- Peneliti energi STT Migas Balikpapan, Andi Jumardi, menilai masih banyak wilayah di Kalimantan yang belum teraliri listrik meski menjadi pusat energi nasional.
- Ia mendorong pemerintah agar perluasan jaringan listrik disertai pemanfaatan energi lokal dan hilirisasi yang menyentuh masyarakat.
- Sementara itu, pakar kebijakan publik Saipul menegaskan pemerataan listrik merupakan bagian dari ketahanan energi nasional dan kunci bagi keberhasilan transformasi digital.
Suara.com - Peneliti energi dari Sekolah Tinggi Teknologi Minyak dan Gas Bumi (STT Migas) Balikpapan, Andi Jumardi menyoroti masih lebarnya kesenjangan akses listrik di sejumlah wilayah yang justru dikenal sebagai lumbung energi nasional.
Sorotan tajam itu ia sampaikan dalam diskusi bertajuk “Meneropong 1 Tahun Kemandirian Energi Nasional Era Prabowo–Gibran dari Borneo".
Andi menyebut target Kementerian ESDM untuk mengalirkan listrik ke 5.700 desa pada tahun 2030 merupakan langkah strategis, namun masih menghadapi tantangan serius di lapangan.
“Kalimantan Timur ini tempat lumbung energi tapi masih ada daerah yang belum mendapat listrik. Persoalannya karena wilayahnya sulit dijangkau, sehingga perlu ada sumber energi lokal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ungkap Andi dikutip Sabtu (18/10/2025).
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, jumlah wilayah administrasi setingkat desa dan kelurahan di Indonesia mencapai 84.276 . Dari jumlah itu, 5.700 wilayah atau sekitar 6,7 persen masih belum teraliri listrik. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia belakangan menargetkan seluruh wilayah tersebut akan mendapatkan akses listrik pada 2030.
Menurut Andi upaya pemerintah memperluas jaringan listrik merupakan kebijakan yang perlu diapresiasi. Tetapi hal itu menurutnya juga harus disertai pemanfaatan energi lokal dan kebijakan hilirisasi yang benar-benar menyentuh masyarakat sebagai pengguna akhir.
“Dalam Asta Cita pemerintahan saat ini, swasembada energi berkaitan dengan hilirisasi. Tapi selama ini hilirisasi baru sampai sektor industri, belum sampai ke masyarakat. Target pemerintah sekarang harus memastikan manfaatnya dirasakan langsung,” katanya.
Sementara Pakar Kebijakan Publik Universitas Mulawarman, Saipul menilai pemerataan listrik bukan sekadar pembangunan infrastruktur, tetapi juga bagian dari ketahanan energi nasional.
Ia menilai keberhasilan program elektrifikasi harus diukur melalui empat aspek: yakni ketersediaan, aksesibilitas, keterjangkauan, dan penerimaan masyarakat.
Baca Juga: 3 Motor Listrik Sekaliber Yamaha NMax: Cocok untuk Penyuka Kendaraan Nyaman, Mulai Rp13 Juta
“Pemerintah sudah menempatkannya sebagai prioritas nasional, tapi tantangannya bagaimana mewujudkannya di lapangan,” ujar Saipul.
Ia menambahkan, ketersediaan listrik kini menjadi kebutuhan dasar yang sejajar dengan akses pendidikan dan internet. Sebab transformasi digital, kata dia, tidak bisa berjalan tanpa listrik.
"Pemerintah harus menyediakan kedua hal itu, karena kalau tidak, kita akan tertinggal,” tegasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Wamensos Agus Jabo Ungkap Parahnya Dampak Banjir Bandang di Aceh Tamiang
-
Prabowo Berangkat Menuju Aceh Pagi Ini: Kita Buktikan Reaksi Pemerintah Cepat
-
Ustaz Adi Hidayat: Elit Politik Stop Atraksi, Mohon Perhatian Tulus untuk Korban Bencana
-
Komunitas Disabilitas Galang Donasi Rp 200 Juta untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumatra
-
Pramono Anung Dorong Event Lari Jadi Cara Baru Menjelajahi Jakarta
-
Pemerintah Tolak Bantuan Asing, Gubernur Aceh Khawatir Korban Bencana Meninggal Kelaparan
-
Update Korban Bencana Sumatera: 916 Meninggal Dunia, Ratusan Orang Hilang
-
Ahli Cornell University Kagum Gereja Jadi 'Benteng' Masyarakat Adat di Konflik Panas Bumi Manggarai
-
Kemendagri Angkat Bicara Tanggapi Bupati Aceh Selatan Bepergian ke Luar Negeri di Tengah Bencana
-
Jalan Lintas Pidie Jaya - Bireuen Aceh Kembali Lumpuh Diterjang Banjir Minggu Dini Hari