- YLBHI: Ganti Kapolri saja tidak cukup, butuh reformasi sistemik.
- Masalah utama Polri adalah brutalitas, kewenangan berlebih, dan 'no viral, no justice'.
- Istana secara resmi membantah rumor pergantian Kapolri yang beredar.
Suara.com - Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menegaskan bahwa mengganti figur pimpinan saja tidak akan menyelesaikan masalah.
Menurut YLBHI, Polri membutuhkan reformasi kelembagaan total untuk membongkar borok sistemik, mulai dari brutalitas aparat hingga fenomena 'no viral, no justice'.
Ketua YLBHI Muhammad Isnur, menekankan bahwa siapa pun Kapolri-nya, masalah akan tetap sama jika tidak ada perubahan fundamental pada konsep, analisis, dan rencana perbaikan di tubuh Polri.
Ia menunjuk penanganan demonstrasi sebagai salah satu contoh kegagalan yang paling nyata.
"Misalnya, bagaimana respons dan sikap polisi atas demonstrasi. Itu kan mengerikan, brutal, benar-benar melanggar hak asasi manusia. Nah bagaimana protap, bagaimana evaluasi... tidak boleh lagi ada gas air mata, tidak boleh lagi ada pentungan," kata Isnur kepada Suara.com, Sabtu (13/9/2025).
Kewenangan Berlebih
Isnur juga menyoroti kewenangan Polri yang dianggap terlalu luas dan rentan disalahgunakan, seperti dalam penerbitan SIM dan STNK.
Menurutnya, ini membuat institusi Polri menumpuk terlalu banyak 'urusan basah'.
"Harusnya kepolisian dikurangi kewenangan-kewenangannya pelan-pelan dan fokus pada urusan kepolisian yang memang sesuai dengan mandat konstitusi," tegas Isnur.
Baca Juga: Istana Bantah Presiden Prabowo Kirim Surpres Penggantian Kapolri ke DPR, Mensesneg: Belum Ada
Kritik tajam lainnya adalah soal proses penegakan hukum yang kerap dikeluhkan publik.
Ia menyebut adagium 'no viral, no justice' telah melekat kuat, di mana kasus tidak akan ditangani secara adil jika tidak viral terlebih dahulu di media sosial.
"Ke depan, penting kita pikirkan ide bagaimana penyidik tidak bisa diintervensi oleh atasannya karena sekarang ini ada problem independensi," ujar Isnur.
Istana Bantah Isu Pergantian
Kritik itu muncul sebagai respons atas rumor bahwa Presiden Prabowo Subianto akan mencopot Jenderal Listyo Sigit Prabowo, buntut dari kerusuhan yang menewaskan 10 orang dan insiden fatal lainnya.
Namun, secara terpisah, pihak Istana Kepresidenan telah membantah kabar tersebut.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Trik Rahasia Belanja Kosmetik di 11.11, Biar Tetap Hemat dan Tetap Glowing
-
4 HP Memori 512 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer dan Konten Kreator
-
3 Rekomendasi HP Infinix 1 Jutaan, Speknya Setara Rp3 Jutaan
-
5 HP Layar AMOLED Paling Murah, Selalu Terang di Bawah Terik Matahari mulai Rp1 Jutaan
-
Harga Emas Naik Setelah Berturut-turut Anjlok, Cek Detail Emas di Pegadaian Hari Ini
Terkini
-
Mau Perkuat Partai yang Dipimpin Prabowo, Budi Arie Bicara Soal Kapan Masuk Gerindra
-
Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Relawan Projo!
-
PLN Electric Run 2025 Siap Start Besok, Ribuan Pelari Dukung Gerakan Transisi Energi Bersih
-
Merapat ke Prabowo, Budi Arie Bicara Kemungkinan Jokowi Tak Lagi Jadi Dewan Penasihat Projo!
-
Hujan Lebat Iringi Megawati Ziarah ke Makam Bung Karno di Blitar, Begini Momennya
-
Usai Budi Arie Kasih Sinyal Gabung Gerindra, Projo Siap Lepas Wajah Jokowi dari Logo!
-
Beri Sinyal Kuat Gabung ke Gerindra, Budi Arie: Saya Satu-satunya yang Diminta Presiden
-
Cuma Hadir di Kongres Projo Lewat Video, Budi Arie Ungkap Kondisi Jokowi: Sudah Pulih, tapi...
-
Dari Blitar, Megawati Inisiasi Gagasan 'KAA Plus', Bangun Blok Baru Negara Global Selatan
-
Berenang Jelang Magrib, Remaja 16 Tahun Sudah 4 Hari Hilang usai Loncat dari Jembatan Kali Mampang