- Syahganda Nainggolan menyatakan sentimen positif publik terhadap Presiden Prabowo turun drastis menjadi 30 persen.
- Penurunan citra ini dianalisis dipicu oleh ideologi pragmatisme menteri titipan rezim sebelumnya dalam kabinet.
- Presiden didorong menerapkan disiplin tegas ala Sun Tzu, menghindari menanggung kesalahan para menterinya.
Suara.com - Data mengejutkan disampaikan oleh Pendiri Great Institute, Syahganda Nainggolan, terkait tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto saat ini.
Berdasarkan analisis big data yang dimilikinya, sentimen positif terhadap Presiden saat ini merosot tajam hingga menyentuh angka 30 persen.
Angka ini berbanding terbalik dengan apresiasi publik terhadap Menteri Keuangan, Purbaya, dengan tingkat kepuasan mencapai 62 persen.
Syahganda menilai penurunan ini dipicu oleh keberadaan "orang-orang titipan" mantan Presiden Jokowi di dalam kabinet yang dinilai membawa ideologi pragmatisme dan membebani citra Presiden.
Dalam podcastnya bersama Bambang Widjojanto, dirinya menyoroti adanya jejak hegemoni yang sengaja diproduksi oleh rezim sebelumnya di dalam kabinet saat ini.
Ia menyebut sejumlah menteri yang dianggap sebagai bagian dari ideologi pragmatisme yang hanya memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan ekonomi segelintir pihak, atau yang ia istilahkan sebagai serakahnomics (ekonomi serakah).
"Ideologi dari menteri-menteri ini adalah ideologi pragmatisme. Dia ingin memanfaatkan kekuasaan untuk serakhnomics ," ujar Syahganda dalam kanal YouTube pribadi Bambang Widjojanto, Selasa (31/12/2025).
Syahganda Juga menyinggung kekayaan sejumlah tokoh yang dianggap tidak wajar bagi seorang aktivis atau pejabat, serta masih adanya ketergantungan personal beberapa menteri kepada Jokowi.
Salah satu yang disorot adalah aksi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, yang justru mengunjungi Jokowi di tengah situasi bencana nasional.
Baca Juga: Refleksi 2025: Akademisi UII Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Sarat Masalah HAM dan Militerisasi
"Pratikno tidak bunyi sama sekali (soal bencana) malah dia pergi ke Jokowi kemarin. Bukannya ngurusin bencana, malah pergi ke bencana yang lain," kritik Syahganda.
Dalam hal tersebut Syahganda menilai Presiden Prabowo saat ini berada di posisi sulit karena kerap menanggung beban kesalahan yang dilakukan oleh anak buahnya.
Hal ini, menurutnya, yang menyebabkan ekspektasi publik yang awalnya tinggi terhadap ketegasan Prabowo kini mulai tergerus.
Ia mencontohkan kasus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, terkait pernyataannya mengenai kondisi listrik di Aceh yang dianggap melakukan kebohongan publik.
"Presiden selalu merasa bahwa dia yang bertanggung jawab atas semua hal, padahal kesalahan-kesalahan itu dilakukan oleh anak buahnya. Ketika Bahlil melakukan kebohongan publik soal listrik hidup di Aceh ketika orang menderita, itu tidak ada koreksi dari Presiden," tegasnya.
Syahganda kemudian mengingatkan Presiden Prabowo untuk menerapkan prinsip kepemimpinan strategis ala ahli strategi militer Tiongkok kuno, Sun Tzu, yakni menghukum satu orang untuk mendisiplinkan seribu orang.
Berita Terkait
-
Fahri Hamzah Sebut Pilkada Melalui DPRD Masih Dibahas di Koalisi
-
Menperin Minta Insentif Otomotif ke Menkeu
-
Viral di Medsos, Kemenkeu Bantah Purbaya Jadi Otak Penyitaan Duit Korupsi Konglomerat
-
Babak Belur Dihantam Bencana, Purbaya Akan Tambah Anggaran Aceh Rp 1,63 Triliun di 2026
-
Refleksi 2025: Akademisi UII Nilai Pemerintahan Prabowo-Gibran Sarat Masalah HAM dan Militerisasi
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
Periksa 15 Saksi, KPK Duga Eks Kajari HSU Potong Anggaran Internal dan Cairkan Tanpa SPPD
-
Antisipasi Kepadatan Tahun Baru, 35 KA Jarak Jauh Bisa Naik-Turun di Stasiun Lempuyangan
-
Libur Nataru 2026, Kunjungan Wisatawan ke Malioboro Tembus 1 Juta: Naik Tiga Kali Lipat
-
Cegah Kemacetan, Polisi Siagakan Personel di Titik Rawan Parkir Liar Saat CFN Pergantian Tahun
-
Kementerian PU Percepat Pemulihan Konektivitas, Krueng Tingkeum Dibuka 27 Desember 2025
-
Hindari Macet Malam Tahun Baru, 26 Kereta Api Berhenti di Stasiun Jatinegara
-
Mendagri Salurkan Bantuan untuk Warga Desa Geudumbak, Langkahan, Aceh Utara
-
Tukar 5 Kapibara Jantan, Ragunan Resmi Boyong Sepasang Watusi Bertanduk Bernama Jihan dan Yogi
-
Ini Daftar Rute Transjakarta yang Beroperasi Hingga Dini Hari Selama Malam Tahun Baru 2026
-
Refleksi Akhir Tahun Menag: Bukan Ajang Euforia, Saatnya Perkuat Empati dan Spirit Kebangsaan