-
Prabowo usulkan Bahasa Portugis masuk kurikulum nasional.
-
Untuk membidik potensi ekonomi masa depan di kawasan Amerika Latin.
-
Dilandasi status Bahasa Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO.
Suara.com - Presiden Prabowo Subianto menggagas langkah strategis yang tidak terduga, yakni memasukkan Bahasa Portugis ke dalam kurikulum pendidikan nasional, melengkapi bahasa asing utama lainnya.
Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, mengungkap bahwa usulan ini merupakan bagian dari visi jangka panjang untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam menyambut pergeseran kekuatan ekonomi global.
Bidik Episentrum Ekonomi Baru
Muzani menjelaskan bahwa pilihan untuk mendorong Bahasa Portugis bukanlah tanpa alasan.
Ini adalah langkah proaktif untuk membuka gerbang menuju Amerika Latin, sebuah kawasan yang diproyeksikan akan menjadi salah satu episentrum ekonomi dunia di masa depan.
"Pemerintah sudah mulai berpikir tentang selain Bahasa Inggris, Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, menawarkan bahasa lain, yakni Bahasa Portugis," katanya.
"Saya kira itu adalah sebuah cara bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia kita, kualitas pergaulan kita karena nyatanya Bahasa Portugis itu juga dipakai sebagian besar oleh negara-negara di Amerika Latin. Karena itu, Amerika Latin juga bagian dari episentrum masa depan ekonomi dunia," pungkas Muzani.
Inisiatif tersebut, menurut Muzani, lahir dari fondasi kepercayaan diri yang kuat setelah Bahasa Indonesia secara resmi diakui oleh UNESCO sebagai bahasa pergaulan dunia ke-10.
Pengakuan ini dinilai sebagai bukti bahwa Indonesia kini siap untuk memperluas pengaruhnya di panggung global.
Baca Juga: Apa Urgensi Bahasa Portugis Masuk Kurikulum Sekolah? Begini Sejarah Relasi Indonesia dan Brasil
"Kita bangga karena Bahasa Indonesia sudah ditetapkan menjadi bahasa pergaulan nomor 10 dan karena itu kita harus percaya diri," ujar Muzani usai acara media gathering MPR RI di Bandung, Jumat (24/10/2025).
Ia menegaskan bahwa pengakuan internasional ini merupakan buah dari perjuangan panjang, hampir 100 tahun sejak Sumpah Pemuda.
"Bahasa Indonesia sudah diterima setelah 80 tahun kita merdeka, bahkan kurang lebih hampir 100, 100 tahun lebih sejak Sumpah Pemuda dideklarasikan," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
DPR Usul Presiden Bentuk Kementerian Bencana: Jadi Ada Dirjen Longsor, Dirjen Banjir
-
Pemerintah Pulangkan 2 WN Belanda Terpidana Kasus Narkotika Hukuman Mati dan Seumur Hidup
-
Aksi 4 Ekor Gajah di Pidie Jaya, Jadi 'Kuli Panggul' Sekaligus Penyembuh Trauma
-
Legislator DPR Desak Revisi UU ITE: Sikat Buzzer Destruktif Tanpa Perlu Laporan Publik!
-
Lawatan ke Islamabad, 6 Jet Tempur Sambut Kedatangan Prabowo di Langit Pakistan
-
Kemensos Wisuda 133 Masyarakat yang Dianggap Naik Kelas Ekonomi, Tak Lagi Dapat Bansos Tahun Depan
-
27 Sampel Kayu Jadi Kunci: Bareskrim Sisir Hulu Sungai Garoga, Jejak PT TBS Terendus di Banjir Sumut
-
Kerugian Negara Ditaksir Rp2,1 T, Nadiem Cs Segera Jalani Persidangan
-
Gebrakan KemenHAM di Musrenbang 2025: Pembangunan Wajib Berbasis HAM, Tak Cuma Kejar Angka
-
LBH PBNU 'Sentil' Gus Nadir: Marwah Apa Jika Syuriah Cacat Prosedur dan Abaikan Kiai Sepuh?