News / Metropolitan
Minggu, 16 November 2025 | 18:23 WIB
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo. [ANTARA/Lifia Mawaddah Putri]
Baca 10 detik
  • Pramono Anung membantah kabar yang menyebut tarif LRT Jakarta rute Velodrome–Manggarai mencapai Rp160 ribu per penumpang
  • Saat ini, LRT Jakarta baru melayani koridor Velodrome–Kelapa Gading dengan tarif Rp5.000 sekali jalan
  • Penetapan tarif, kata Pramono, merupakan kewenangan gubernur dan tidak ada pihak lain yang bisa mengumumkan angka apa pun sebelum dibahas resmi

Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung membantah kabar yang menyebut tarif LRT Jakarta rute Velodrome–Manggarai mencapai Rp160 ribu per penumpang. Ia mengatakan, angka tersebut tidak berasal dari Pemprov DKI dan sampai hari ini belum ada keputusan resmi mengenai tarif layanan fase 1B itu.

Saat ini, LRT Jakarta baru melayani koridor Velodrome–Kelapa Gading dengan tarif Rp5.000 sekali jalan. Sementara lintas Velodrome–Manggarai masih dalam tahap pembangunan dan belum siap operasional.

"Jadi, untuk LRT Jakarta yang akan beroperasi dari Velodrome sampai dengan Manggarai, itu belum diputuskan," kata Pramono di Jakarta Pusat, Minggu (16/11/2025).

Pramono menekankan simulasi yang beredar tidak bisa dianggap sebagai keputusan pemerintah.

Penetapan tarif, ujarnya, merupakan kewenangan gubernur dan tidak ada pihak lain yang bisa mengumumkan angka apa pun sebelum dibahas resmi.

“LRT enggak bisa memutuskan sendiri, yang memutuskan itu Gubernur. Maka sampai hari ini saya tidak komentar karena jadi aja belum kok sudah mau masang tarif,” tegasnya.

Menurut Pramono, pemerintah akan lebih dulu memastikan kesiapan operasi lintas baru Velodrome–Manggarai sebelum masuk ke pembahasan tarif.

Kesiapan itu mencakup uji coba layanan, integrasi antarmoda, hingga perhitungan ulang kebutuhan subsidi.

"(Operasional) Jadi dulu, baru urusan tarif nanti dibicarakan dan selalu dalam memutuskan, saya pasti memutuskan dalam rapat. Enggak pernah saya memutuskan semuanya di luar rapat," ujarnya.

Baca Juga: Heboh Pakan Satwa Ragunan Dibawa Pulang Petugas, Pramono Membantah: Harimaunya Tak Keluarin Nanti

PT LRT Jakarta turut meluruskan kabar yang membuat publik cemas tersebut. Tarif Rp160 ribu, kata perusahaan, bukanlah tarif yang akan dibayar penumpang, melainkan tarif keekonomian—biaya operasional riil tanpa subsidi pemerintah.

"Seperti yang diberitakan sebelum-sebelumnya, tarif Rp160.000 ini merupakan tarif riil (belum disubsidi Pemerintah) untuk rute yang dioperasikan LRT Jakarta saat ini (Pegangsaan Dua–Velodrome), yang mana tarif subsidi yang dinikmati masyarakat saat ini adalah Rp5.000," kata Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT LRT Jakarta, Sheila Indira Maharshi.

Sheila menjelaskan tarif keekonomian mempertimbangkan seluruh komponen biaya, mulai dari energi, pemeliharaan, hingga sumber daya manusia.

Ia menyebut tarif riil akan menurun setelah fase 1B Manggarai beroperasi karena peningkatan jumlah penumpang akan menurunkan biaya operasional per orang.

"Ketika nanti sudah mengoperasikan fase 1B (sampai dengan Manggarai) maka dengan penambahan jumlah penumpang tentu tarif riil ini akan menurun, sehingga besaran subsidi mengecil," jelasnya.

Load More