News / Nasional
Minggu, 05 Oktober 2025 | 13:40 WIB
Presiden Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi). (gerindra.id)
Baca 10 detik
  • Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Ke-7 Joko Widodo menggelar pertemuan tertutup selama lebih dari dua jam
  • Mensesneg Prasetyo Hadi mengonfirmasi bahwa agenda utama adalah pembahasan masalah kebangsaan
  • Pertemuan ini mendapat respons positif dari Luhut Binsar Pandjaitan

Suara.com - Presiden Prabowo Subianto dan pendahulunya, Presiden Ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menggelar pertemuan empat mata yang berlangsung lebih dari dua jam di kediaman pribadi Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, pada Sabtu (4/10). Pertemuan itu disebut membahas isu-isu krusial kebangsaan.

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi, yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Presiden, menjadi sumber utama yang mengonfirmasi pertemuan tingkat tinggi ini.

Menurutnya, pertemuan yang dimulai dengan makan siang bersama itu merupakan ajang silaturahmi dua pemimpin bangsa yang sarat akan pesan strategis.

"Yang pertama memang silaturahmi diantara dua pemimpin, Presiden Ke-7 dan Presiden Ke-8. Kalau Pak Prabowo berkesempatan ke Jawa Tengah, Beliau yang sowan atau mampir (ke kediaman Jokowi). Kebetulan Pak Presiden Ke-7, Pak Jokowi ada di Jakarta, sudah janjian ketemu waktunya makan siang," kata Prasetyo Hadi saat ditemui di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Minggu (5/10).

Namun, yang menjadi sorotan utama adalah adanya "masukan" khusus dari Jokowi kepada Prabowo. Prasetyo mengindikasikan bahwa Jokowi memberikan sejumlah nasihat penting terkait arah pemerintahan ke depan, meskipun ia enggan membeberkan isinya secara rinci kepada publik.

"Tentu banyak hal yang dipercakapkan mengenai masalah-masalah kebangsaan, termasuk memberikan masukan kedepan sebaiknya seperti apa untuk beberapa hal. Kurang lebih 2 jam pertemuan di antara dua pemimpin," ungkap Mensesneg sebagaimana dilansir Antara.

Kerahasian isi masukan tersebut sontak memicu berbagai spekulasi di kalangan pengamat politik. Pertemuan ini dinilai bukan sekadar silaturahmi biasa, melainkan sebuah konsolidasi penting antara kekuatan politik saat ini dengan pemerintahan sebelumnya.

Dukungan terhadap pertemuan ini datang dari berbagai tokoh, salah satunya Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan. Menurutnya, keakraban yang ditunjukkan oleh kedua pemimpin adalah sinyal positif bagi stabilitas nasional.

"Bagus kan kalau Presiden dengan mantan presiden bertemu, pemimpin guyub," kata Luhut saat ditemui di lokasi yang sama.

Baca Juga: Prabowo di HUT ke-80 TNI: Tak Ada Tempat untuk Pemimpin Tak Kompeten

Meskipun tidak mengetahui detail pembicaraan, Luhut meyakini ada hal-hal positif dan konstruktif yang dibahas oleh Prabowo dan Jokowi.

"Saya pikir, mereka berdua kan pemimpin. Pemimpin dan mantan pemimpin. Itu ada yang mereka bicarakan. Jadi kita doakan semua kompak," tambah Luhut.

Setelah pertemuan dengan Jokowi, agenda Presiden Prabowo dilaporkan berlanjut dengan menemui sejumlah tokoh bangsa lainnya di Kertanegara, didampingi oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, menandakan padatnya aktivitas konsolidasi yang tengah dijalankan.

Load More