Suara.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan faktor-faktor pendorong di balik prediksi musim hujan 2025/2026 yang datang lebih awal dari biasanya. Kombinasi fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) negatif dan suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar Indonesia menjadi pemicu utamanya.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa fenomena El Niño–Southern Oscillation (ENSO) saat ini berada dalam kondisi netral, sehingga tidak ada pengaruh signifikan dari Samudra Pasifik.
Namun, dua faktor lain sangat berpengaruh:
- IOD Negatif: Indian Ocean Dipole (IOD) tercatat dalam kondisi negatif (indeks –1,2), yang berarti ada suplai uap air tambahan dari Samudra Hindia menuju wilayah Indonesia, khususnya bagian barat.
- Suhu Muka Laut Hangat: Suhu muka laut di perairan Indonesia tercatat lebih hangat dari rata-rata, yang memicu pembentukan awan hujan secara lebih intensif.
Peluang bagi Sektor Pertanian
Meskipun ada potensi risiko bencana, Ardhasena melihat kondisi ini juga memberikan manfaat positif, terutama bagi sektor pertanian.
"Kondisi musim hujan yang maju dari normal memberikan manfaat positif bagi petani untuk menyesuaikan pola tanam lebih dini, guna meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung upaya swasembada pangan," kata Ardhasena dalam keterangannya, Minggu (14/9/2025).
Rekomendasi Lintas Sektor
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengajak pemerintah dan masyarakat untuk memanfaatkan informasi ini sebagai dasar perencanaan. Ia merinci sejumlah langkah antisipasi yang perlu disiapkan oleh setiap sektor:
- Pertanian: Menyesuaikan jadwal tanam, menggunakan varietas yang tahan genangan, serta memperbaiki irigasi dan drainase.
- Perkebunan: Mengendalikan hama dan penyakit akibat kelembapan tinggi dan menyesuaikan jadwal pemupukan.
- Energi: Mengoptimalkan pengisian waduk sejak awal musim dan menyesuaikan operasi pembangkit listrik dengan puncak musim hujan.
- Kebencanaan: Meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan longsor dengan membersihkan saluran air. Namun, tetap waspada terhadap risiko kebakaran hutan dan lahan pada periode transisi, khususnya di NTB, NTT, dan Papua Selatan.
- Kesehatan: Mewaspadai peningkatan kasus penyakit tropis seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Desember 2025–Januari 2026 dengan memberantas sarang nyamuk.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Zita Anjani Diduga Kerap Mangkir dari Acara Penting, Pantas Dicopot dari Utusan Khusus Presiden?
-
BMKG: Musim Hujan 2025/2026 Datang Lebih Awal, Waspada Banjir dan Longsor
-
Viral Video Prabowo Tayang di Bioskop, Mensesneg: Lumrah Selama Tak Langgar Aturan
-
Hadapi 'Gender Trap', Menteri PPPA Desak Polwan Diberi Peran Lebih di Posisi Strategis
-
Polisi Lepas Maling Motor di Cikarang Langgar Prosedur? Ini Kata Propam
-
Polemik Selesai, TNI Resmi 'Luruskan Informasi' dengan Ferry Irwandi
-
Perang Interpretasi Janji Presiden Prabowo: Yusril Sebut 'Masuk Akal', Lukman Bilang 'Setuju'
-
ICJR Skakmat Yusril: Tawaran Restorative Justice untuk Demonstran Itu Konsep Gagal Paham
-
Pakar Bongkar Pencopotan Sri Mulyani dan Budi Gunawan, Manuver Prabowo Ambil Alih Penuh Kendali?
-
Kapolri Absen Jemput Presiden Prabowo di Bali di Tengah Isu Penggantian TB-1