. Kemudian aktivitas belajar juga akan tetap belajar secara nyaman kembali,” harap Febry.

Warga dari berbagai komunitas ikut serta dalam "Jogo Suroboyo, Jogo Indonesia". (Dok: Pemkot Surabaya)

Sebagai Ketua Karang Taruna Surabaya, Febry juga menekankan bahwa organisasi pemuda di Kota Pahlawan menjadi bagian penting dari gerakan Jogo Suroboyo. "Surabaya Youth Leader Forum itu terdiri dari beberapa elemen-elemen pemuda. Nah, teman-teman elemen pemuda inilah yang menjadi inisiator, termasuk penyelenggara," pungkas Febry. (ADV)

Load More