- Said Didu mempertanyakan langkah Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang membentuk Tim Reformasi Polri internal
- Ia menyoroti kejanggalan waktu, di mana surat perintah Kapolri terbit pada tanggal yang sama saat Menko Kumham mengumumkan rencana Presiden
- Said Didu menduga manuver ini bisa menjadi sinyal adanya perlawanan atau resistensi dari internal Polri terhadap agenda reformasi yang diusung Presiden Prabowo
Suara.com - Wacana reformasi besar-besaran di tubuh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) diwarnai manuver tak terduga yang memicu kecurigaan publik. Mantan Sekretaris BUMN, Muhammad Said Didu, secara tajam menyoroti langkah Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang seolah 'menyalip di tikungan' dengan membentuk tim reformasi internal.
Langkah Kapolri ini mendahului tim reformasi resmi yang rencananya akan dibentuk langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, memunculkan pertanyaan besar mengenai soliditas dan loyalitas di internal lembaga penegak hukum tersebut.
Said Didu, melalui analisis kritisnya, tanpa ragu melemparkan dugaan adanya perlawanan dari dalam terhadap arahan Presiden. Ia mempertanyakan motif di balik pembentukan tim yang terkesan tumpang tindih dan tidak terkoordinasi ini.
"Pembentukan Tim Reformasi Polri oleh Kapolri apakah bentuk perlawanan dari dalam kepada Presiden?," tanya Said Didu dengan lugas melalui akun media sosial X @msaid_didu, Senin (22/9/2025).
Kecurigaan Said Didu bukan tanpa dasar. Ia membeberkan kronologi yang dinilainya janggal. Sebelumnya, Presiden Prabowo telah menunjukkan keseriusannya untuk mereformasi Polri dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 97/P Tahun 2025, yang menunjuk Jenderal (Pol) Ahmad Dofiri sebagai Penasehat Khusus Presiden di bidang Reformasi Polri.
Bahkan, Menko Kumham pada 17 September 2025 lalu telah mengumumkan bahwa Presiden akan membentuk Tim Reformasi Polri pada akhir bulan September. Namun, secara mengejutkan, Mabes Polri justru lebih dulu mengumumkan tim versinya sendiri.
"Hari ini, 22 September 2025 Mabes Polri mengumumkan pembentukan Tim Reformasi Polri No Sprin/2749/TUK/IX.2.1/2025 tanggal 17 September 2025," ungkap Said Didu, menyoroti tanggal surat perintah Kapolri.
Menurutnya, ada sebuah keanehan yang sangat mencolok. Tim yang digagas oleh kepala negara justru didahului oleh tim bentukan internal Polri, dan yang lebih membingungkan, keduanya seolah berjalan sendiri-sendiri tanpa ada keterkaitan.
"Ada yang aneh, tim Reformasi yg direncanakan dibentuk oleh Presiden didahului oleh Tim Reformasi yang dibentuk oleh Kapolri dan sepertinya tdk ada kaitan dengan Tim Reformasi yang akan dibentuk oleh Presiden," imbuhnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Tolak Pintu Damai! Akui Rumah Tangga Rusak Gara-gara Lisa Mariana
Fakta bahwa tanggal surat perintah Kapolri (17 September 2025) bertepatan dengan pengumuman Menko Kumham soal rencana Presiden, semakin memperkuat dugaan adanya agenda tersembunyi. Dari kacamata tata kelola pemerintahan dan prinsip loyalitas, Said Didu menilai langkah Kapolri ini sangat tidak wajar.
"Berdasarkan pertimbangan tata kelola pemerintahan dan prinsip loyalitas, bahwa langkah pembentukan Tim Reformasi oleh Kapolri tidak wajar," tandasnya.
Puncaknya, pria kelahiran Pinrang ini menyimpulkan bahwa manuver ini bisa diartikan sebagai sebuah bentuk resistensi atau perlawanan dari internal Polri terhadap keinginan Presiden, yang ia sebut sebagai cerminan aspirasi rakyat untuk melihat Polri yang lebih baik.
"Dapat diduga bahwa terjadi perlawanan dari internal Polri teradap keinginan Presiden (sesuai aspirasi rakyat) untuk melakukan reformasi Polri," kuncinya.
Berita Terkait
-
Ridwan Kamil Tolak Pintu Damai! Akui Rumah Tangga Rusak Gara-gara Lisa Mariana
-
Tim Reformasi Polri Segera Dibentuk, Mensesneg Sebut Nama Mahfud MD dan Mantan Kapolri
-
Mahfud MD Mau Gabung Komite Reformasi Polri, Istana: Alhamdulillah
-
Profil Irjen Herry Nahak, Jenderal Lulusan Terbaik Akpol Ditunjuk Jadi Waka Tim Transformasi Polri
-
Bukan Jenderal Biasa, Mengenal Komjen Chryshnanda yang Ditunjuk Pimpin Tim Transformasi Polri
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
Terkini
-
Said Didu 'Semprot' KSP Qodari Buntut Pernyataan Soal Anggaran MBG: Anda Bukan Perdana Menteri!
-
Inflasi di 8 Provinsi Melonjak, Mendagri Tito Minta Kepala Daerah Turun Tangan
-
NasDem Kembali Usulkan Gibran Ngantor di IKN: Agar Tak Mubazir
-
Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, Tugas Jokowi Apa?
-
Peringati Hari Tani, DPR Gelar Audiensi Reforma Agraria Bersama Petani dan Menteri
-
Demokrasi di Ujung Tanduk: Rocky Gerung dan Mahfud MD Kritik Defisit Nilai Sipil di Indonesia
-
Ribuan Buruh dan Petani Longmarch ke DPR RI, Bawa 9 Tuntutan dalam Peringatan Hari Tani Nasional
-
Ribuan Anak Keracunan dan Makanan Berbelatung, FSGI Desak Moratorium Program Makan Bergizi Gratis
-
Demokrasi Terancam? Rocky Gerung Kritik Pergeseran Politik ke Kaum Demagog
-
Penuh Belatung, RS Polri Ungkap Luka-luka Mengerikan Kasus Bocah Membusuk di Indekos Penjaringan