News / Nasional
Jum'at, 14 November 2025 | 19:30 WIB
Bengkulu Media Summit 2025 untuk kali pertama digelar. Agenda tersebut mengusung mengusung tema 'Media Lokal Bengkulu Naik Kelas: Mendorong Ekonomi Lokal dan Keterbukaan Akses Informasi.' [Dok]
Baca 10 detik
  • Media lokal menghadapi dua tantangan utama: keberlanjutan bisnis dan relevansi di mata publik.

  • Solusi bisnisnya adalah menciptakan ekosistem di luar iklan, seperti event, pelatihan, dan riset.

  • Solusi kontennya adalah membangun kepercayaan melalui jurnalisme konstruktif yang dekat dengan komunitas.

Suara.com - Masa depan media lokal di tengah gempuran digital berdiri di atas dua pilar fundamental yang tak terpisahkan, yakni model bisnis yang inovatif untuk bertahan secara finansial, dan konten yang relevan untuk membangun kepercayaan publik.

Tanpa salah satunya, media di daerah akan sulit untuk bertahan dan berdampak.

Dua gagasan utama ini mengemuka dalam Bengkulu Media Summit (BMS) 2025, yang menghadirkan CEO Arkadia Digital Media Tbk Suwarjono dan Country Programme Manager IMS Eva Danayanti, Rabu (12/11/2025).

Suwarjono memaparkan tantangan finansial berat akibat dominasi iklan oleh raksasa teknologi.

"Audiens berpindah ke media sosial, dan iklan ikut berpindah ke sana. Kalau media tidak menguasai distribusi dan teknologi, maka akan tertinggal,” katanya.

Solusinya, kata Suwarjono, adalah dengan mengubah media menjadi "jembatan ekosistem lokal" yang pendapatannya tidak hanya dari iklan, tetapi juga dari event, pelatihan, hingga riset.

"Kita tidak bisa lagi hanya mengandalkan iklan dan trafik," ujarnya.

Sementara di sisi lain, Eva Danayanti menegaskan bahwa bisnis yang sehat harus ditopang oleh produk jurnalisme yang kuat. Kekuatan itu, menurutnya, adalah relevansi.

“Menjadi lokal bukan berarti kecil. Menjadi lokal berarti dekat, dipercaya, dan berdampak,” kata Eva.

Baca Juga: Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS

Ia mendorong media untuk fokus pada cerita hiperlokal dan menerapkan jurnalisme konstruktif—yang fokus pada solusi.

"Cerita nasional bisa viral, tapi yang lokal itu membekas," tegasnya menyoroti pentingnya ikatan emosional dengan komunitas.

Pada akhirnya, keberhasilan media tidak lagi diukur dari skala.

"Relevansi itulah skala baru bagi media lokal," ujarnya.

Untuk diketahui, Bengkulu Media Summit (BMS) 2025 mengusung tema 'Media Lokal Bengkulu Naik Kelas: Mendorong Ekonomi Lokal dan Keterbukaan Akses Informasi.'

Selain Suwarjono dan Eva Danayanti, hadir pula tiga pembicara lainnya Dwi Eko Lokononto, CEO BeritaJatim.com, Asep Saefullah, Program Manager Local Media Community (LMC) dan Dimas Sagita, Suara.com.

Load More