-
Guru Besar FHUI Prof. Sulistyowati menilai Polri berlebihan dalam menangani aksi demonstrasi dan salah mengidentifikasi massa.
-
Ia mengkritik penangkapan aktivis serta penyitaan buku yang disebut menunjukkan alergi terhadap literasi dan pemikiran kritis.
-
Dalam seminar di UI, Sulistyowati menyerukan reformasi pendidikan kepolisian dan pengembalian Polri ke tugas konstitusionalnya.
Suara.com - Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Prof. Sulistyowati menyoroti keras langkah kepolisian yang dinilainya berlebihan dalam menangani aksi demonstrasi akhir Agustus 2025.
Ia menilai Polri gagal membedakan antara massa aksi yang menyuarakan aspirasi rakyat dengan kelompok penumpang gelap, serta menggunakan kekuasaan secara berlebihan.
Kritik tajam ini disampaikan Sulistyowati dalam seminar “Kemana Arah Reformasi Kepolisian Saat Ini?” yang digelar Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia di Kampus UI, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2025).
“Polisi itu meresponnya dengan mengonstruksi identitas massa sebagai perusuh, perusak fasilitas umum, pembakar, penjarah, dan lain-lain. Tapi siapa sebenarnya mereka? Bukankah kita melihat sendiri di media, ada yang memakai atribut ojol dan ternyata bukan mahasiswa?” ujar Sulistyowati.
Sulistyowati menegaskan bahwa tindakan represif Polri terhadap mahasiswa telah mencederai semangat demokrasi. Di mana, ribuan mahasiswa dan aktivis di berbagai daerah ditangkap, dipenjarakan, bahkan mengalami kekerasan fisik tanpa dasar hukum yang jelas.
“Mereka juga mengalami kekerasan, dan buku-buku mereka disita. Meskipun katanya sudah dikembalikan, tapi kenapa main sita-sita begitu?” kritiknya.
Sebagai sosok yang pernah mengajar selama 25 tahun di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Sulistyowati juga mengaku heran dengan sikap aparat yang tampak alergi terhadap literasi dan pemikiran kritis.
“Cobalah baca buku-buku itu, jangan main sita-sita begitu saja,” sindirnya.
Dalam acara seminar yang turut dihadir Ketua Tim Transformasi Reformasi Polri Komjen Chryshnanda Dwilaksana tersebut, Sulistyowati pun menyerukan agar Polri dikembalikan ke tugas konstitusionalnya — menjaga keamanan, menegakkan hukum, melindungi dan melayani masyarakat.
Baca Juga: Mantan Intel Bongkar Skenario Pembegalan Demo: Tak Sesuai Isu Awal, Sengaja Dibelokkan Serang DPR
Selain itu ia juga mendorong reformasi serius di bidang pendidikan kepolisian, yang menurutnya menjadi akar pembentukan karakter aparat.
“Sebagai orang yang pernah mengajar di PTIK, saya ingin menegaskan: reformasi pendidikan kepolisian itu penting. Kita harus membangun budaya jujur, baik secara kelembagaan maupun individual,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Roy Suryo Cs Bedah Buku Keliling 100 Kota, Sebut Ijazah Jokowi 99,99% Palsu dan Analogi Petruk
-
Diaspora Belanda Heran Lihat Aksi Relawan Jokowi Ancam Demo Pakai BH-CD: Negeri Ini Sedang Sakit
-
Dari KPK ke Istana: Profil Akhmad Wiyagus, Jenderal Integritas Kini Jadi Wamendagri
-
Profil Akhmad Wiyagus: Polisi Peraih Hoegeng Awards Dilantik Jadi Wakil Menteri Dalam Negeri
-
Pramono Tolak Atlet Israel Bertanding di Jakarta: Tak Ada Manfaatnya, Minta Visanya Tak Dikeluarkan
-
Makin Terpojok? Imigrasi Ungkap Nasib Buronan Riza Chalid di Luar Negeri usai Paspor Dicabut!
-
Mahfud MD Tantang Menkeu Purbaya Usut Kasus Dugaan Pencucian Uang Rp189 Triliun dalam Impor Emas
-
843 Perusahaan Buka Lowongan di Program Magang Nasional Kemnaker
-
Heboh Kabar Pertalite Dicampur Etanol, Pertamina Patra Niaga: Hoaks!
-
Pamer Fasilitas Lengkap IKN Sudah Beroperasi, Wanita Ini Dituding Buzzer: Dibayar Berapa Mbak?