News / Nasional
Rabu, 24 September 2025 | 12:37 WIB
Rocky Gerung
Baca 10 detik
  • Rocky Gerung melontarkan prediksi kontroversial mengenai kemungkinan duet Gibran Rakabuming Raka sebagai calon presiden dan Joko Widodo sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2029
  • Menurut analisis Rocky, skenario ini didasari oleh kebutuhan Jokowi untuk mendapatkan perlindungan politik dari Gibran setelah tidak lagi menjabat
  • Wacana duet ayah-anak ini menuai kritik tajam karena dianggap melanggar etika politik terkait nepotisme dan menyalahi norma budaya ketimuran

Suara.com - Panggung politik nasional kembali dibuat riuh oleh analisis tajam pengamat politik Rocky Gerung. Kali ini, ia melemparkan prediksi yang tak terduga dan berpotensi menjadi perdebatan panas: Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon presiden pada Pemilu 2029, didampingi oleh ayahnya sendiri, Joko Widodo, sebagai calon wakil presiden.

Dalam sebuah diskusi panas di kanal Rakyat Bersuara, Senin (23/9/2024), Rocky dengan tegas menyatakan bahwa skenario "anak jadi bos bapak" ini sangat mungkin terjadi dan tidak melanggar aturan hukum manapun di Indonesia.

“Gibran jadi presiden, Jokowi jadi wakil presiden. Sah secara undang-undang dasar. Tidak ada masalah,” ujar Rocky dengan gaya khasnya yang provokatif.

Menurut Rocky, wacana ini bukanlah sekadar olok-olok politik, melainkan sebuah cerminan dari realitas kekuasaan yang mampu mengubah hal mustahil menjadi kenyataan. Namun, di balik legalitas formal, ia mencium adanya motif yang lebih dalam, yakni strategi perlindungan politik bagi Jokowi setelah lengser dari jabatannya.

Rocky berpendapat, posisi Gibran sebagai orang nomor satu di republik akan menjadi benteng pelindung paling kokoh bagi Jokowi dari berbagai potensi masalah hukum dan politik di masa depan.

Mulai dari isu dugaan pelanggaran HAM, utang politik, hingga polemik ijazah yang sempat ramai. Dengan menjadi wakil presiden, Jokowi bisa mengamankan warisan politiknya sekaligus terhindar dari tekanan pasca-kekuasaan.

“Jokowi hanya bisa bersembunyi kalau yang menyembunyikan dia adalah Gibran,” tegas Rocky, menyiratkan adanya ketergantungan politik yang sangat kuat antara ayah dan anak tersebut.

Meski secara hukum dinilai tidak bermasalah, prediksi Rocky ini langsung menabrak tembok etika dan budaya. Sejumlah kalangan menilai duet ayah-anak ini sulit diterima akal sehat dalam konteks tradisi politik Indonesia. Menempatkan seorang ayah sebagai bawahan langsung anaknya dianggap menyalahi norma ketimuran yang luhur.

“Kalau anak menjadikan ayahnya wakil, itu melanggar adat ketimuran. Secara etika politik juga sulit diterima,” kata salah seorang peserta diskusi, menyuarakan kegelisahan publik.

Baca Juga: Rocky Gerung Sebut Gibran Anak Kecil, Walk Out dari Acara TV Usai Debat Skenario Jokowi Wapres 2029

Kritik tajam terkait praktik nepotisme yang kental juga tak terhindarkan. Formasi ini dianggap akan mencederai semangat demokrasi yang seharusnya mengedepankan kompetensi dan meritokrasi, bukan hubungan darah.

Prediksi ini juga terasa kontras dengan sikap politik Jokowi saat ini. Belum lama ini, Jokowi justru secara terbuka mendorong para relawannya untuk mendukung penuh pemerintahan Prabowo-Gibran, bahkan memberi sinyal dukungan agar Prabowo bisa melanjutkan kepemimpinan hingga periode kedua.

Kendati demikian, Rocky Gerung tetap pada pendiriannya, meyakini bahwa politik Indonesia selalu penuh dengan kejutan tak terduga. Ia seolah menantang publik untuk membuktikan kebenaran analisisnya di masa depan. Dengan penuh keyakinan, Rocky menutup pernyataannya dengan sebuah tantangan.

“Tagih saya nanti di 2029," ucap dia.

Load More