-
Penyidikan korupsi haji kini melebar ke banyak sektor.
-
KPK tak hanya usut kuota, tapi juga konsumsi & akomodasi.
-
Data dari Pansus Haji DPR menjadi amunisi baru KPK.
Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan tidak hanya fokus pada 'permainan' kuota, tetapi kini juga mulai membidik dugaan korupsi di sektor konsumsi, logistik, dan akomodasi jemaah.
Eskalasi penyelidikan ini merupakan hasil analisis mendalam atas informasi dan data yang diterima penyidik dari Panitia Khusus (Pansus) Haji DPR RI.
Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menjelaskan bahwa data tersebut membuka pintu bagi penyidik untuk menelisik berbagai potensi penyelewengan lain dalam penyelenggaraan ibadah haji 2024.
“Termasuk materi yang didalami oleh penyidik kaitannya dengan jual beli kuota haji khusus ini kemana jamaah dijual berapa,” kata Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis (9/10/2025).
'Menguliti' Seluruh Biaya Haji
Menurut Budi, penyidik kini akan 'menguliti' seluruh komponen biaya penyelenggaraan ibadah haji untuk menemukan potensi mark-up atau penyelewengan lainnya.
“Kemudian sebetulnya biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan ibadah haji khusus itu berapa. Artinya, kalau kita menghitung biaya penyelenggaraan haji soal konsumsi, logistik, akomodasi kan itu menjadi salah satu biaya yang dihitung termasuk item-item yang dihitung dalam pembiayaan penyelenggaraan ibadah haji,” katanya.
Langkah ini menunjukkan bahwa KPK tidak akan berhenti pada kasus jual beli kuota, melainkan akan membongkar seluruh ekosistem korupsi yang mungkin telah mengakar dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Sebelumnya, KPK mengungkap alasan utama penundaan penetapan tersangka dalam kasus kuota haji.
Baca Juga: KPK Dalami Informasi dari Pansus Haji dalam Dugaan Korupsi Kuota dan Penyelenggaraan Haji
Lembaga antirasuah tersebut mengatakan masih menunggu hasil final perhitungan kerugian negara dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Budi memastikan bahwa tidak ada kendala berarti dalam proses penyidikan. Penundaan pengumuman tersangka murni karena alasan strategis untuk memastikan semua bukti terkumpul secara solid.
Menurut Budi, proses penyidikan oleh KPK dan proses audit oleh BPK berjalan secara paralel untuk efektivitas.
“Paralel juga selain dilakukan pendalaman dalam proses penyidikan ini, teman-teman di BPK juga sedang menghitung kerugian keuangan negaranya. Jadi nanti bisa kongruen, bisa sama-sama berbarengan. Jadi bukti-bukti terkumpul,” katanya kepada wartawan, Kamis (9/10/2025).
Hanya Masalah Waktu
Budi menegaskan bahwa KPK berharap penetapan tersangka bisa dilakukan sesegera mungkin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Sunscreen Terbaik untuk Flek Hitam Usia 50 Tahun, Atasi Garis Penuaan
- Sosok Profesor Kampus Singapura yang Sebut Pendidikan Gibran Cuma Setara Kelas 1 SMA
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
-
Istri Thom Haye Keram Perut, Jadi Korban Perlakuan Kasar Aparat Keamanan Arab Saudi di Stadion
Terkini
-
Berpotensi Tsunami usai Gempa Filipina, BMKG Minta Warga di Talaud Tetap Tenang: Semoga Tak Terjadi
-
Surabaya Gelontorkan Rp42,7 Miliar Bonus untuk Atlet Porprov Jatim 2025
-
Mantan Anggota BIN Ungkap Dugaan Rekayasa Pertemuan Jokowi-Ba'asyir, Sebut Ada Upaya Perbaiki Citra
-
Gempa M 7,6 Guncang Mindanao, Filipina Beri Peringatan Tsunami hingga ke Indonesia
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 10 Oktober 2025: Peringatan Dini BMKG dan Info Lengkapnya
-
Warga Depok Wajib Tahu! Disdukcapil Tutup Layanan Tatap Muka 10 Oktober, Ini Alternatifnya
-
Kepulauan Talud Sulut Berpotensi Tsunami usai Gempa Filipina 7,4 Magnitudo, BMKG: Waspada!
-
Menu MBG di SMPN 281 dan SMAN 62 Jaktim Dikeluhkan, Telur Mentah dan Sayur Beraroma Tidak Sedap
-
Bantu Gibran Bangun Papua, Prabowo Tunjuk Eks Jenderal hingga Eks Stafsus Jokowi
-
Waspada Tsunami di Kepulauan Talaud Hingga Supiori Imbas Gempa Filipina