Suara.com - Staf Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani kembali jadi perbincangan hangat publik. Putri sulung Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, ini bukan hanya dikenal karena karier politiknya, tetapi juga karena sejumlah kontroversi yang menyertainya.
Terbaru, Zita disorot usai dikabarkan membatalkan secara sepihak kehadirannya di Seminar Nasional Magister Pariwisata Universitas Padjadjaran (Unpad).
Di tengah sorotan ini, banyak yang penasaran dengan sosoknya. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah latar belakang pendidikan Zita Anjani.
Pendidikan Zita Anjani
Zita Anjani lahir pada 31 Juli 1990. Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Paramadina, Jakarta, untuk jenjang sarjana (S1). Paramadina sendiri dikenal sebagai kampus yang fokus pada ilmu sosial, komunikasi, dan politik.
Tidak berhenti di situ, Zita melanjutkan pendidikan ke jenjang magister bidang Komunikasi Politik. Latar belakang akademis ini membuatnya akrab dengan strategi komunikasi publik dan dinamika politik praktis, sesuatu yang kemudian terbukti penting ketika ia meniti karier di dunia politik.
Bekal akademis inilah yang turut mengantarkan Zita duduk di kursi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta periode 2019–2024, sekaligus menjadi salah satu politisi perempuan muda yang cukup berpengaruh di ibu kota.
Karier Politik dan Penunjukan di Pemerintahan
Sebagai politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN), Zita dikenal aktif menyuarakan isu-isu pendidikan, pemberdayaan perempuan, serta kesejahteraan masyarakat Jakarta.
Baca Juga: Siapa Zita Anjani? Pakai Baju Adat Couple dengan Verrell Bramasta saat Upacara HUT RI ke-80
Pada 2025, Presiden menunjuknya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata. Jabatan ini membuatnya kembali jadi sorotan karena dipercaya ikut membantu pemerintah dalam mendorong sektor pariwisata nasional.
Kasus Seminar Nasional Unpad
Di luar kiprahnya, nama Zita belum lama ini mencuat karena kasus Seminar Nasional Magister Pariwisata Universitas Padjadjaran (Unpad) 2025.
Awalnya, ia dijadwalkan hadir sebagai pembicara utama (keynote speaker) secara luring (offline). Panitia pun menyiapkan berbagai kebutuhan khusus, termasuk permintaan teleprompter dan detail daftar peserta.
Namun, mendekati hari acara, Zita mengubah komitmen kehadiran dari luring menjadi daring melalui aplikasi Zoom.
Sayangnya, ketika acara digelar, Zita tidak hadir sama sekali, baik secara offline maupun online. Panitia dan peserta yang sudah menunggu akhirnya kecewa karena agenda utama berubah mendadak.
Berita Terkait
-
Usai Tetapkan Nadiem Tersangka, Kejagung Periksa 3 Orang Saksi Kasus Korupsi Digitalisasi Pendidikan
-
Latar Belakang Mentereng Moreno Soeprapto, Masuk Kandidat Menpora Gantikan Dito Ariotedjo
-
Pendidikan Kelas Dunia Rahayu Saraswati, Ponakan Prabowo yang Mundur dari DPR Karena Kepleset Lidah
-
Pendidikan Raffi Ahmad, Calon Menpora Punya Klub yang Kini Terjungkal dari Liga 1 ke Liga 3
-
Mengapa Kita Perlu Sadar Politik dan Hak-Hak Dasar Warga Negara Sejak Dini?
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Gus Ipul Tegaskan Stiker Miskin Inisiatif Daerah, Tapi Masalahnya Ada 2 Juta Data Salah Sasaran
-
Mengapa Myanmar dan Kamboja Bukan Negara Tujuan Kerja yang Aman? Ini Penjelasan Pemerintah
-
Misteri Grup WA Terjawab: Kejagung Bantah Najelaa Terlibat Skandal Chromebook
-
DPD RI Gelar DPD Award Perdana, Apresiasi Pahlawan Lokal Penggerak Kemajuan Daerah
-
Program Learning for Life, Upaya Kemenpar Perkuat Pemberdayaan Masyarakat Pariwisata
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
-
Menkes Budi: Populasi Lansia di Jakarta Meningkat, Layanan Kesehatan Harus Beradaptasi
-
Berkas Lengkap! Aktivis Delpedro Cs akan Dilimpahkan ke Kejati DKI Rabu Besok
-
Sudah Vonis Final, Kenapa Eksekusi Harvey Moeis Molor? Kejagung Beri Jawaban
-
Sinergi Polri dan Akademi Kader Bangsa: Bangun Sekolah Unggul Menuju Indonesia Emas 2045