- BNPT menempatkan pencegahan di ruang digital sebagai prioritas utama.
- Eddy Hartono, menegaskan pentingnya mengelola ruang digital secara bijak.
- BNPT mempunyai 4 kegiatan prioritas nasional, salah satunya adalah memperkuat kegiatan kontra radikalisasi.
Suara.com - Di era serba digital ini, internet ibarat dua sisi mata pisau yang tajam. Di satu sisi, ia membuka gerbang literasi, komunikasi, dan interaksi sosial seluas-luasnya.
Namun di sisi lain, ruang siber juga menjadi medan perang baru bagi kelompok radikal, tempat mereka menyemai propaganda, ideologi kekerasan, dan bahkan merekrut anggota baru.
Menyikapi fenomena ini, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menempatkan pencegahan di ruang digital sebagai prioritas utama.
Kepala BNPT, Eddy Hartono, menegaskan pentingnya mengelola ruang digital secara bijak.
"Kita ketahui bersama bahwa era transformasi digital ini tentunya ruang siber atau digital menjadi penting untuk kita lakukan pembinaaan ataupun dijadikan sarana untuk melakukan upaya-upaya pencegahan di ruang digital," ujar Eddy di Kantor Antara, dikutip Selasa (23/9/2025).
"Kita ketahui bersama bahwa ruang digital ini bisa menjadi sarana yang positif, juga menjadi sarana yang negative," katanya menambahkan.
Sebagai langkah konkret, BNPT telah membentuk Satgas Kontra. Tim khusus ini bertugas memetakan platform, konten, hingga substansi yang berpotensi menyebarkan paham radikal.
Tujuannya jelas: memastikan ruang digital tetap sehat, produktif, dan aman bagi generasi muda serta seluruh lapisan masyarakat.
"Sehingga tidak menyebar bisa mempengaruhi bagi generasi muda sekarang maupun masyarakat. Tentunya semua elemen masyarakat kami berharap untuk berpartisipasi aktif," kata dia.
Baca Juga: Viral Video Prabowo Tayang di Bioskop, Mensesneg: Lumrah Selama Tak Langgar Aturan
Eddy juga menambahkan, penguatan kontra radikalisasi adalah agenda prioritas nasional yang tercantum dalam RPJMN.
Ini berarti BNPT tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga gencar melakukan "kontra ideologi, kontra narasi, dan kontra propaganda," baik di dunia maya maupun nyata.
"Didalam RPJMN bahwa ini merupakan interpretasi dari Asta Cita Presiden dimana BNPT mempunyai 4 kegiatan prioritas nasional, salah satunya adalah memperkuat kegiatan kontra radikalisasi," kata dia.
"Kontra radikalisasi itu adalah melakukan kontra ideologi, kontra narasi dan kontra propaganda, ini dilakukan di dalam ruang siber atau digital maupun di ruang konvensional," lanjut Eddy.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Bambang Tri Siap Jadi Saksi Sidang Ijazah Jokowi, Klaim Punya Bukti Baru dari Buku Sri Adiningsih
-
Wamenkum: Penyadapan Belum Bisa Dilakukan Meski Diatur dalam KUHAP Nasional
-
Hindari Overkapasitas Lapas, KUHP Nasional Tak Lagi Berorientasi pada Pidana Penjara
-
Kayu Hanyutan Banjir Disulap Jadi Rumah, UGM Tawarkan Huntara yang Lebih Manusiawi
-
Video Viral Badan Pesawat di Jalan Soetta, Polisi Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Libur Natal dan Tahun Baru, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan Tiga Hari!
-
KemenHAM: Pelanggaran HAM oleh Perusahaan Paling Banyak Terjadi di Sektor Lahan
-
Pemerintah Terbitkan PP, Wahyuni Sabran: Perpol 10/2025 Kini Punya Benteng Hukum
-
Komisi III DPR Soroti OTT Jaksa, Dorong Penguatan Pengawasan
-
Perpres Baru Bisnis dan HAM Masih Menunggu Teken Menko Airlangga