- Su Myat Wai mengatakan situasi pers di negaranya terus merosot sejak kudeta militer 2021.
- Perjuangan untuk mempertahankan kebebasan pers di Myanmar sangat berat karena represi militer masih terjadi.
- Su Myat juga menyoroti meningkatnya otoritarianisme di kawasan Asia.
Suara.com - Kondisi kebebasan pers di Myanmar berada di titik paling mengkhawatirkan dalam sejarah.
Hal itu diungkapkan oleh Su Myat Wai, Joint Secretary of The Independent Press Council of Myanmar (IPCM), dalam wawancara bersama Suara.com.
Ia menilai, situasi pers di negaranya terus merosot sejak kudeta militer 2021, dan kini menjadi salah satu yang terburuk di Asia.
Menurut Su Myat, tidak adanya kebebasan pers berdampak pada kondisi demokrasi negara yang juga kian buruk. Dia mengutip laporan Democracy Index 2024 yang diterbitkan Economist Intelligence Unit, kalau Myanmar menempati posisi 166 dari 167 negara dalam peringkat demokrasi dunia.
"Salah satu negara terburuk di Asia. Dan beberapa negara seperti Vietnam, secara regional, punya tentang kebebasan pers. Sementara kami harus berjuang sangat keras untuk mempromosikan kebebasan pers," kata Su Myat dikutip Senin (13/10/2025).
Menurutnya, perjuangan untuk mempertahankan kebebasan pers di Myanmar sangat berat karena represi militer masih terjadi di berbagai wilayah. Ia menegaskan, kebebasan pers adalah fondasi utama demokrasi.
"Tanpa kebebasan pers, tidak akan ada demokrasi. Itulah yang kami yakini. Jadi ini masih jalan panjang," ucapnya.
Su Myat juga menyoroti meningkatnya otoritarianisme di kawasan Asia, dengan mengaitkannya pada kedekatan beberapa pemimpin dunia yang dinilainya mengancam nilai-nilai demokrasi.
Dia menyinggung pertemuan antara Presiden Tiongkok Xi Jinping dengan Presiden Rusia Vladimir Putin serta Presiden Korea Utara Kim Jong-un.
Baca Juga: Solidaritas untuk Kebebasan Pers, Jurnalis Jambi Gelar Aksi
"Saya pikir orang jahat, mereka selalu bersatu," kritiknya.
Sehingga menurutnya, pola serupa seharusnya juga bisa dilakukan dengan menggabungkan seluruh masyarakat dunia yang memiliki niat untuk perbaikan pers dan demokrasi.
Su Myat menyampaikan kalau dirinya optimisme terhadap peran generasi muda, khususnya Generasi Z, dalam memperjuangkan kebebasan pers dan demokrasi di Asia Tenggara.
"Saya berkesempatan menghadiri pertemuan, saya melihat banyak orang yang masih sangat muda. Dan Gen Z, mereka sangat ahli dalam literasi digital. Mereka sangat gigih memperjuangkan kebebasan pers di kawasan ini. Jadi saya punya harapan besar pada pemuda di kawasan ini," ucapnya.
Ia menambahkan, semangat perlawanan terhadap kemunduran demokrasi juga muncul di negara lain di kawasan Asia, termasuk Indonesia, serta Thailand dan Nepal.
"Lihat di Nepal, apa yang terjadi? Mereka baru saja menggulingkan pemerintah. Gen Z memainkan peran yang sangat penting dalam mempromosikan demokrasi," katanya.
Berita Terkait
-
'Kami Bekerja Secara Diam-diam' Suara Jurnalis Myanmar dari Balik Tirai Besi Junta Militer
-
Mengapa Junta Myanmar Jatuhkan Bom ke Festival Bulan Purnama? Tewaskan 40 Warga
-
Hakim MK Soroti Gugatan UU Pers: Digugat Iwakum, Dijawab Mantan Jurnalis di Pemerintahan
-
Solidaritas untuk Kebebasan Pers, Jurnalis Jambi Gelar Aksi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Menkes Sesalkan Kematian Ibu Hamil di Papua, Janji Perbaikan Layanan Kesehatan Agar Tak Terulang
-
Danau Maninjau Sumbar Diserbu Longsor dan Banjir Bandang: Akses Jalan Amblas, Banyak Rumah Tersapu!
-
Terungkap! Rangkaian Kekejaman Alex, Bocah Alvaro Kiano Dibekap Handuk, Dicekik, Jasad Dibuang
-
Kronologi Brutal Legislator DPRD Bekasi Diduga Keroyok Warga di Kafe hingga Retina Korban Rusak
-
Perempuan Jadi Pilar Utama Ketahanan Keluarga ASN, Pesan Penting dari Akhmad Wiyagus
-
TelkomGroup Fokus Lakukan Pemulihan Layanan Infrastruktur Terdampak Bencana di Sumatra Utara - Aceh
-
Provinsi Maluku Mampu Jaga Angka Inflasi Tetap Terkendali, Mendagri Berikan Apresiasi
-
KPK Beberkan 12 Dosa Ira Puspadewi di Kasus ASDP, Meski Dapat Rehabilitasi Prabowo
-
86 Korban Ledakan SMAN 72 Dapat Perlindungan LPSK, Namun Restitusi Tak Berlaku bagi Pelaku Anak
-
Siapa Vara Dwikhandini? Wanita yang Disebut 24 Kali Check In dengan Arya Daru Sebelum Tewas