News / Nasional
Jum'at, 12 September 2025 | 09:31 WIB
Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud Md mengatakan bahwa Eks Menteri Keuangan, Sri Mulyani sebelum akhirnya direshuffle sudah mengajukan pengunduran diri.

Namun menurut keterangan Mahfud, dua kali permohonan pengunduran diri Sri Mulyani tak kunjung dikabulkan oleh Presiden Prabowo Subianto.

“Saya mendengar beliau (Sri Mulyani) kalau yang dari dulu ya saya dengar juga tapi belum mendalami apakah itu benar, tapi yang akhir – akhir terkait sampai pemecatannya ini saya mendengar bahwa beliau memang sampai dua kali minta mengundurkan diri kepada Presiden Prabowo,” terang Mahfud, dikutip dari youtube Leon Hartono, Kamis (11/9/25).

“Tapi belum dikabulkan, sampai akhirnya direshuffle itu,” tambahnya.

Mahfud menilai bahwa Sri Mulyani adalah sosok yang professional, kompeten hingga memiliki integritas yang bagus. Bahkan track record-nya juga diakui oleh Mahfud sangat luar biasa.

Dengan segala pengorbanan yang diberikan Sri Mulyani untuk Indonesia itulah, menurut Mahfud yang membuat sang mantan Menkeu kecewa dengan balasan penjarahan.

“Tapi kalau bicara tentang syarat tata pemerintahan tadi, Bu Sri Mulyani itu memenuhi 3 syarat yang diperlukan untuk menjabat. Pertama profesionalismenya dia sangat kompeten, kedua track recordnya luar biasa di nasional maupun internasional, integritasnya juga bagus saya kenal dengan dia,” urai Mahfud.

“Sehingga beliau sangat kecewa kenapa rumah nya sampai dijarah seperti itu, negara tidak memberi perlindungan yang cukup,” imbuhnya.

Mahfud menyayangkan dengan kasus penjarahan yang terjadi di rumah Sri Mulyani.

Baca Juga: APBN 2026 Dikaji Ulang, Indonesia Upayakan Penurunan Tarif AS

Menurutnya pejabat – pejabat sensitif seperti Sri Mulyani harusnya dijaga dengan ketat, terlebih sudah terjadi penjarahan di rumah anggota DPR, Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio.

“Ya tentu kalau negara bisa bilang itu kan terjadi tiba – tiba, tapi semestinya antisipasi kan, kalau sudah terjadi di rumahnya Sahroni, mestinya ditempat – tempat pejabat gitu dijaga,” ucapnya.

“Tapi di rumah dia itu ketika terjadi penjarahan pertama dia telfon ke pejabat berwenang, dikirim TNI tapi sedikit. Tapi 2 jam kemudian datang lagi penjarahan baru dikirim TNI agak banyak. Tapi sudah terjadi penjarahan juga,” tambahnya.

Mahfud mengatakan bahwa Sri Mulyani memahami orang – orang yang menjarah rumahnya adalah orang – orang yang membutuhkan.

Namun Sri Mulyani rupanya menyayangkan penjagaan dari aparat yang kurang, sehingga kebobolan begitu saja.

“Ya yang saya dengar keluhannya ‘saya nggak papa sih itu orang menjarah itu mungkin karena butuh. Tapi saya tetap kecewa karena penjagaan dari aparat kurang, yang kedua saya disamakan dengan Sahroni’ haha gitu,” terang Mahfud.

Load More