- Lukmanul menyatakan rasa kecewa dan sedihnya atas keputusan tersebut.
- Ia menyoroti alasan Pemprov DKI yang menyebut rendahnya minat warga terhadap komoditas seperti daging dan susu UHT.
- Lukmanul juga menolak rencana Pemprov DKI untuk kembali berutang sebesar Rp2,2 triliun.
Suara.com - Protes Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Lukmanul Hakim, melontarkan kritik keras terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memangkas anggaran subsidi pangan murah hingga Rp300 miliar.
Ia menilai langkah itu justru membebani masyarakat kecil yang tengah berjuang di tengah tingginya harga kebutuhan pokok.
Dalam rapat paripurna yang turut dihadiri Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo, Lukmanul menyatakan rasa kecewa dan sedihnya atas keputusan tersebut.
Ia menilai, kebijakan itu tidak sejalan dengan semangat keberpihakan kepada warga miskin di ibu kota.
“Saya yang pertama ingin menyampaikan keresahan dan kesedihan saya soal rencana pengurangan subsidi pangan murah kepada masyarakat Rp300 miliar. Itu harusnya jangan dilakukan,” ujar Lukman di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Lukman menyoroti alasan Pemprov DKI yang menyebut rendahnya minat warga terhadap komoditas seperti daging dan susu UHT sebagai dasar pengurangan anggaran.
Namun, menurutnya, dalih tersebut tidak benar dan jauh dari kenyataan di lapangan.
"Katanya tidak diminati. Ternyata itu berbohong oleh anak buah Gubernur,” tegas Lukman di hadapan forum paripurna.
Tak hanya soal pangan, Lukmanul juga menolak rencana Pemprov DKI untuk kembali berutang sebesar Rp2,2 triliun.
Baca Juga: LRT Jakarta Bakal Diperluas ke JIS dan PIK2, DPRD DKI Ingatkan Soal Akses Harian Warga
Ia menilai, sebagian proyek yang akan dibiayai dengan pinjaman tersebut tidak memiliki potensi pengembalian (return) dan justru berisiko menimbulkan masalah hukum di kemudian hari.
"Saya tidak setuju, Pak Gubernur. Karena proyek yang dibiayai dari hutang tidak ada return-nya, nanti menjadi persoalan hukum,” katanya.
Politikus PAN itu turut menyinggung proyek warning system banjir senilai Rp225 miliar yang menggunakan dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hingga kini, ia menilai keberadaan sistem peringatan dini tersebut tak jelas hasilnya.
“Hari ini warning system banjir itu tidak tahu di mana rimbanya. Ini mohon penjelasannya nanti,” ucap Lukman.
Selain menyoroti masalah keuangan daerah, Lukman juga mengusulkan agar Pemprov DKI memperkuat sumber daya manusia dengan menambah pelajaran bahasa asing di sekolah-sekolah, baik negeri maupun swasta.
"Jakarta menuju global city, SDM-nya harus ditingkatkan. Setiap sekolah perlu ada ekstrakurikuler berbahasa asing,” tuturnya.
Berita Terkait
-
Pemangkasan Anggaran Subsidi Pangan Ditolak 3 Fraksi, Ketua DPRD DKI Tetap Sahkan Raperda APBD 2026
-
DPRD DKI Desak Bau Menyengat di RDF Rorotan Segera Tuntas, Target Normal Beroperasi Desember
-
DPRD Desak Pemprov DKI Percepat Digitalisasi Parkir untuk Hapus Pungli dan Kebocoran PAD
-
MUI DKI Mau Standarisasi Guru Ngaji, Ketua DPRD Bilang Begini
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
Komnas HAM Dorong Revisi UU untuk Atasi Pelanggaran HAM, Diskriminasi, dan Kekerasan Berbasis Gender
-
Pemangkasan Anggaran Subsidi Pangan Ditolak 3 Fraksi, Ketua DPRD DKI Tetap Sahkan Raperda APBD 2026
-
Survei KPAI: 35,9 Persen Anak Pernah Terima Menu MBG Mentah Hingga Basi
-
Roy Suryo Klaim Siap Diperiksa Sebagai Tersangka Ijazah Jokowi, Sindir Kasus Silfester Matutina
-
Langkah Mengejutkan Prabowo-Albanese: Apa Isi Perjanjian Keamanan Baru yang Mengguncang Kawasan
-
94 Juta Turis, 126 Miliar Euro: Spanyol Buktikan Pariwisata Bisa Jadi Mesin Transformasi Ekonomi
-
Mahfud MD Bantah Dirinya Pernah Sebut Ijazah Jokowi Asli: Itu Pelintiran dan Bohong
-
Cegah Kasus Keracunan MBG Berulang, BGN Wajibkan SPPG Punya Alat Ini
-
Detik-detik Jembatan Hongqi Hancur, Biaya Proyek Habiskan Dana Rp 21 M
-
Ortu Minta Prabowo Pulangkan Reynhard Sinaga, Apakah RI dan Inggris Punya Perjanjian Ekstradisi?