-
Mahasiswi IPB Feny Siregar dikeroyok saat meneliti skripsi.
-
Ia dipukuli karena mendokumentasikan kekerasan aparat PT TPL.
-
Puluhan warga, termasuk disabilitas, juga menjadi korban kekerasan.
Suara.com - Niat Feny Siregar (21) meneliti tentang konflik agraria untuk bahan skripsi menyelesaikan studi akhir di Fakultas Ekologi Manusia IPB University dibayar dengan kekerasan brutal sekuriti PT Toba Pulp Lestari (TPL).
Mahasiswi semester IX itu dikeroyok pekerja PT TPL saat mencoba melindungi seorang anak disabilitas di tengah penyerbuan.
Senin (22/9/2025), situasi damai berubah menjadi neraka ketika ratusan sekuriti PT TPL yang diangkut delapan truk menyerbu wilayah tersebut.
Naluri jurnalistiknya tergerak, Feny yang berada di tengah Komunitas Adat Lamtoras di Desa Sihaporas, Simalungun, tergerak mendokumentasikan aksi pemukulan yang dilakukan para pekerja terhadap warga.
Namun, ia tidak mengira bila tindakannya itu malah membuatnya menjadi target utama pekerja TPL yang menyerangnya membabi buta.
"Saya dikejar-kejar pekerja TPL. Mungkin karena saya mengenakan jaket kampus IPB," kata Feny.
Dihajar Saat Lindungi Anak Disabilitas
Feny menceritakan, ia dipukuli saat mencoba melindungi Dimas Ambarita (17), seorang anak penyandang disabilitas, di dalam posko warga.
Para penyerang menuduhnya sebagai provokator dari LSM.
Baca Juga: Kronologi Mencekam Sekuriti-Pekerja Toba Pulp Lestari Serbu Warga Adat Sihaporas, Ibu-ibu Dipukuli
"Saya sembunyi di posko yang juga hunian Masyarakat adat. Saat pekerja TPL memukuli warga, saya juga dipukul. Mengira saya pihak LSM sebagai provokator, padahal saya sudah bilang mahasiswa. Kepala saya kena pukul kayu alat pekerja TPL," Kata Feny saat dirawat di Rumah Sakit Harapan, Pematangsiantar, Senin (22/9/2025) malam.
"Waktu mereka memukuli saya, mereka bilang. 'Kau provokator kan. Kau bukan mahasiswa, tapi kau Dari LSM kan'," katanya.
"Ketika itu dia coba telungkup, membungkukkan badan kan kepala ke lantai sambil melindungi tubuh Dimas Ambarita, anak disabilitas."
Akibatnya, kepala Feny bengkak dan kepala Dimas terluka. Tak hanya itu, bukti dokumentasinya pun dimusnahkan.
"Video dan foto yang saya ambil pun disuruh hapus paksa," katanya.
Jaket almamater IPB miliknya juga diduga ikut hangus setelah posko kayu tersebut dibakar oleh para penyerang.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Sunscreen Terbaik Harga di Bawah Rp30 Ribu agar Wajah Cerah Terlindungi
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- 24 Kode Redeem FC Mobile 4 November: Segera Klaim Hadiah Parallel Pitches, Gems, dan Emote Eksklusif
Pilihan
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
-
Bos Pajak Cium Manipulasi Ekspor Sawit Senilai Rp45,9 Triliun
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
Terkini
-
Konflik Lahan di Lebak Memanas, DPR Panggil Perusahaan dan KLHK
-
Di Hadapan Buruh, Aher Usul Kontrak Kerja Cukup Setahun dan Outsourcing Dibatasi
-
Aher Terima Curhat Buruh: RUU Ketenagakerjaan Jadi Sorotan, PHK Sepihak Jadi Ancaman
-
Tips Akhir Tahun Ga Bikin Boncos: Maksimalkan Aplikasi ShopeePay 11.11 Serba Hemat
-
Deolipa Tegaskan Adam Damiri Tidak Perkaya Diri Sendiri dalam Kasus Korupsi Asabri
-
Tak Hadir Lagi di Sidang Sengketa Tambang Nikel Haltim, Dirut PT WKS Pura-pura Sakit?
-
Gubernur Pramono Lanjutkan Uji Coba RDF Rorotan Meski Diprotes: Tidak Kapasitas Maksimum
-
Hasto: PDIP Dorong Rote Ndao Jadi Pusat Riset Komoditas Rakyat, Kagum pada Tradisi Kuda Hus
-
Di Rote Ndao, Hasto PDIP Soroti Potensi Wilayah Terluar RI
-
Belajar Asuransi Jadi Seru! Chubb Life Luncurkan Komik Edukasi Polistory