- Diskusi Media Sustainability hari kedua di Jakarta Pusat, 4 Desember 2025, membahas masa depan pers Indonesia.
- Ketua AJI, Nany Afrida, menyoroti kesejahteraan jurnalis yang belum meningkat meski pendapatan media membaik.
- Banyak jurnalis bergaji di bawah UMR dan minim jaminan sosial meski bekerja di media besar.
Suara.com - Diskusi Media Sustainbility memasuki hari kedua, acara ini terselenggara di Gedung Antara Heritage, Jakarta Pusat, Kamis (4/12/20235). Mengusung tema “Memperkuat Daya Hidup Media dalam Ekosistem Digital: Berdaya, Bertumbuh, dan Berkelanjutan”, forum ini menjadi momentum penting dalam merumuskan masa depan ekosistem pers di Indonesia.
Salah satu pembicara dalam diskusi yakni Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Nany Afrida. Ia menyampaikan pentingnya kesejahteraan untuk para jurnalis, agar bisa meningkatkan kualitas dalam pekerjaannya.
“Ini menjadi perhatian kita soal kesejahteraan, karena kalau kita bicara jurnalis berkualitas, tapi kalau kesejahteraannya tidak ada bagaimana caranya,” kata Nany, di Jakarta, Kamis (4/12/2025).
Selama ini, Nany banyak mendapatkan kabar jika jurnalis bisa mencapai taraf sejahtera, seiring dengan meningkatnya pendapatan medianya. Namun hal itu ternyata tidak berbanding lurus.
Sejauh ini, meningkatnya pendapatan media belum tentu sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan jurnalis. Dari beberapa catatan, masih banyak jurnalis yang bekerja di media besar namun pendapatan mereka masih jaug dari kata layak.
“Ini sudah terbukti, banyak media besar gaji wartawannya masih pas-pasan juga. Paling besar RP1,5 juta di daerah, atau satu berita dihargai RP3 ribu,” ucapnya.
Nany menyebut, seharusnya perusahaan media bisa memberikan upah yang jauh lebih layak. Semisal sebuah media mendapatkan uang dari suatu platform, maka jurnalis yang bekerja dalam perusahaan tersebut harus mendapatkannya.
“Jadi idealisnya pendapatan dari media ini dirasakan juga oleh jurnalis,” katanya.
“Jadi misalnya dari platform ngasih uang untuk medianya. Nah medianya harusnya memberikan juga uangnya kepada jurnalisnya yang bekerja, bukan buat medianya saja. Jadi orang bilang media sejahtera, belum tentu jurnalisnya sejahtera,” imbuhnya.
Baca Juga: Menggali Jejak Sejarah Lotek, Makanan Tradisional yang Tercipta dari Jurnalis Asal Inggris
Sejauh ini, kata Nany, AJI telah melakukan riset upah para jurnalis masih banyak yang di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Hal itu didapat dari para Jurnalis yang mendapat pemutusan hubungan kerja (PHK).
Selain upah yang di bawah UMR, para Jurnalis juga masih banyak yang belum mendapatkan jaminan keselamatan kerja, uang jaminan kesehatan, dan dana pensiun.
“Kami meriset beberapa teman-teman yang kebetulan mendapat PHK dari medianya, dan ketahuan semua rata-rata itu digaji di bawah UMR selama ini. Mereka tidak punya jaminan keselamatan kerja, jaminan kesehatan, dan pensiun,” tandasnya.
Berita Terkait
-
Susunan Pebalap Moto2 musim 2026: Ada Rider dari Magetan Mario Aji
-
Baru Reuni, Intip Kabar Terbaru 5 Pemain Inikah Rasanya setelah 20 Tahun
-
Strategi Baru LMKN Atasi Kisruh Royalti Musik, Ajak Musisi Jadi Mata-Mata
-
Usai Catat Rekor, Pebalap Asal Magetan Bertekad Lebih Baik di Moto2 2026
-
Soleh Solihun Soroti 'Jakarta Sentris', Dorong Kunto Aji Wujudkan Jambore Musisi Nasional
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- Innalillahi, Aktor Epy Kusnandar Meninggal Dunia
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
Pilihan
-
6 HP Tahan Air Paling Murah Desember 2025: Cocok untuk Pekerja Lapangan dan Petualang
-
Drama Sidang Haji Alim: Datang dengan Ambulans & Oksigen, Ratusan Pendukung Padati Pengadilan
-
KLH Sebut Tambang Milik Astra International Perparah Banjir Sumatera, Akan Ditindak
-
5 HP Memori 512 GB Paling Murah Desember 2025: Ideal untuk Gamer dan Content Creator Pemula
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
Terkini
-
Geram Titiek Soeharto Truk Angkut Kayu Saat Bencana: Tindak Tegas, Bintang Berapa pun Belakangnya
-
Aplikasi AI Sebut Jokowi Bukan Alumnus UGM, Kampus Buka Suara
-
Mendagri Minta PKK Papua Pegunungan Pastikan Program Tepat Sasaran
-
Geger Tragedi Alvaro, Aturan Lapor Anak Hilang 1x24 Jam Masih Relevan?
-
Anggota Komisi IV Bela Raja Juli, Sebut Menhut Cuma Kebagian 'Cuci Piring' Soal Kerusakan Hutan
-
Mendagri: Digitalisasi Bantuan Sosial Dibutuhkan untuk Ketepatan Sasaran Penyaluran
-
Menhut Raja Juli Soal Sentilan 'Tobat Nasuha' Banjir Sumatra: Gus Imin Sudah Minta Maaf Via WA
-
UMP Jakarta 2026 Bisa Tembus Rp 6 Juta? Begini Respons Pramono Anung
-
Bahlil Minta Cak Imin Taubat Nasuha Juga, Tegaskan Evaluasi Menteri Hanya Hak Presiden
-
Ancaman Belum Selesai, Indonesia Disebut Belum Usai dengan Siklus Bencana