-
Buruh gelar aksi unjuk rasa menuntut kenaikan UMP DKI menjadi Rp6 juta.
-
Massa aksi gagal bertemu Gubernur Pramono Anung karena jadwal yang padat.
-
Aspirasi buruh diterima Pemprov DKI sambil menunggu pedoman resmi dari pemerintah pusat.
Suara.com - Ratusan buruh menggelar aksi unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta pada Senin (17/11/2025), menuntut kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta menjadi Rp6 juta untuk tahun 2026. Namun, keinginan mereka untuk bertemu langsung dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, tidak terwujud.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) DKI Jakarta, Syarifudin, menjelaskan bahwa Gubernur tidak dapat menemui massa aksi karena telah memiliki jadwal kegiatan yang padat dan sudah diagendakan jauh-jauh hari.
“Tentunya Pak Gubernur sudah punya jadwal kegiatan yang sudah diagendakan sebelumnya. Ketika hari ini tidak bisa bertemu, kami harap para buruh bisa memahami itu,” ujar Syarifudin usai menemui perwakilan buruh.
Meskipun demikian, ia memastikan bahwa Pemprov DKI tetap membuka ruang dialog. Sejumlah perwakilan massa aksi telah diterima oleh beberapa pejabat, termasuk Kepala Badan Kesbangpol, Kadisnaker, dan Kasatpol PP.
“Kepala Badan Kesbangpol, Kadisnakertrans, dan Kasatpol PP sudah membuka pintu dan menerima mereka,” tuturnya.
Syarifudin menambahkan, Pemprov DKI mengapresiasi aspirasi yang disampaikan dan akan terus berkomunikasi dengan para buruh. Saat ini, pemerintah masih menunggu pedoman resmi dari Kementerian Ketenagakerjaan terkait mekanisme penetapan UMP tahun mendatang.
Ia pun meminta seluruh pihak untuk menjaga kondusivitas sambil menunggu proses pembahasan UMP di Dewan Pengupahan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Kemendagri Apresiasi Upaya Sumut Tekan Inflasi
-
Kebakaran di Jatipulo Hanguskan 60 Rumah, Kabel Sutet Putus Biang Keroknya?
-
Rekaman CCTV Detik-detik Pendopo FKIP Unsil Ambruk Viral, 16 Mahasiswa Terluka
-
Jeritan 'Bapak, Bapak!' di Tengah Longsor Cilacap: Kisah Pilu Korban Kehilangan Segalanya
-
Khawatir Komnas HAM Dihapus Lewat Revisi UU HAM, Anis Hidayah Catat 21 Pasal Krusial
-
Terjebak Sindikat, Bagaimana Suku Anak Dalam Jadi Korban di Kasus Penculikan Bilqis?
-
Buah Durian Mau Diklaim Malaysia Jadi Buah Nasional, Indonesia Merespons: Kita Rajanya!
-
Panas Adu Argumen, Irjen Aryanto Sutadi Bentak Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Jangan Sok-sokan!
-
Ikut Duduk di Sekolah, Prabowo Minta Papan Interaktif yang Bikin Siswa Semangat Belajar Jangan Rusak
-
Profil Cucun Ahmad Syamsurijal, Anggota DPR yang Sebut MBG Tidak Perlu Ahli Gizi