- Rinaldi Aban, asisten produser Suara.com.
- Sosoknya selalu penuh canda.
- Ia meninggal dunia, Jumat 31,10/2025.
Suara.com - “Yoks.”
Pesan itu nyaris selalu muncul setiap Rabu malam di grup futsal redaksi Suara.com. Ajakan sederhana dari Aban, yang entah bagaimana, selalu berhasil menyatukan banyak orang. Bukan hanya mereka yang masih bekerja di Suara.com, tapi juga mereka yang kini berpencar meniti karier di tempat lain.
Ajakan itu adalah simbol kebersamaan yang hangat, seperti sosok Rinaldi Aban sendiri: ringan, tulus, dan selalu ingin membuat orang lain tertawa.
Siang ini, notifikasi itu muncul lagi. Tapi bukan dari Aban.
Kali ini bunyinya berbeda: “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun…”
Rinaldi Aban, asisten produser Suara.com, meninggal dunia pada Jumat, 31 Oktober 2025 pukul 11.02 WIB.
Ruang redaksi mendadak hening. Tak ada yang siap, tak ada yang percaya. Di kubikel meja-meja kerja, banyak yang menatap kosong. Di pojok ruang produksi, beberapa menunduk, matanya basah. Tangis pecah di sudut-sudut ruangan.
Rinaldi Aban telah berpulang. Aban meninggalkan tawa yang dulu selalu ia ciptakan, meninggalkan kehangatan yang selama ini menghidupkan ruang itu.
Bagi banyak orang, Aban bukan sekadar rekan kerja. Ia adalah penggerak, penghubung, dan perekat di tengah tekanan produksi yang sering datang tanpa jeda.
Baca Juga: Kabar Duka, Ayah Frislly Herlind Meninggal Dunia
Ia jarang ingin terlihat, tapi semua tahu: di setiap video, di setiap produksi besar multimedia Suara.com, selalu ada jejak tangannya di sana. Di balik layar, ia memastikan semuanya berjalan lancar.
Ia punya caranya sendiri membuat suasana terasa ringan. Tak perlu banyak kata, cukup satu celetukan kecil, dan tawa pun pecah.
Celetukannya tak pernah gagal membuat orang terbahak. Di tengah tenggat yang menumpuk dan malam-malam panjang produksi, Aban tahu persis kapan harus serius, dan kapan harus menertawakan hidup.
Dalam setiap tawanya, ada ketulusan yang hangat. Dalam setiap candanya, ada empati yang menenangkan.
Ia punya kemampuan langka membuat orang merasa diterima apa adanya. Di sekitarnya, tak ada hierarki, tak ada jarak. Ia mencairkan kekakuan, menjembatani yang jauh, dan membuat semua orang merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Aban juga sosok yang tak pernah membeda-bedakan. Anak magang baru, teman satu produksi, atau bahkan kawan lama, semuanya disapa lebih dulu.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
- 
            
              Gandeng Raksasa Pengembang Jepang, Sinar Mas Land Hadirkan Kota Wisata Ecovia
- 
            
              Harga Emas Turun Empat Hari Beruntun! Galeri 24 dan UBS Hanya 2,3 Jutaan
- 
            
              Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
- 
            
              Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
- 
            
              Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
Terkini
- 
            
              Mahfud MD Buka Kartu: KPK Bisa Panggil Mantan Presiden Terkait Kereta Cepat Whoosh!
- 
            
              Fix! Onad Ditangkap Polisi karena Narkoba
- 
            
              Onad Terjerat Kasus Narkoba, Polisi Masih Periksa Intensif
- 
            
              Said Didu: Menkeu Purbaya Buka Kotak Pandora Utang Era Jokowi, Angkanya Rp24.000 Triliun!
- 
            
              Gerindra Buka Suara Soal Putusan MKD: Rahayu Saraswati Segera Diproses
- 
            
              Alex Noerdin di Meja Hijau: Proyek Pasar Cinde Jadi Bancakan, Negara Rugi Rp137 Miliar
- 
            
              Menuju Indonesia Bebas Pasung, Kemenko PMK Bentuk Tim Penggerak Kesehatan Jiwa Nasional
- 
            
              Nanang Gimbal Dituntut 15 Tahun Bui, Begini Kronologi Pembunuhan Aktor Mak Lampir Sandy Permana
- 
            
              Pembunuh Sandy Permana Artis Mak Lampir, Nanang Gimbal Dituntut 15 Tahun Bui
- 
            
              Artis Ditangkap Kasus Narkoba, Bagaimana Nasib Onadio Leonardo usai Digiring ke Polda Metro Jaya?