- Peneliti energi dari STT Migas Balikpapan, Andi Jumardi, menyebut energi nuklir berpotensi besar menjadi solusi swasembada energi Indonesia karena efisien dan berbiaya rendah.
- Kalimantan Barat dinilai ideal untuk pembangunan PLTN berkat kondisi geologi aman dan cadangan uranium yang memadai.
- Pemerintah pun tengah menyiapkan Perpres pembentukan NEPIO sebagai langkah awal pembangunan pembangkit nuklir pertama di Indonesia.
Suara.com - Peneliti energi dari Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi (STT Migas) Balikpapan, Andi Jumardi menilai energi nuklir dapat menjadi solusi strategis bagi Indonesia untuk mencapai swasembada energi nasional.
Hal itu disampaikan Andi dalam diskusi bertajuk “Meneropong 1 Tahun Kemandirian Energi Nasional Era Prabowo–Gibran".
Menurutnya, selain efisien dan berbiaya rendah, nuklir mampu memperkuat ketahanan energi di tengah melonjaknya kebutuhan listrik dan menipisnya sumber daya fosil.
“Kalau berbicara soal energi, terutama untuk kelistrikan, pengembangan potensi nuklir itu sangat penting. Orang yang memiliki konsentrasi di bidang energi pasti setuju soal nuklir,” ungkap Andi dikutip, Sabtu (18/10/2025).
Andi menyebut, Kalimantan menjadi wilayah potensial untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) karena kondisi geologinya relatif aman dari gempa. Hasil riset, kata dia, juga menunjukkan bahwa Kalimantan Barat memiliki cadangan uranium yang dapat diperkaya dan memenuhi aspek keekonomian untuk mendukung proyek PLTN nasional.
“Saya pernah terlibat dalam penelitian tentang small modular reactor dan uranium yang diperkaya. Yang lebih potensial untuk pengembangan PLTN justru di Kalimantan Barat, karena di sana ada cadangan uranium yang bisa memenuhi aspek keekonomian,” ujarnya.
Pandangan serupa disampaikan ekonom Universitas Mulawarman (Unmul) Purwadi Purwoharsojo, yang menyebut energi nuklir justru bisa menjadi solusi “manusiawi” untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain murah, PLTN juga rendah emisi.
Ia menilai riset-riset Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sudah sangat maju, namun sayangnya belum diimplementasikan secara serius. Menurutnya, teknologi nuklir generasi keempat kini jauh lebih aman berkat sistem modular yang efisien dan minim risiko.
“BATAN itu seperti orang yang disuruh latihan tinju, tapi nggak pernah naik ring. Sampai hasil riset teman-teman BATAN itu sudah sampai tembus plafon risetnya,” ungkap Purwadi.
Baca Juga: Proyek Sampah jadi Energi RI jadi Rebutan Global, Rosan: 107 Investor Sudah Daftar
Purwadi juga mengingatkan bahwa gagasan pemanfaatan nuklir bukan hal baru. Presiden pertama RI, Soekarno, bahkan telah membayangkannya sejak 1965.
“Teman-teman Himpunan Mahasiswa Nuklir itu menunggu statement tentang Indonesia ‘go nuclear’. Padahal Soekarno itu pernah bilang tahun 1965, beliau sudah membayangkan suatu saat kita akan perlu nuklir,” ujarnya.
Sementara itu, pakar kebijakan publik Unmul Saipul menilai energi nuklir memang unggul dari sisi biaya produksi, namun membutuhkan tata kelola yang sangat ketat. Ia juga menekankan pentingnya standar keamanan dan sistem mitigasi risiko sebelum proyek PLTN direalisasikan.
“Indonesia punya peluang untuk menerapkan energi nuklir. Tapi bahan bakunya harus diperhatikan, apakah kita punya bahan baku sendiri dengan biaya murah, atau masih harus impor dari luar?” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan draft Peraturan Presiden tentang pembentukan Badan Pembangunan Pembangkit Nuklir atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO). Regulasi ini ditargetkan rampung tahun ini.
Direktur Jenderal Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan kehadiran Perpres tersebut akan menjadi dasar pelaksanaan pembangunan pembangkit nuklir pertama di Indonesia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Keluarga Tahan Banting Anti Mogok, Mulai Rp 60 Jutaan
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Muncul Dugaan Kasus Trans7 vs Ponpes Lirboyo untuk Tutupi 4 Kasus Besar Ini
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Guru Takut Tegur Murid Merokok? Dilema HAM VS Disiplin Hancurkan Wibawa Pendidik
-
Keakraban Prabowo dan Trump Jadi Bahan Lelucon Jimmy Kimmel di TV Nasional
-
Blak-blakan di Sidang ASDP, Mantan Wakil Ketua KPK: Hapus Pasal 'Kerugian Negara'
-
Bikin Pedagang Pasar Tersiksa, APPSI Tolak Raperda KTR DKI Jakarta
-
60 Koperasi Merah Putih Terima Dana Rp6 Miliar, Menkop Ferry Ingatkan Soal Kejujuran
-
Dugaan Ijazah Palsu Arsul Sani, Jika Terbukti Wajib Mundur dari Hakim MK
-
Di Balik Sertifikat Akreditasi: Upaya Klinik dan LAFKESPRI Jaga Mutu Layanan Kesehatan Indonesia
-
Soroti Kesenjangan Energi, Akademisi: Target Listrik 5.700 Desa Harus Wujudkan Keadilan Akses!
-
Hadapi Nyinyiran, Prabowo Beberkan Bukti Keberhasilan MBG: 99,99% Sukses!
-
Dipuji Dunia, Disindir di Negeri Sendiri: Prabowo Bela Program Makan Bergizi Gratis dari Cibiran