- Dengan adanya angka kemahalan ini, Anthony mempertanyakan alasan di balik pemilihan tawaran China.
- Anthony Budiawan menduga adanya praktik tidak sehat di balik pemilihan proyek ini.
- Anthony secara blak-blakan menyebutkan bahwa kerugian negara tersebut sudah nyata dan pasti.
Suara.com - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh kembali menjadi pusat perhatian publik setelah muncul dugaan kerugian keuangan negara yang mencapai angka fantastis, Rp 75 triliun.
Angka ini disebut-sebut sebagai konsekuensi dari "pemufakatan jahat" yang berujung pada pemilihan tawaran proyek yang lebih mahal.
Dugaan korupsi ini diungkapkan oleh pakar ekonomi Anthony Budiawan dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Bambang Widjojanto.
Dalam keterangannya, Anthony secara blak-blakan menyebutkan bahwa kerugian negara tersebut sudah nyata dan pasti.
Ia memaparkan perbandingan antara penawaran Jepang dan China yang menunjukkan adanya ketidakwajaran.
"Jadi, di sini kita lihat secara transparan bahwa ini sudah menjadi kerugian keuangan negara secara nyata dan pasti,” ujar Anthony, dikutip Kamis (30/10/2025).
Ia melanjutkan, “Maksudnya nyata dan pasti, karena begini, kita komparasi kan ini ada dua proyek kan, yang menawarkan kereta cepat, Jakarta-Bandung, Jepang dan Cina.”
Anthony menjelaskan lebih lanjut mengenai perbedaan nilai proyek dari kedua negara tersebut.
“Kalau kita lihat proyek Jepang itu, nilai biaya proyeknya aja 6,2 Miliar US Dolar,” katanya.
Baca Juga: Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
Sementara itu, tawaran dari China mengalami perubahan signifikan.
“China menawarkan awalnya 5,5 Miliar US Dolar, yang kemudian berkembang. Tidak tahu bagaimana naik menjadi 6,07 Miliar US Dolar,” paparnya.
Ia juga menyoroti adanya kenaikan yang cukup besar, “Itu ada 570 Juta US Dolar yang tiba-tiba bisa naik.”
Menurut perhitungan Anthony, jika diakumulasikan selama masa konsesi proyek, total kemahalan proyek China sangat fantastis.
“Kalau kita total semuanya, itu proyek China itu total selama masa konsensi proyek artinya grace period 10 Tahun ditambah cicilan pokok 40 Tahun. Totalnya adalah kemahalan 4,5 Miliar US Dolar atau sekitar Rp75 triliun,” ungkapnya.
Dengan adanya angka kemahalan ini, Anthony mempertanyakan alasan di balik pemilihan tawaran China.
Berita Terkait
-
KCIC Pastikan Isu Dugaan Korupsi Whoosh Tak Pengaruhi Jumlah Penumpang
-
Whoosh Mau Dijual ke Publik? Ketua Projo Dorong IPO Atasi Utang Kereta Cepat
-
Penyelidikan Hampir Setahun, KPK Klaim Masih Cari Peristiwa Pidana dalam Kasus Pengadaan Whoosh
-
Jerat Utang Whoosh: DPD Peringatkan PT KAI di Ambang Krisis, Kualitas Layanan Terancam Anjlok
-
Jokowi Sebut Utang Whoosh sebagai Investasi Sosial, DPR Tuntut Akuntabilitas
Terpopuler
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- 7 HP Samsung Seri A Turun Harga hingga Rp 1 Jutaan, Mana yang Paling Worth It?
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Antrean Panjang di Stasiun, Kenapa Kereta Api Selalu Jadi Primadona di Periode Libur Panjang?
-
Kasus Deforestasi PT Mayawana, Kepala Adat Dayak Penjaga Hutan di Kalbar Dijadikan Tersangka
-
Eks Pejabat KPI Tepis Tudingan Jaksa Atur Penyewaan Kapal dan Ekspor Minyak
-
Diperiksa KPK Soal Korupsi Haji, Gus Yaqut Pilih Irit Bicara: Tanya Penyidik
-
Buka-bukaan Kerry Riza di Sidang: Terminal OTM Hentikan Ketergantungan Pasokan BBM dari Singapura
-
MBG Dinilai Efektif sebagai Instrumen Pengendali Harga
-
Ultimatum Keras Prabowo: Pejabat Tak Setia ke Rakyat Silakan Berhenti, Kita Copot!
-
Legislator DPR: YouTuber Ferry Irwandi Layak Diapresiasi Negara Lewat BPIP
-
Racun Sianida Akhiri Pertemanan, Mahasiswa di Jambi Divonis 17 Tahun Penjara
-
Ramai Narasi Perpol Lawan Putusan MK, Dinilai Tendensius dan Tak Berdasar