- Sebanyak 38 santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo diperkirakan masih terjebak di bawah reruntuhan
- Dari total 140 korban, 102 santri telah dievakuasi, dengan rincian 91 selamat mandiri dan 11 diselamatkan tim SAR
- Proses evakuasi yang dilakukan tim SAR gabungan menghadapi dua kendala utama
Suara.com - Suasana tegang dan penuh doa masih menyelimuti Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Tim SAR gabungan terus berpacu dengan waktu dalam operasi penyelamatan dramatis pasca ambruknya gedung musala di kompleks tersebut.
Hingga kini, nasib 38 santri masih menjadi tanda tanya besar karena mereka diperkirakan masih terjebak di bawah tumpukan puing bangunan.
Informasi krusial ini dikonfirmasi Badan SAR Nasional (Basarnas) yang memimpin operasi penyelamatan. Dari total sekitar 140 santri yang berada di lokasi saat kejadian nahas itu, sebagian besar telah berhasil dievakuasi, namun puluhan lainnya masih menunggu untuk diselamatkan.
"Berdasarkan informasi dari pihak pondok pesantren terdapat kurang lebih 140 santri yang menjadi korban, di mana 102 di antaranya telah dievakuasi," ungkap Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit, di Posko SAR dekat lokasi kejadian, Selasa (30/9/2025).
Artinya, saat ini diperkirakan masih ada 38 santri yang masih terjebak.
Nanang merinci, dari 102 santri yang selamat, 91 di antaranya berhasil menyelamatkan diri secara mandiri sesaat setelah bangunan runtuh.
Sementara itu, 11 santri lainnya merupakan hasil kerja keras tim SAR gabungan yang berjibaku mengevakuasi mereka dari bawah reruntuhan sejak Senin (29/9) petang.
Namun, kabar duka tak terhindarkan. Dari 11 santri yang berhasil dievakuasi oleh tim penyelamat, satu di antaranya dinyatakan meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo.
Di tengah ketidakpastian, secercah harapan muncul. Nanang mengungkapkan bahwa tim penyelamat sempat berhasil menjalin komunikasi dengan salah satu santri yang masih terperangkap di dalam reruntuhan. Hal ini memompa optimisme bahwa korban dapat segera ditemukan dan dievakuasi dalam kondisi selamat.
Untuk memaksimalkan proses evakuasi, pihak berwenang telah memperluas area steril di sekitar lokasi kejadian. Langkah ini diambil untuk mengatasi salah satu kendala utama, kerumunan warga yang berpotensi mengganggu konsentrasi tim penyelamat.
Baca Juga: Tragedi Ponpes Al Khoziny: 38 Orang Hilang, Pencarian Masih Berlanjut
"Karena petugas yang sedang berusaha evakuasi sangat sensitif terhadap suara, sementara di depan ponpes banyak masyarakat berkerumun dan menimbulkan suara-suara yang mengganggu konsentrasi," jelas Nanang sebagaimana dilansir Antara.
Selain gangguan suara, tantangan terbesar yang dihadapi tim di lapangan adalah kondisi reruntuhan yang sangat tidak stabil. Tingkat kerentanan material bangunan yang bisa kembali ambruk setiap saat menjadi ancaman serius bagi keselamatan korban yang terjebak maupun tim penyelamat itu sendiri.
Berita Terkait
-
Biaya Pendidikan di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Gedung Musala Roboh Diduga Telan Korban 100 Santri
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: 38 Orang Hilang, Pencarian Masih Berlanjut
-
Siapa Pendiri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo? Pondok Tertua di Jatim, Bangunan Ambruk Timpa 100 Santri
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny: Musala Ambruk saat Salat Ashar, Puluhan Santri Tertimpa Reruntuhan!
-
Ambruknya Musala di Ponpes Al Khoziny, Puluhan Santri Dievakuasi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
Terkini
-
Sekolah di Tiga Provinsi Sumatra Kembali Normal Mulai 5 Januari, Siswa Boleh Tidak Pakai Seragam
-
Makna Bendera Bulan Bintang Aceh dan Sejarahnya
-
Antara Kesehatan Publik dan Ekonomi Kreatif: Adakah Jalan Tengah Perda KTR Jakarta?
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Mendagri: Libatkan Semua Pihak, Pemerintah Kerahkan Seluruh Upaya Tangani Bencana Sejak Awa
-
Seorang Pedagang Tahu Bulat Diduga Lecehkan Anak 7 Tahun, Diamuk Warga Pasar Minggu
-
Banjir Ancam Produksi Garam Aceh, Tambak di Delapan Kabupaten Rusak
-
Simalakama Gaji UMR: Jaring Pengaman Lajang yang Dipaksa Menghidupi Keluarga
-
Manajer Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia Diteror Bangkai Ayam: Upaya Pembungkaman Kritik
-
Sepanjang 2025, Kemenag Teguhkan Pendidikan Agama sebagai Investasi Peradaban Bangsa