News / Nasional
Jum'at, 19 September 2025 | 17:02 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. (Suara.com/Yasir)
Baca 10 detik
  • SPBU swasta (Shell, Vivo, BP, Exxon Mobil) sepakat untuk mengimpor stok BBM tambahan melalui Pertamina 
  • Kesepakatan ini didasarkan pada prinsip "sama-sama cengli" (saling menguntungkan) yang ditekankan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia
  • Pemerintah melakukan intervensi ini karena BBM dianggap sebagai komoditas yang menguasai hajat hidup orang banyak

Suara.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akhirnya turun tangan mengatasi menipisnya stok bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah SPBU swasta. Setelah menggelar rapat darurat dengan manajemen Shell, Vivo, BP, Exxon Mobil, dan Pertamina di Jakarta pada Jumat (19/9/2025), sebuah kesepakatan penting berhasil dicapai.

Disebut Bahlil, SPBU swasta sepakat untuk membeli stok BBM tambahan melalui skema impor yang dikoordinasikan oleh Pertamina.

Langkah ini diambil setelah kuota impor tambahan sebesar 10 persen yang diberikan pemerintah tahun ini menipis drastis, menyebabkan banyak SPBU swasta terancam kehabisan stok.

Namun, Bahlil memastikan kolaborasi ini bukan sekadar perintah, melainkan sebuah kesepakatan bisnis yang adil dan transparan untuk semua pihak.

"Mereka setuju, dan memang harus setuju untuk beli, berkolaborasi dengan Pertamina," ucap Bahlil saat konferensi pers usai pertemuan tersebut.

Skema "Cengli" dan Buka-Bukaan Harga

Bukan tanpa syarat, para pengelola SPBU swasta mengajukan beberapa permintaan krusial dalam skema kolaborasi ini. Pertama, BBM yang mereka beli dari Pertamina harus dalam bentuk murni (fuel base). Nantinya, proses pencampuran atau formulasi khusus akan dilakukan di tangki penyimpanan masing-masing SPBU sesuai standar mereka.

"Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing," kata Bahlil sebagaimana dilansir kantor berita Antara.

Syarat kedua yang tak kalah penting adalah adanya transparansi penuh. SPBU swasta menuntut adanya survei bersama dalam proses pembelian stok BBM serta keterbukaan total soal harga.

Baca Juga: Bintang Emon: SPBU Asing Jual Cireng Isi Aja, Mumpung Belum Ada Saingan BUMN

Menanggapi hal ini, Bahlil dengan tegas menyetujuinya dan menekankan bahwa prinsip keadilan bisnis atau "cengli" (saling menguntungkan) harus menjadi landasan utama. Tidak boleh ada pihak yang merasa dirugikan dalam kerja sama strategis ini.

"Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli (untung), harus semua terbuka, dan sudah setuju juga terjadi open book. Dan ini teman-teman dari swasta juga sudah setuju," ucap Bahlil, memastikan bahwa skema "buka-bukaan" harga telah disepakati bersama.

Menurut Menteri ESDM, stok impor BBM baru dari hasil kolaborasi ini diharapkan sudah bisa masuk ke Indonesia paling lambat dalam tujuh hari ke depan. Sementara itu, detail mengenai volume impor tambahan untuk masing-masing SPBU swasta akan dibahas lebih lanjut dalam rapat teknis.

Bahlil menegaskan, intervensi pemerintah dalam urusan ini mutlak diperlukan. Ia beralasan bahwa BBM adalah komoditas vital yang menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga negara wajib hadir untuk memastikan ketersediaannya bagi masyarakat.

"Cabang-cabang industri yang menguasai hajat hidup orang banyak, itu dikuasai oleh negara," kata dia, merujuk pada aturan yang berlaku sebagai dasar kebijakan tersebut.

Load More